Rumusan ke-14
Assalamu alaikum Wr.Wb....
Nama saya MUNIF asal sumenep madura..
Mohon tanyak kyai..
Ada sebagian kyai yg menarangkan soal bacaan kalimat tauhid, surah al ikhlas sebelum mayit di kuburkan, katanya tidak boleh bahkan sampai mengharamkan, mengganggu pada si mayyit...
Pertanyaannya apa benar qaul si kyai itu, atau ada penjelasan di kitab² lain...?
Sekian dan terimah kasih sebelumnya
Akhiran, Wassalamu alaikum Warahmatullaahi wabarokatuh..
Jawaban
Hukum melantunkan kalimat Tahlil atau Dzikir2 yang lain diperbolehkan. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya perkataan duniawi yang justru bisa menjerumuskan kedalam ghibah.
*Ibarot*
ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ , ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻢْ ﻧَﻜُﻦْ ﻧَﺴْﻤَﻊُ ﻣِﻦْ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ , ﻭَﻫُﻮَ ﻳَﻤْﺸِﻲ ﺧَﻠْﻒَ ﺍﻟْﺠَﻨَﺎﺯَﺓِ , ﺇِﻟَّﺎ ﻗَﻮْﻝُ : ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪ , ﻣُﺒْﺪِﻳًّﺎ , ﻭَﺭَﺍﺟِﻌًﺎ . ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﺑﻦ ﻋﺪﻯ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺎﻣﻞ . ( ﻧﺼﺐ ﺍﻟﺮﺍﻳﺔ ﻓﻲ ﺗﺨﺮﻳﺞ ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﻬﺪﺍﻳﺔ , /2 212 )
Dari Ibn Umar RA ia berkata, “Kami Tidak pernah terdengar dari Rasulullah SAW ketika beliau mengantarkan jenazah kecuali ucapan: La Ilaaha Illallah, pada waktu berangkat dan pulangnya” (Mizan al-I’tidal fi Naqd al-Rijal, juz II, hal. 572).*ﺗﻨﻮﻳﺮ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﺹ ٢١٣*
ﻭَﻳُﺴَﻦُّ ﺍﻟْﻤَﺸْﻲُ ﺍَﻣَﺎﻣَﻬَﺎ ﻭَﻗُﺮْﺑَﻬَﺎ ﻭَﺍْﻻِﺳْﺮَﺍﻉُ ﺑِﻬَﺎ ﻭَﺍﻟﺘَّﻔَﻜُّﺮُ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ﻭَﻣﺎَﺑَﻌْﺪَﻩُ . ﻭَﻛُﺮِﻩَ ﺍﻟﻠُّﻐَﻂُ ﻭَﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚُ ﻓِﻲْ ﺍُﻣُﻮْﺭِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺭَﻓْﻊِ ﺍﻟﺼَّﻮْﺕِ ﺍِﻻَّ ﺑِﺎﻟْﻘُﺮْﺃَﻥِ ﻭَﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﻭَﺍﻟﺼَّﻼَﺕِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻼَ ﺑَﺄْْﺱَ ﺑِﻪِ ﺍْﻻَﻥَ ﻟِﺄَﻧَّﻪُ ﺷِﻌَﺎﺭٌ ﻟِﻠْﻤَﻴِّﺖِ .
_Para pengantar jenazah yang berjalan kaki disunnahkan berjalan di depan keranda atau di dekatnya sambil berjalan cepat dan berfikir tentang dan sesudah mati. Tetapi tidak disunnahkan bagi para pengantar jenazah untuk gaduh, bercakap-cakap urusan dunia, apalagi dengan suara keras, kecuali melantunkan ayat-ayat al-Qur’an, membaca dzikir, atau shalawat kepada nbi karena hal ini menambah syi’ar bagi si mayit_*الفتوحات الربانية على أذكار النواوية ج ٤ ص ١٨٣*
وَقَدْ جَرَّتْ اَلْعَادَةُ فِىْ بَلَدِناَ زَبِيْدٍ بِالْجَهْرِ باِلذِّكْرِ اَماَمَ الْجَناَزَةِ بِمَحْضَرٍ مِنَ اْلعُلَمَاءِ وَاْلفُقَهَاءِ وَالصُّلَحَاءِ وَقَدْ عَمَّتْ اَلْبَلْوَى بِمَا شَاهِدْناَهُ مِنْ اِشْتِغَالٍ غاَلِبٍ الْمُشَيِّعِيْنَ بِالْحَدِيْثِ اَلدُّنْيَوِيِّ وَرُبَّمَا اَدَاهُمْ ذَلِكَ اِلَى الْغِيْبَةِ اَوْ غَيْرِهَا مِنَ اْلكَلاَمِ اَلْمُحَرَّمَةِ *فَالَّذِيْ اِخْتَارَهُ اِنَّ شُغْلَ اِسْمَاعِهِمْ بِالذِّكْرِ اَلْمُؤَدِّيْ اِلَى تَرْكِ اْلكَلاَمِ وَتَقْلِيْلِهِ اَوْلَى مِنِ اسْتِرْسَالِهِمْ فِى اْلكَلاَمِ الدُّنْيَوِيِّ اِرْتِكَاباً بِأَخَّفِ الْمَفْسَدَتَيْنِ* . كَماَ هُوَ الْقَاعِدَةُ الشَّرْعِيَّةُ وَسَوَاءٌ اَلذِّكْرُ وَالتَّهْلِيْلُ وَغَيْرُهَا مِنْ اَنْوَاعِ الذِّكْرِ وَاللهُ اَعْلَمُ
_Telah menjadi tradisi di daerah kami Zabith untuk mengeraskan dzikir di hadapan jenazah (ketika mengantar ke kuburan). Dan itu dilakukan di hadapan para ulama’, ahli fiqih dan orang-orang saleh. Dan sudah menjadi kebiasaan buruk yang telah kita ketahui, bahwa ketika mengantarkan jenazah, orang-orang sibuk dengan perbincangan masalah-masalah duniawi, dan tidak jarang perbincangan itu menjerumuskan mereka ke dalam ghibah atau perkataan lain yang diharamkan. Adapun hal yang terbaik adalah mendengarkan dzikir yang menyebabkan mereka tidak berbicara atau meminimalisir pembicaraan adalah lebih utama dari pada membiarkan mereka bebas membicarakan masalah-masalah duniawi. Ini sesuai dengan prinsip memilih yang lebih kecil mafsadahnya, yang merupakan salah satu kaidah syar’iyah. Tidak ada bedanya apakah yang dibaca itu dzikir, tahlil ataupun yang lainnya, WaAllahu a’lam_
Komentar
Posting Komentar
Harap berkomentar yang baik