Langsung ke konten utama

HTI



Hizbut Tahrir
حِزب التحرير حزب سياسي إسلامي يدعو إلى تبني مفاهيم الإسلام وأنظمته وتثقيف الناس به والدعوة إليه والسعي جديا لإقامة دولة الخلافة الإسلامية معتمدا الفكر أداة رئيسة في التغيير. (الموسوعة الميسرة, ج 1 ص 341)
Hizbut Tahrir adalah partai politik islam yang bertujuan membangun paham-paham keislaman dan aturan-aturannya dan menyebarkannya pada orang banyak, serta berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendirikan negara dalam bentuk khilafah islamiyah. (al-Mausu’ah al-Muyassarah, jus 1 hal 341)
أسسه الشيخ تقي الدين النبهاني 1326-1297 هـ, 1908-1977 م فلسطيني, من مواليد قرية إجزم قضاء حيفا بفلسطين. تلقى تعليمه الأولى في قريته ثم التحق بالأزهر ثم دار العلوم بالقاهرة, وعاد ليعمل مدرسا فقاضيا في عدد من مدن فلسطين.
(الموسوعة الميسرة, ج 1 ص 341)
Pendiri Hizbut Tahrir ialah Syeikh Taqiyyuddin Annabhani (1297-1326 H/ 1908-1977 M) di Palestina.
(al-Mausu’ah al-muyassarah Jus 1 hal 341)
في عام 1952 م أسس حزبه وتفرغ لرئاسته ولإصدار الكتب والنشرات التي تعد في مجمعوعها المنهل الثقفي الرئيسي للحزب. تنقل بين الأردن وسوريا ولبنان إلى أن كانت وفاته في بيروت وفيها دفن
Hizbut Tahrir didirikan pada tahun 1952 M, dengan aktifitas menerbitkan buku-buku dan brosur sebagai sumber ajaran dari hizbut tahrir. Pendiri hizbut tahrir berpindah-pindah dari Yordania, Syiria, dan lebanon. Namun wafatnya Sang Pendiri itu di Bairut.

HIZBUT TAHRIR IDEOLOGI DAN AJARAN
Ø  MENGENAL HIZBUT TAHRIR
Hizbut Tahrir adalah partai politik Islam yang didirikan oleh Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani pada tahun 1952.
Hizbut Tahrir mengemban misi kembalinya Khilafah Islamiyah ke tangan kaum Muslimin
Syaikh Taqiyyuddin  al-Nabhani, pendirinya, kelahiran  desa Ijzim, Haifa, Palestina, tahun 1909, dan wafat di Beirut 1979.
Setelah menamatkan pendidikan dasarnya di daerah kelahirannya, ia melanjutkan studinya ke al-Azhar dan Darul Ulum Mesir
Ø  VISI DAN MISI HIZBUT TAHRIR

Menurut Hizbut Tahrir hadits Muslim (juz 6, hal. 17), ini menunjukkan bahwa khilafah memang harus diperjuangkan dan ditegakkan, sebagai implementasi dari hadits shahih ini
                                                                               
Abu Hazim berkata: “Aku belajar kepada Abu Hurairah selama lima tahun. Aku pernah mendengarnya menyampaikan hadits dari Nabi r yang bersabda: “Kaum Bani Israil selalu dipimpin oleh para nabi. Setiap ada nabi meninggal, maka akan diganti oleh nabi berikutnya. Sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku. Dan akan ada para khalifah yang banyak.” Mereka bertanya: “Apakah perintahmu kepada kami?” Beliau menjawab: “Penuhilah dengan membai’at yang pertama, lalu yang pertama. Penuhilah kewajiban kalian terhadap mereka, karena sesungguhnya Allah akan menanyakan mereka tentang apa yang menjadi tanggung jawab mereka
MAKNA HADITS ABU HURAIRAH t
Imam al-Nawawi: “Hadits ini merupakan mukjizat yang terang bagi Rasulullah r.”

Dalam Hadits RASULULLAH r:
UMAT ISLAM AKAN TANPA KHILAFAH
Al-Hafizh Ahmad bin al-Shiddiq al-Ghumari (Ulama Sunni), menjelaskan dalam kitabnya, Muthabaqat al-Ikhtira’at al-’Ashriyyah limaa Akhbara bihi Sayyid al-Bariyyah, hal. 43, bahwa Nabi r telah mengabarkan, “Umat Islam akan dipimpin oleh banyak penguasa (tanpa penguasa tunggal).”
Ø  ASUMSI BISYARAH NABAWIYAH TENTANG KHILAFAH NUBUWWAH
Syaikh Taqiyuddin al-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir, menjadikan hadits Hudzaifah bin al-Yaman, tentang bisyarah akan munculnya khilafah nubuwwah, sebagai dasar misi perjuangan Hizbut Tahrir tentang tegaknya Khilafah Nubuwwah dalam kitabnya al-Daulah al-Islamiyyah, hal. 3.

Hadits shahih ini (Juz 6, hal. 491), diasumsikan oleh Hizbut Tahrir sebagai bisyarah bagi khilafah yang diperjuangkan mereka.

¡  Hudzaifah berkata: “Sesungguhnya Nabi r bersabda: “Kenabian akan menyertai kalian selama Allah menghendakinya, kemudian Allah I mengangkat kenabian itu bila menghendakinya. Kemudian akan datang khilafah sesuai dengan jalan kenabian dalam waktu Allah menghendakinya. Kemudian Allah mengangkatnya apabila menghendakinya. Kemudian akan datang kerajaan yang menggigit dalam waktu yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya apabila menghendakinya. Kemudian akan datang khilafah sesuai dengan jalan kenabian. Lalu Nabi r diam.
Ø  Makna Hadits Hudzaifah Menurut HT
¡  Menurut Hizbut Tahrir, hadits Hudzaifah di atas telah membagi kepemimpinan umat Islam pada 5 fase.
¡  Pertama, fase kenabian yang dipimpin langsung oleh Nabi r.
¡  Kedua, fase khilafah yang sesuai dengan minhaj al-nubuwwah yang dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin.
¡  Ketiga dan keempat fase kerajaan yang diktator dan otoriter.
¡  Kelima, fase khilafah al-nubuwwah yang sedang dinanti-natikan oleh Hizbut Tahrir.
Ø  ASUMSI HT TIDAK BENAR
¡  Asumsi Hizbut Tahrir tentang hadits, adalah tidak benar.
¡  Karena menurut semua ulama, yang dimaksud dengan bisyarah khilafah al-nubuwwah pada fase kelima dalam hadits di atas adalah khilafahnya Umar bin Abdul Aziz
¡  Di antara ulama tersebut 1) al-Imam Ahmad bin Hanbal, 2) Abu Bakar al-Bazzar, 3) Abu Dawud al-Thayalisi, 4) Abu Nu’aim al-Ashfihani, 5) al-Hafizh al-Baihaqi, 6) al-Hafizh Ibn Rajab al-Hanbali, 7) al-Hafizh Jalaluddin al-Suyuthi, dan 8) Syaikh Yusuf bin Isma’il al-Nabhani (kakek Taqiyyuddin al-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir)
Ø  ULAMA AHLI HADITS: sepakat MAKSUDNYA, UMAR BIN ABDUL AZIZ
Al-Imam al-Hafizh Abu Bakar Ahmad bin al-Husain al-Baihaqi, berkata dalam kitabnya, Dalail al-Nubuwwah wa Ma’rifat Ahwal Shahib al-Syari’ah, juz 6, hal. 491, bahwa maksud khilafah al-nubuwwah dalam hadits Hudzaifah adalah Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Ø  SYAIKH YUSUF BIN ISMAIL AL-NABHANI,  KAKEK PENDIRI HIZBUT TAHRIR
Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani al-Asy’ari al-Syafi’i, ulama Sunni, kakek Syaikh Taqiyyudin al-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir, menyebutkan dalam kitabnya, Hujjatullah ‘ala al-’Alamin fi Mu’jizat Sayyid al-Mursalin, hal. 527, bahwa yang dimaksud dengan khilafah al-nubuwwah dalam hadits Hudzaifah tersebut adalah khilafahnya Umar bin Abdul Aziz.
Ø  AYAT AL-QURAN DAN HADITS TENTANG KEJAYAAN ISLAM DI DUNIA

Ø  MENGAPA HT MEMPERJUANGKAN KHILAFAH?
 KARENA ADA HADITS TENTANG KEJAYAAN ISLAM DI DUNIA

Tamim al-Dari berkata: Aku mendengar Rasulullah r bersabda: Sungguh agama ini akan sampai ke negeri-negeri yang dicapai oleh waktu siang dan malam. Allah tidak akan membiarkan rumah di kota-kota dan di desa-desa kecuali akan dimasuki oleh agama ini, dengan kemuliaan orang yang mulia dan kehinaan yang hina. Kemuliaan dimana Allah memuliakan Islam dan kehinaan dimana Allah menghinakan kekufuran.
Ø  PENDAPAT ULAMA SALAF:
KEJAYAAN ISLAM MENGUASAI SELURUH DUNIA KETIKA NABI ISA u TURUN
Al-Imam Ibn Jarir al-Thabari meriwayatkan dalam Tafsir-nya Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil Ayi al-Qur’an, juz 21 hal. 188, dari Imam Mujahid, bahwa kejayaan Islam atas seluruh agama dan seluruh dunia terjadi ketika Nabi Isa u turun ke dunia.

Al-Imam Ibn Jarir al-Thabari, meriwayatkan dalam tafsirnya, juz 11, hal. 423, dari ulama salaf, bahwa kejayaan Islam mengalahkan seluruh agama di dunia akan terjadi ketika Nabi Isa  u turun ke bumi menjelang hari kiamat.
Al-Imam al-Hafizh Jalaluddin al-Suyuthi meriwayatkan dalam kitabnya al-Durr al-Mantsur fi al-Tafsir bil-Ma’tsur, juz 7 hal. 326, dari ulama salaf (sahabat dan tabi’in), bahwa kejayaan Islam akan terjadi ketika Nabi Isa u turun ke dunia.
Ø  DARI MANA PERJUANGAN DIMULAI?
Menurut hizbut tahrir
Perjuangan harus dimulai dari merebut kekuasaan, kemudian merubah sistem kenegaraan dari sekuler menjadi khilafah, kemudian memperbaiki masyarakat melalui mesin kekuasaan
SEDANG Menurut para ulama
Perjuangan dimulai dari masyarakat, dengan menyebarkan pendidikan keagamaan, baik secara ilmiah maupun amaliyah, sehingga terbentuk kesalehan individu yang akan menciptakan kesalehan sosial.
Ø  MENGAPA SISTEM RUSAK?
Rusaknya sistem akibat rusaknya masyarakat
“Dan Demikianlah kami jadikan sebagian orang-orang yang zalim itu menjadi pemimpin bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan”. (QS. al-An'am : 129).

IMAM AL-RAZI:
MENAFSIRKAN AYAT 129 SURAT AL-AN’AM

Al-Imam Fakhruddin al-Razi, pakar tafsir, berkata dalam tafsirnya, al-Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib, juz 13, hal. 204, bahwa tampilnya seorang pemimpin yang zalim adalah akibat kezaliman yang dilakukan oleh rakyat
Ø  SEORANG PEMIMPIN, GAMBARAN DARI MASYARAKATNYA
Apabila kalian bertakwa kepada Allah dan takut pada siksa-Nya, maka Allah akan mengangkat orang yang takut kepada-Nya bagi kalin. Jika tidak, maka pemimpin kalian akan seperti kalian juga.
Ø  PENDAPAT ULAMA SUNNI:
TIDAK BOLEH MENGGULINGKAN PEMERINTAH
Al-Imam Abu Ja’far al-Thahawi (Ulama Sunni) berkata dalam al-’Aqidah al-Thahawiyyah, “bahwa Ahlussunnah Wal-Jama’ah tidak memiliki konsep menggulingkan pemerintahan yang sah, meskipun mereka telah berbuat kezaliman.”
Ø  MENURUT TAQIYYUDDIN AL-NABHANI:
PERBUATAN MANUSIA & QADHA’ ALLAH / Perbuatan Manusia Tidak Ada Hubungannya Dengan Qadha’ dan Qadar Allah

Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir, dengan mengadopsi dari Mu’tazilah, menegaskan dalam kitabnya, al-Syakhshiyyat al-Islamiyyah, juz 1, hal. 71 dan 72, bahwa perbuatan manusia tidak ada kaitannya dengan keputusan Allah I.
MENURUT ULAMA SUNNI:
SEMUA PERBUATAN MANUSIA CIPTAAN ALLAH



Al-Imam al-Hafizh al-Kabir Abu Bakar Ahmad bin al-Husain al-Baihaqi, w. 458 H, berkata dalam kitabnya, al-I’tiqad ‘ala Sadzhab al-Salaf Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, hal. 53-54, bahwa semua perbuatan manusia adalah ciptaan Allah dan terjadi sesuai dengan keputusan Allah.
“Pemberi nikmat yang banyak itu adalah Allah,  Penguasa urusan kalian, Pencipta segala sesuatu.”
PENGINGKARAN TA’WIL NASH MUTASYABIH

Menurut Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir, berkata dalam al-Syakhshiyyat al-Islamiyyah, juz 1, hal. 53, bahwa “Ta’wil pertama kali dilakukan oleh kalangan teolog, bukan ulama salaf”.
MENURUT IMAM SYAUKANI: TA’WIL DILAKUKAN ULAMA SALAF
Al-Imam al-Syaukani (Ulama Syiah Zaidiyah), berkata dalam kitabnya Irsyad al-Fuhul, mengutip dari al-Imam al-Zarkasyi (Ulama Sunni) dalam al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an, bahwa ta’wil terhadap nushush mutasyabihat dilakukan oleh ulama salaf.


Ø  HIZBUT TAHRIR MENISBATKAN KEJELEKAN KEPADA ALLAH
Taqiyyuddin al-Nabhani berkata dalam kitabnya, al-Syakhshiyyat al-Islamiyyah, juz 1, hal. 43, bahwa yang dimaksud, “Qadar dalam hadits Jibril adalah ilmu Allah”. Dengan demikian berarti al-Nabhani menisbatkan keburukan kepada Allah.
PADAHAL TIDAK BOLEH MENISBATKAN KEJELEKAN KEPADA ALLAH
                 Syaikh Abdullah al-Harari (Ulama Sunni), berkata dalam kitabnya, al-Syarh al-Qawim ‘ala al-Shirath al-Mustaqim, hal. 228, bahwa “Maksud Qadar dalam hadits Jibril adalah al-Maqdur (sesuatu yang diputuskan Allah) atau Makhluk, yang boleh dilabel sifa baik dan buruk.”
Syaikh Nawawi Banten, berkata dalam kitabnya Kasyifat al-Saja Syarh Safinah al-Naja, hal. 12, “Tidak boleh menisbatkan kejelekan kepada Allah.”
Ø  MENURUT HIZBUT TAHRIR: NABI TIDAK MA’SHUM SEBELUM JADI NABI
Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani berkata dalam kitab al-Syakhshiyyat al-Islamiyyah, juz 1, hal. 132, bahwa “Para nabi dan rasul itu ma’shum setelah menjadi nabi dan rasul. Sedangkan sebelum menjadi nabi dan rasul, mereka tidak ma’shum.”
MENURUT ULAMA SUNNI:
PARA NABI MA’SHUM SELAMANYA
Al-Imam Muhammad al-Dasuqi (Ulama Sunni), berkata dalam kitabnya, Hasyiyah ‘ala Ummi al-Barahin, hal. 163, “Para nabi itu terjaga dari dosa besar dan kecil, sengaja dan tidak sengaja, sebelum dan sesudah menjadi nabi.”
Ø  HIZBUT TAHRIR:  MELECEHKAN SELURUH UMAT ISLAM






Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani berkata dalam kitab al-Syakhshiyyat al-Islamiyyah, juz 1, hal. 70 bahwa “Kaum Muslimin telah berpaling dari al-Qur’an dan hadits serta pemahaman sahabat sekian lamanya.”
Ø  PANDANGAN HIZBUT TAHRIR: TEORI QADHA’ QADAR MENGADOPSI DARI FILOSOF YUNANI
Taqiyuddin al-Nabhani: “Semua persoalan ilmu kalam, diadopsi dari dari para filosof Yunani, termasuk masalah qadha’ dan qadar”.


Ø  MENURUT AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH:
KONSEP QADHA’ QADAR DIAMBIL DARI AL-QUR’AN DAN HADITS
Al-Imam al-Sya’rani dalam Mukhtashar al-I’tiqad lil-Baihaqi hal. 231, menegaskan bahwa konsep qadha’ dan qadar diambil dari al-Qur’an dan Hadits, bukan dari filosof Yunani.
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيْرًا ]سورة الفرقان:2[
Dan Dia telah menciptakaan segala sesuatu dan Dia menetapkann ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
وَاللهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَ  ]سورة الصافات: 96[
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kau perbuat
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَهُ بِقَدَرٍ  ]سورة القمر: 49[
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu  menurut ukuran
فَمَنْ يَّهْدِى مَنْ أَضَلَّ اللهُ  (سورة الروم: 29)
Maka siapakah yang akan memberi petunjuk orang-orang yang telah disesatkan Allah?
إِنَّكَ لاَ تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللهَ يَهْدِى مَنْ يَّشَآءُ  (سورة القصص: 56)
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat member petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah member petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتُهُم  وَأَبْصَارُهُمْ  (سورة الانعام: 110)
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: فَأَخْبَرْنِيْ عَنِ اْلإِيْمَانِ؟ قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ, قَالَ: صَدَقْتَ
Dari Umar bin Khattab RA berkata: (laki-laki itu  bertanya lagi) “Beritahukanlah aku tentang iman”. Nabi SAW menjawab “Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kiamat dan qadar (ketentuan) Allah yang baik dan yang buruk”. Laki-laki itu menjawab, “kamu benar”.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ للهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ, قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَكْثَرُ مَنْ يَمُوْتُ مِنْ أُمَّتِيْ بَعْدَ كِتَابِ اللهِ وَقَضَائِهِ وَقَدْرِهِ بِاْلأَنْفُسِ (رواه البزار وأبو داود الطيالسي(
Dari Jabir bin Abdullah RA Rasulullah SAW bersabda: Kebanyakan umatku yang mati selain karena sudah ketetapan Allah dengan Qadha’ dan Qadar-Nya itu karena penyakit ain (HR. Bazar dan Abu Daud Al-Thayalisi)
 وهذا الحديث حسن إسناده الحافظ ابن حجر العسقلاني في فتح البارى   10/204 مجمع الزوائد ج 5, ص 106 قال الهيثمي : رواه البزار ورجاله رجال الصحيح خلا طالب بن حبيب بن عمرو وهو ثقة)
َالَ اْلإِمَامُ اْلاَسْفِرَيِنِيْ وَاِمَامُ الْحَرَمَيْنِ اَلْعَبْدُ فَاعِلٌ لِفِعْلِهِ حَقِيْقَةً وَلَهُ قُدْرَةٌ وَإِخْتِيَارٌ وَقُدْرَتُهُ مَؤَثِّرَةٌ فِيْ مَقْدُوْرِهَا كَمَا تَعَثَّرُ الْقُوَىَ الطَّبَا ئِع وَلاَسَبَابِ كَمَا دَلَّ ذَلِكَ الشَّرْعُ وَالْعَقْلُ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَآءَ فَاَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاَحْيَا بِهِ اْلاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا, وَيَهْدِيْ بِهِ كَثِيْرًا
Kata Imam Al-Asfirayini dan Imam Al-Haramain: Seorang hamba mengerjakan perbuatannya sendiri secara hakiki . Dan dia mempunyai kemampuan dan ikhtiyar. Dan kemampuannya itu berpengaruh sesuai dengan kapasitasnya sebagaimana kekuatan alam dan sebab musababnya. Hal tersebut sejalan dengan petunjuk syari’at dan akal.

Ø  PANDANGAN HIZBUT TAHRIR: HIDAYAH DAN DHALAL ITU PERBUATAN MANUSIA, BUKAN DARI ALLAH





Taqiyuddin an-Nabhani: “Hidayah (petunjuk) dan dhalal (kesesatan) itu perbuatan manusia, bukan perbuatan Allah.”
Ø  PANDANGAN AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH:
HIDAYAH DAN DHALAL ITU DARI ALLAH, BERDASARKAN AL-QUR’AN & HADITS
“Sesungguhnya kamu tidak dapat memberikan hidayah kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah akan memberikan petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki.”




                  Rasulullah r: “Tidak ada yang dapat menunjukkan pada orang yang Engkau sesatkan, dan tidak ada yang dapat menyesarkan pada orang yang Engkau tunjukkan.”
PERINGATAN RASULULLAH r TENTANG QADARIYAH
Rasulullah r: “Aliran Qadariyah dan Murji’ah adalah penganut Majusi dari umat (Islam) ini, apabila mereka sakit, janganlah menjenguk dan apabila meninggal, jangan menyaksikan.”
HIZBUT TAHRIR:
EKSTREM DALAM MENYIKAPI KHILAFAH
Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani berkata dalam kitab al-Syakhshiyyat al-Islamiyyah, juz 2, hal. 19 bahwa “Bengpangku tangan dari menegakkan khilafah termasuk dosa terbesar, dan menghentikan eksistensi Islam dalam ranah kehidupan. Semua kaum Muslim dosa besar karenanya.”
MENURUT ULAMA SUNNI:  KAJIAN KHILAFAH TIDAK PENTING
Al-Imam Hujjatul Islam al-Ghazali berkata dalam al-Iqtishad fi al-I’tiqad, hal. 200, “Kajian tentang khilafah tidak penting, dan lebih selamat tidak mengkajinya.”
عن سفينة قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : (الخِلَافَةُ بَعْدِي ثَلَاثُوْنَ سَنَةً ثُمَّ تَكُوْنُ مُلُكًا) قَالَ : أمسك خلافة أبي بكر رضي الله عنه سنتين و عمر رضي الله عنه عشرا و عثمان رضي الله عنه اثنتي عشرة و علي رضي الله عنه ستا (صحيح ابن حبان - (ج 15 / ص 392)
Khilafah itu hanya 30 tahun, kemudian kerajaan, kata Safinah: Khilafah Abu Bakar 2 tahun, Khilafah Sayyidina Umar 10 tahun, dan Sayyidina Utsman 12 tahun, Khilafah Sayyidina Ali 6 tahun  (HR. Ibn Hibban, [15/392])
Imam al-Haramain berkata dalam kitabnya Ghiyats al-Umam fi Iltiyats al-Zhulam, hal. 55, “Mengangkat pemimpin itu wajib ketika kita mampu.”
Setiap yang berubah itu baru
وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ (75) فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآَفِلِينَ (76) فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77) فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ [الأنعام/75-78]
75. Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang-orang yang yakin.
76. Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam”.
77. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”.  Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: “Sesungguhnya jika tuhanku tidak memberi petunjuk  kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat”.
78. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini lebih besar”, maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”. (QS. Al-An’am: 75-78)
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ  [البقرة/164]
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sesungguhnya (terdapat) tanda-tanda (ke-Esaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al-Baqarah: 164)
PETUNJUK RASULULLAH r KETIKA UMAT ISLAM TANPA KHILAFAH TUNGGAL
Hudzaifah bin al-Yaman t: “Manusia selalu bertanya kepada Rasulullah r tentang kebaikan. Aku selalu bertanya tentang keburukan, aku khawatir menututinya. Aku bertkata: “Ya Rasulullah, dulu kami hidup dalam jahiliah dan keburukan, lalu Allah memberikan kebaikan kepada kami. Apakah setelah kebaikan ini ada keburukan?” “Ya.” “Apakah setelah keburukan itu ada kebaikan.” “Ya, tetapi ada keruhnya.” “Apa keruhnya?” “ Kaum yang tidak mengikuti jejakku, kamu mengenal mereka dan menginkari.” “Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan?” “Ya, para pengajak di pintu-pintu Jahanam. Barang siapa yang menerima ajakan mereka, maka akan dilempar ke dalamnya.” “Ya Rasulullah, terangkan sifat mereka kepada kami.” “Secara lahiriah mereka dari golongan kita dan berbicara dengan bahasa kita.” “Apa perintahmu kepadaku jika aku menututinya?” “Ikuti jamaah kaum Muslimin dan imamnya.” “Jika mereka tidak lagi berjamaah dan tidak memiliki imam?” “Jauhi aliran-aliran itu seluruhnya, meskipun kamu harus menggigit akar pohon, sampai kamu mati dengannya.”
PETUNJUK RASULULLAH r KETIKA UMAT ISLAM TANPA KHILAFAH TUNGGAL
Al-Baidhawi berkata: “Apabila khalifah di bumi tidak ada, maka lakukanlah uzlah (menyendiri) dan sabar menghadapi beratnya kehidupan”.
Ketika umat Islam tidak memiliki pemimpin tunggal, lalu manusia terpecah menjadi banyak golongan, janganlah mengikuti siapa pun dari mereka, akan tetapi jauhi mereka semua, khawatir terjerumus dalam keburukan
Rasulullah r: “Apabila kamu melihat kikir yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dunia yang didahulukan, masing-masing mengagumi pendapatnya sendiri, maka urusilah dirimu sendiri, biarkan orang lain.
PETUNJUK RASULULLAH r BAGI UMAT ISLAM DI AKHIR ZAMAN
Kalian hidup pada satu masa, di mana ulamanya banyak tetapi penceramahnya sedikit, peminta-mintanya sedikit tetapi pemberinya banyak. Beribadah pada zaman ini lebih baik dari pada aktivitas keilmuan. Akan datang pada manusia satu masa, ulamanya sedikit, tetapi penceramahnya banyak, pemberinya sedikit, tetapi peminta-mintanya banyak, aktivitas keilmuan pada masa tersebut lebih baik dari pada beribadah.
KATA HIZBUT TAHRIR:  AYO JADI MUJTAHID SEMUA!!!
Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani berkata dalam kitab al-Tafkir, hal. 149 bahwa “Siapa saja mampu berijtihad.”
PENDAPAT ULAMA SUNNI: IJTIHAD TELAH TERPUTUS
Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani, Ulama Sunni dan kakek pendidi Hizbut Tahrir berkata dalam kitabnya Hujjatullah ‘ala al-’Alamin, hal. 773, bahwa “Ijtihad telah terputus sejak ratusan tahun yang lalu.”
MUJTAHID SEKARANG GADUNGAN
Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani, berkata dalam kitabnya Hujjatullah ‘ala al-’Alamin, hal. 775, bahwa “Yang mengaku mujtahid sekarang ini tidak punya akal, dan tidak tahu malu.”
====
PENDAPAT HIZBUT TAHRIR: BOLEH JABAT TANGAN WANITA
Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani, pendidi Hizbut Tahrir, berkata dalam kitab al-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam, hal. 57 bahwa “laki-laki boleh menyalami perempuan dan sebaliknya tanpa tabir antara keduanya.”
PADAHAL RASULULLAH r TIDAK PERNAH MENJABAT TANGAN WANITA
Dalam Shahih al-Bukhari, (lihat Fath al-Bari, juz 5, hal. 368), dijelaskan bahwa Rasulullah r  tidak pernah menjabat tangan wanita dalam pembai’atan. Menurut Hizbut Tahrir, Nabi r menjabat tangan wanita dalam pembai’atan.
Dalam Shahih Muslim, juz 8, hal. 52, Rasulullah r bersabda, “Zina tangan adalah menyentuh”.
Dalam al-Mu’jam al-Kabir, juz 20, hal. 212, diriwayatkan bahwa Rasulullah r bersabda, “Lebih baik kepala ditusuk dengan paku daripada menyentuh  wanita yang tidak halal.”
Ø  HT MENGINGKARI SIKSA KUBUR
Syaikh Umar Bakri (Ulama Hizbut Tahrir) mengatakan:
Aku mendorong kalian untuk mempercayai adanya siksa kubur dan Imam Mahdi, namun barang siapa yang beriman kepada hal tersebut, maka ia berdosa.
Pengingkaran Hizbut Tahrir terhadap adanya siksa kubur juga dijelaskan dalam buku al-Dausiyyah, kumpulan fatwa-fatwa Hizbut Tahrir ketika menjelaskan hadits yang menyebutkan tentang siksa kubur. Menurut buku tersebut, meyakini siksa kubur yang terdapat dalam hadits tersebut adalah haram, karena haditsnya berupa hadits ahad, akan tetapi boleh membenarkannya. Bahkan salah seorang tokoh Hizbut Tahrir, yaitu Syaikh Umar Bakri pernah mengatakan:
"Aku mendorong kalian untuk mempercayai adanya siksa kubur dan Imam Mahdi, namun barang siapa yang beriman kepada hal tersebut, maka ia berdosa."
(Jawwad Bahr al-Natsyah, Qira'at fi Fikr Hizb al-Tahrir al-Islami, (alnatshi_2007@hotmail.com), hlm. 93).
Ulama Ahlussunnah wal-jamaah meyakini adzab kubur bagi pendosa
عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازَبٍ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ (يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ) قَالَ نُزِلَتْ فِي عَذَابِ الْقَبْرِ فَيُقَالُ لَهُ مَنْ رَبَّكَ فَيَقُوْلُ رَبِّيَ اللهُ وَنَبِيِّي مُحَمَّدٌ (رواه مسلم 5117).
Dari Sahabat al-Barra’ bin Azib, nabi bersabda, "Allah berfirman, "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu". (QS.Ibrahim: 27). Nabi bersabda, "Ayat ini turun mengenai azab kubur. Orang yang dikubur itu ditanya, "siapa Rabb (Tuhan)mu?" Lalu dia menjawab, "Allah Rabbku, dan Muhammad Nabiku." (HR. Muslim, 5117).
Al-Imam Abdul Qahir al-Baghdadi berkata dalam kitabnya, al-Farqu Bayna al-Firaq, hal. 348, bahwa orang yang tidak mengimani adanya siksa kubur akan disiksa di alam kubur.
KATA HIZBUT TAHRIR: BOLEH CIUM WANITA LAIN
السُّؤَالُ: مَا حُكْمُ الْقُبْلَةِ بِشَهْوَةٍ مَعَ الدَّلِيْلِ؟ الْجَوَابُ: ... قَدْ فُهِمَ مِنْ مَجْمُوْعِ اْلأَجْوِبَةِ الْمَذْكُوْرَةِ أَنَّ الْقُبْلَةَ بِشَهْوَةٍ مُبَاحَةٌ وَلَيْسَتْ حَرَامًا... لِذَلِكَ نُصَارِحُ النَّاسَ بِأَنَّ التَّقْبِيْلَ مِنْ حَيْثُ هُوَ تَقْبِيْلٌ لَيْسَ بِحَرَامٍ لأَنَّهُ مُبَاحٌ لِدُخُوْلِهِ تَحْتَ عُمُوْمَاتِ اْلأَدِلَّةِ الْمُبِيْحَةِ لأَفْعَالِ اْلإِنْسَانِ الْعَادِيَةِ، فَالْمَشْيُ وَالْغَمْزُ وَالْمَصُّ وَتَحْرِيْكُ اْلأَنْفِ وَالتَّقْبِيْلُ وَزَمُّ الشَّفَتَيْنِ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ مِنَ اْلأَفْعَالِ الَّتِيْ تَدْخُلُ تَحْتَ عُمُوْمَاتِ اْلأَدِلَّةِ...فَالصُّوْرَةُ الْعَادِيَةُ لَيْسَتْ حَرَامًا، بَلْ هِيَ مِنَ الْمُبَاحَاتِ، وَلَكِنْ الدَّوْلَةُ تَمْنَعُ تَدَاوُلَهَا...وَتَقْبِيْلُ رَجُلٍ لاِمْرَأَةٍ فِي الشَّارِعِ سَوَاٌء كَانَ بِشَهْوَةٍ أَمْ بِغَيْرِ شَهْوَةٍ فَإِنَّ الدَّوْلَةَ تَمْنَعُهُ فِي الْحَيَاةِ الْعَامَّةِ...فَالدَّوْلَةُ فِي الْحَيَاةِ الْعَامَّةِ قَدْ تَمْنَعُ الْمُبَاحَاتِ...فَمِنَ الرِّجَالِ مَنْ يَلْمَسُ ثَوْبَ الْمَرْأَةَ بِشَهْوَةٍ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْظُرُ إِلَى حِذَائِهَا بِشَهْوَةٍ، وَيَسْمَعُ صَوْتَهَا مِنَ الرَّادِيُو بِشَهوْةَ،ٍ وَتَتَحَرَّكُ فِيْهِ غَرِيْزَةُ الْجِنْسِ عَلىَ وَجْهٍ يُحَرِّكُ ذَكَرَهُ مِنْ سَمَاعِ صَوْتِهَا مُبَاشَرَةً، أَوْ مِنَ الْغِنَاءِ، أَوْ مِنْ قِرَاءَةِ إِعْلاَنَاتِ الدِّعَايَةِ أَوْ مِنْ وُصُوْلِ رِسَالَةٍ مِنْهَا، أَوْ نَقْلٍ لَهُ مِنْهَا مَعَ غَيْرِهَا...فَهَذِهِ أَفْعَالٌ بِشَهْوَةٍ كُلُّهَا تَتَعَلَّقُ بِالْمَرْأَةٍ، وَهِيَ مُبَاحَةٌ لِدُخُوْلِهَا تَحْتَ أَدِلَّةِ اْلإِبَاحَةِ. اهـ.
  Soal: Bagaimana hukum ciuman dengan syahwat beserta dalilnya?
  Jawab: Dapat dipahami dari kumpulan jawaban yang lalu bahwa ciuman dengan syahwat adalah perkara yang mubah dan tidak haram... karena itu kita berterus terang kepada masyarakat bahwa mencium dilihat dari segi ciuman saja bukanlah perkara yang haram, karena ciuman tersebut mubah sebab ia masuk dalam keumuman dalil-dalil yang membolehkan perbuatan manusia yang biasa, maka perbuatan berjalan, menyentuh, mengecup dua bibir dan yang semacamnya tergolong dalam perbuatan yang masuk dalam keumuman dalil... makanya status hukum gambar (seperti gambar wanita telanjang) yang biasa tidaklah haram tetapi tergolong hal yang mubah tetapi negara kadang melarang beredarnya gambar seperti itu. Karena negara bisa saja melarang dalam pergaulan dan kehidupan umum beberapa hal yang sebenarnya mubah ... di antara lelaki ada yang menyentuh baju perempuan dengan syahwat. sebagian ada yang melihat sandal perempuan dengan syahwat atau mendengar suara perempuan dari radio dengan syahwat lalu nafsunya bergejolak sehingga dzakarnya bergerak dengan sebab mendengar suaranya secara langsung atau dari nyanyian, atau dari suara-suara iklan atau dengan sampainya surat darinya ... maka perbuatan-perbuatan itu seluruhnya disertai dengan syahwat dan semuanya berkaitan dengan perempuan. Kesemuanya itu boleh, karena masuk dalam keumuman dalil yang membolehkannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

DALIL TAHLILAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Masyarakat muslim Indonesia adalah mayoritas penganut madzhab Imam Syafi’i atau biasa disebut sebagai Syafi’iyah (penganut Madzhab Syafi’i). Namun, sebagain lainnya ada yang tidak bermadzhab Syafi’i. Di Indonesia, Tahlilan banyak dilakukan oleh penganut Syafi’iyah walaupun yang lainnya pun ada juga yang melakukannya. Tentunya tahlilan bukan sekedar kegiatan yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam, bahkan kalau ditelusuri dan dikaji secara lebih mendalam secara satu persatu amalan-amalan yang ada dalam tahlilan maka tidak ada yang bertentangan dengan hukum Islam, sebaliknya semuanya merupakan amalah sunnah yang diamalkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, ulama seperti walisongo dalam menyebarkan Islam sangatlah bijaksana dan lihai sehingga Islam hadir di Indonesia dengan tanpa anarkis dan frontal, salah satu buahnya sekaligus kelihaian dari para ulama walisongo adalah diperkenalkannya kegiatan tahlilan dengan sangat bijaksana.

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا