Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Pembacaan Ayat-ayat Suci Al Qur’an Sebelum Acara

1.     Pembacaan Ayat-ayat Suci Al Qur’an Sebelum Acara Sudah kita ketahui bahwasanya bila ada suatu acara, sebelumnya dilantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, baik oleh orang yang ahli tilawah yang suaranya bagus, atau yang masih dalam tahap belajar yang suaranya pas-pasan, sehingga bisa jadi kurang enak didengar. Hal ini   menyebabkan ada sebagian pendengar yang menyoraki pembacaan tersebut. Pertanyaan: a.        Apa hukum pembacaan Al-Qur’an sebelum acara? b.        Bagaimana hukum menyoraki pembacaan tersebut? c.        Kalau tidak boleh, apakah pembaca juga terkena dosa dengan alasan I’anah alal ma’siat ? (PP. Assunniyyah Kencong Jember) Jawaban a.        Hukum membaca Al-Quran adalah sunnah & التبيان ص91 وقد استحب بعض العلماء أن يستفتح مجلس حديث النبي صلى الله عليه وسلم ويختم بقرأة قارئ حسن الصوت ما تيسر من القرآن ثم أنه ينبغى للقارئ في هذه المواطن أن يقرء ما يليق بالمجلس ويناسبوه وأن تكون قرائته في أيات الرجاء والخوف والمواعظ والتزهيد في الدنيا

QIRO'AH SAB'AH

1.       Al Quran diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril, kemudian dikalangan ulama Qurro' ada yang namanya qiroah sab ' ah . Yang saya tanyakan, apakah Qiroah Sab ' ah itu pernah disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw? Ataukah Qiroah itu timbul dari keilmuan para ulama itu sendiri? Jika demikian, bagaimana dengan ketentuan Al Quran itu sifatnya tauqifi hanya datang dari Allah? 2.       Banyak yang berpendapat bahwa sodaqoh jariyah itu pahalanya masih mengalir selama hasil sodaqoh itu diguanakan, kemudian bagaimana kalau sodaqoh itu sudah tidak digunakan lagi? Misalnya si A bersodaqoh untuk pembangunan masjid, tapi lama kelamaan masjid itu dibongkar total untuk direnofasi, apakah sodaqoh dari si A itu masih ada? dalam arti masih dicatat sebagai amal atau sodaqoh jariyah? Jawaban 1.       Qiroah Sab ' ah atau tujuh macam bacaan al Quran itu kesemuanya pernah disampaikan oleh malaikat Jibril as kepada Nabi M

BAB HAJI

BAB HAJI 1.   STANDAR MAMPU HAJI Ibadah haji hanya dibebankan bagi mereka yang mampu. Hal ini dikarenakan ibadah haji membutuhkan persiapan fisik dan materi yang mencukupi. Berapakah batas minimal seseorang dianggap mampu berhaji secara materi? Jawab : Seseorang dianggap mampu berhaji, manakala ia mempunyai sejumlah harta yang dapat digunakan biaya dirinya untuk berhaji (biaya transportasi pulang dan pergi serta biaya penghidupan selama menunaikan haji), dan untuk nafkah keluarganya selama ia berhaji, meskipun setelah itu tidak ada lagi harta yang tersisa. Referensi: &     المجموع   الجزء 7 صحـ : 60 مكتبة مطبعة المنيرية ( الشَّرْحُ ) قَالَ أَصْحَابُنَا إذَا كَانَتْ لَهُ بِضَاعَةٌ يَتَكَسَّبُ بِهَا كِفَايَتَهُ وَكِفَايَةَ عِيَالِهِ أَوْ كَانَ لَهُ عَرَضُ تِجَارَةٍ يُحَصِّلُ مِنْ غُلَّتِهِ كُلَّ سَنَةٍ كِفَايَتَهُ وَكِفَايَةَ عِيَالِهِ وَلَيْسَ مَعَهُ مَا يَحُجُّ بِهِ غَيْرُ ذَلِكَ وَإِذَا حَجَّ بِهِ كَفَاهُ وَكَفَى عِيَالَهُ ذَاهِبًا وَرَاجِعًا وَلاَ يَفْضُلُ شَي