Langsung ke konten utama

SESUATU YANG BELUM PASTI HARAM, MAKA IA MASIH DIHUKUMI HALAL

🌺 1. SESUATU YANG BELUM PASTI HARAM, MAKA IA MASIH DIHUKUMI HALAL

💐 Ini adalah kaidah umum yang bisa digunakan untuk sesuatu yang tidak haram secara pasti.

Ya, memang ada sifat wara’ (meninggalkan sesuatu yang belum pasti halal) sehingga jika ada sesuatu yang bisa jadi halal atau haram, maka wara’ mengajak untuk menjauhinya. Namun masa ini bukanlah masa menerapkan hukum wara’ sebagai hukum umum, karena masa kita ini adalah masa halal-haram saja. Jika kita mengamalkan sesuai kaidah hukum wara’ maka kehidupan kita tidak akan bisa dijalankan, dan Allah tidak memerintahkan kita untuk hal ini. Allah memerintahkan kita untuk bersikap wara’ semampu kita. Namun jika kita menjadikan hukum wara' sebagai hukum utama yang mengatur hidup kita saat ini -seperti halnya keadaan wara' pada zaman dulu-, maka kita tidak akan bisa hidup dengan cara yang membuat kita mampu menjalankan kewajiban masa kita ini.

Berikut beberapa pedoaman yang membuat kita bisa menjalani masa kita ini:

١- ينبغي علينا أن نتمسك بالحلال والحرام

1- Kita harus berpegang pada hukum halal-haram (bukan hukum wara’) sebagai hukum umum.

٢- ينبغي علينا أن نتمسك بارتكاب أخف الضررين

2- Jika ada lebih dari satu pilihan yang sulit, maka kita harus memilih melakukan yang paling ringan mudharatnya.

٣- ينبغي علينا أن نعلم أن الحرمة إذا لم تتعين حلت
ْ
3- Kita harus tahu bahwa jika keharaman sesuatu belum bisa dipastikan, maka ia masih dihukumi halal.

٤- ينبغي علينا إذا ما ابتلينا بشيء من الخلاف الفقهي أن نقلد من أجاز

4- Jika kita dalam kondisi sulit (yang membuat kita harus mengikuti pendapat mazhab lain), maka hendaklah kita mengikuti pendapat ulama yang membolehkan.

٥- ينبغي علينا أن نعيش في سهولة ويسر حتى نستمر لأن أحب الأعمال إلى الله أدومها وإن قل
ّ
5- Kita harus menjalani hidup ini dengan mudah, sehingga kita bisa menlankannya dengan berkesinambungan. sesungguhnya amal yang paling Allah cintai adalah yang paling konsisten, meskipun sedikit.
(Maulana Syaikh Ali Jum'ah, Al-Kalimut Thayyib, 1/477)

🔹 Catatan We 💜 محمد SAW

Contoh dari apa yg disampaikan Syekh Ali Jum'ah pada point 4 adalah penjelasan Al-Bajuri dalam Hasyiyah-nya atas Fathul Qarib juz 2 hal. 295 seperti berikut:

وعن ابن عباس أنه يكفي إراقة الدم ولو من دجاج أو أوز كما قاله الميداني وكان شيخنا رحمه الله يأمر الفقير بتقليده

ويقيس على الأضحية العقيقة ويقول لمن ولد له مولود " عق بالديكة على مذهب ابن عباس

Dari Sayyidina Ibnu Abbas rodiyallahu anhu bahwa (dalam hal Qurban) cukup mengalirkan darah binatang walaupun hanya berupa seekor ayam dan angsa sebagaimana perkataan Al-Maydani. Bahkan guruku rohimahullah memerintahkan orang fakir mengikuti (baca : taqlid) Sayyidina Ibnu Abbas.

Beliau juga mengqiyaskan Aqiqah pada Qurban dan beliau berkata kepada orang faqir yg dianugerahi anak "Beraqiqahlah kamu dg seekor ayam jago menurut madzhabnya Ibnu Abbas rodiyallahu anhu".

🎍 Semoga Bermanfaat🎍
 ==🔹🔸27042017🔸

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا

Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy

 *Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy* Maklum diketahui bahwa ketika seseorang mengadakan acara walimah, maka penganten, bahkan ibu penganten dan keluarga terdekat, merias wajah dengan make up yang cukup tebal. Acara walimah ini biasanya memakan waktu berjam-jam bahkan tak jarang belum selesai sampai waktu shalat tiba. Maka bagaimanakah tata cara thaharah dan shalat bagi wanita yang memakai riasan ini? Solusi 1: Menghapus riasan wajah dan shalat sesuai waktunya Perlu diketahui bahwa salah satu syarat sah wudhu adalah tidak terdapat hal yang menghalangi tersampainya air wudhu ke anggota badan yang wajib dibasuh, tentu penggunaan make up yang tebal sudah pasti menghalangi air wudhu. Maka bagi wanita yang memakai riasan pengantin tersebut tidak boleh berwudhu kecuali sudah menghapus bersih riasan yang ada di wajah, sehingga yakin jika air wudhu benar-benar mengenai anggota wudhu, tidak cukup hanya dengan mengalirkan air tanpa terlebih dahulu menghapus make up nya seperti yan