Langsung ke konten utama

Membawa Mushaf Bagi Siswi Yang Haidl



Membawa Mushaf Bagi Siswi Yang Haidl
Diskripsi masalah
Membaca dan membawa mushaf haram hukumnya atas wanita yang sedang haid. Membaca dan menulis merupakan bagian utama dari kegiatan proses belajar dan mengajar (ta’lim wat-ta’allum) di madrasah berlaku umum untuk semua murid (siswa dan sisiwi) tak terkecuali siswi yang sedang haid. materi pelajaran agama Islam yang pada umumnya memuat ayat Al-Quran menimbulkan masalah tersendiri bagi siswi yang sedang haid di saat ia membaca dan menulis karena mendapat tugas dari guru atau sedang ujian.
Pertanyaan:
a. Ketika siswi sedang haid bolehkah ia membawa buku/kitab yang sebagian isinya adalah ayat Al-Quran?
b. Wajibkah dia menolak tugas dari guru untuk membaca ayat Al-Quran?
c. Apa yang harus dia perbuat di saat dia harus menulis ayat Al-Quran karena sedang mengikuti ujian?
d. Wajibkah guru/sekolah membuat kebijakan khusus untuk siswi-siswi yang sedang haid terkait pelajaran yang melibatkan aktifitas membaca dan menulis Al-Quran?
Jawaban 3 a:
Siswi yang sedang haid membawa atau menyentuh buku pelajaran yang berisi Al-Quran diperbolehkan menurut pendapat ashoh (lebih Shahih). Adapun membawa atau menyentuh mushaf yang dijilid menjadi satu dengan selain mushaf ditafsil :
1. Boleh jika mushafnya lebih sedikit dari pada yang lain (bukan mushaf).
2. Tidak boleh jika mushafnya lebih banyak atau sama dengan yang lain.
المجموع ج 2 ص 86
(تنبيه) يحل للمحدث حدثا أكبر أن يذكر القرآن وغيرها كمواعظه واخباره واحكامه لابقصد القران كقوله عند الركوب (سبحان الذي سخرلنا …. الخ) أي مطيقين, وعند المصيبة ( انا لله وانا اليه راجعون ) وما جرى به لسانه بلا قصد فان قصد القران وحده اومع الذكر حرم وان اطلق فلا …. الى ان قال ..اما اذا قرأ شيئا لاعلى قصد القران فيجوز
“(peringatan): halal bagi orang yang berhadats besar menyebutkan ayat Al-Quran dan selainnya, seperti memberi nasehat, mengabarkan, dan menghukumi bukan dengan tujuan membaca Al-Quran. Sebagaimana ucapannya ketika naik kendaraan: (سبحان الذي سخرلنا …الخ ) dan ketika tertimpa musibah (نا لله وانا اليه راجعون ) dan apa saja yang di ucapkan lisannya tanpa bertujuan membaca Al-Quran. Apabila bertujuan membaca Al-Quran saja, atau disertai dengan tujuan berdzikir maka haram hukumnya. Bila muthlaq (tidak bertujuan apa-apa) maka tidak haram”.
Jawaban 3 c:
Siswi yang sedang haid ketika harus menulis Al-Quran harus menghindari jangan sampai menyentuh tulisannya.
فتاوى الامام النووي 21
(مسألة) هل يجوز تمكين المميز من كتابة القران فى اللوح وحمله وحمل المصحف وهو محدث اوجنب وكيف تتصور الجنابة فى حقه؟ وهل للبالغ كتابة القران وهو محدث او جنب وكذالك المرأة؟ (الجواب) يجوز تمكين الصبي المميز من ذالك وتتصور جنابته بالوطء سواء أولج او أولج فيه غيره واما البالغ من الرجال او النساء فلايجوز له كتابة القران الا ان يكتبه بحيث لايمس المكتوب فيه ولا يحمله بان يضع بين يديه في حال الكتابة.
http://www.nuprobolinggo.or.id/category/bahtsul-masail/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

DALIL TAHLILAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Masyarakat muslim Indonesia adalah mayoritas penganut madzhab Imam Syafi’i atau biasa disebut sebagai Syafi’iyah (penganut Madzhab Syafi’i). Namun, sebagain lainnya ada yang tidak bermadzhab Syafi’i. Di Indonesia, Tahlilan banyak dilakukan oleh penganut Syafi’iyah walaupun yang lainnya pun ada juga yang melakukannya. Tentunya tahlilan bukan sekedar kegiatan yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam, bahkan kalau ditelusuri dan dikaji secara lebih mendalam secara satu persatu amalan-amalan yang ada dalam tahlilan maka tidak ada yang bertentangan dengan hukum Islam, sebaliknya semuanya merupakan amalah sunnah yang diamalkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, ulama seperti walisongo dalam menyebarkan Islam sangatlah bijaksana dan lihai sehingga Islam hadir di Indonesia dengan tanpa anarkis dan frontal, salah satu buahnya sekaligus kelihaian dari para ulama walisongo adalah diperkenalkannya kegiatan tahlilan dengan sangat bijaksana.

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا