/Data/Bahtsul_Masaail/Kang Santri/Fiqih
Bisnis.htm (4 hits)
1. Pedagang Kaki Lima Di
Trotoar
Merupakan hal yang lazim
kita temui adalah kebiasaan pedagang Kaki Lima. Mereka terkadang bertindak
seenaknya dalam menempatkan barang dagangannya. Entah karena sangking banyaknya
atau kurangnya petugas ketertiban (KAMTIB. Mereka sangat mengganggu pejalan
kaki yang melintasi trotoar. Bahkan acap kali menghadang pejalan kaki hanya
untuk menawarkan barang dagangan. Parahnya lagi, mereka berdalih sudah membayar
sejumlah uang untuk pembayaran tempat berdagang kepada orang-orang tertentu.
³ Pertanyaan
a. Apakah dibenarkan prihal
pedagang kaki lima seperti itu?
b. Bagaimana fiqh memandang
tentang penarikan yang dilakukan oleh orang-orang tertentu?
³ Jawaban
- Tidak dibenarkan, karena mereka telah melampaui batas kewajaran
- Penarikan tersebut tidak dibenarkan oleh agama, karena tidak ada seorangpu yang berhak mengadakan tarikan di sekitar jalan raya (termasuk trotoar).
Aturan Pakai Jalan Raya/ Trotoar
² Mahalli Wahasyiyatain Vol:
4 Hal: 445
فَصْلٌ :
مَنْفَعَةُ الشَّارِعِ الْأَصْلِيَّةِ ( الْمُرُورُ ) فِيهِ ( وَيَجُوزُ
الْجُلُوسُ بِهِ لِاسْتِرَاحَةٍ وَمُعَامَلَةٍ وَنَحْوِهِمَا إذَا لَمْ يُضَيِّقْ
عَلَى الْمَارَّةِ ، وَلَا يُشْتَرَطُ إذْنُ الْإِمَامِ ) فِي ذَلِكَ لِاتِّفَاقِ
النَّاسِ عَلَيْهِ عَلَى تَلَاحُقِ الْأَعْصَارِ مِنْ غَيْرِ نَكِيرٍ . ( وَلَهُ
تَظْلِيلُ مَقْعَدِهِ ) فِيهِ ( بِبَارِيَّةٍ ) بِتَشْدِيدِ التَّحْتَانِيَّةِ (
وَغَيْرِهَا ) مِمَّا لَا يَضُرُّ بِالْمَارَّةِ وَهُوَ مَنْسُوجُ قَصَبٍ
كَالْحَصِيرِ قَوْلُهُ : ( وَيَجُوزُ الْجُلُوسُ إلَخْ ) سَوَاءٌ فِي ذَلِكَ
الْمُسْلِمُ وَالْكَافِرُ إلَّا فِي التَّظْلِيلِ عِنْدَ شَيْخِنَا زي فَيُمْنَعُ
مِنْهُ الْكَافِرُ . قَالَ السُّبْكِيُّ : كَابْنِ الرِّفْعَةِ وَلَا يَجُوزُ
لِأَحَدٍ مِنْ الْوُلَاةِ أَوْ غَيْرِهِمْ أَخْذُ عِوَضٍ عَلَى ذَلِكَ ، وَلَا
أَدْرِي بِأَيِّ وَجْهٍ يَلْقَى اللَّهَ مَنْ فَعَلَ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ .(
حاشيتا قليوبي - وعميرة - (ج 4 / ص 445))
Pasal: Fungsi jalan raya yang asal
adalah tempat berjalan, namun juga boleh dibuat duduk sekedar istirahat
(ngeteam: jawa) atau melakukan transaksi bisnis dan sebagainya, asalkan tidak
mempersempit pengguna jalan lainnya. Tidak diharuskan meminta izin kepada Imam
(pemerintah), karena hal ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat dari waktu ke
waktu tanpa ada yang mengingkarinya. Ia boleh mendirikan tenda atau yang
lainnya yang penting tidak mengganggu pengguna jalan.
Siapa saja baik orang islam atau kafir
diperbolehkan duduk disekitar jalan, hanya saja tidak diperbolehkan bagi orang
kafir mendirikan tenda. Menurut Imam Subkhi dan Ibnu Rif'ah, tidak
diperkenankan bagi siapa saja kalangan penguasa atau lainnya memungut
retribusi, dan aku (Imam Subkhi) tidak tahu pembalasan apa yang akan diberikan
Allah (nanti dihari kiamat) kepada mereka yang menarik retribusi.
Pungli Itu Dosa Besar
² Al Azzawajir Vol: 2 Hal:
195
( الْكَبِيرَةُ الثَّامِنَةُ وَالْعِشْرُونَ
بَعْدَ الْمِائَتَيْنِ )-الى ان قال-إكْرَاءُ شَيْءٍ مِنْ الشَّارِعِ وَأَخْذُ
أُجْرَتِهِ وَإِنْ كَانَ حَرِيمَ مِلْكِهِ أَوْ دُكَّانَهُ وَعَدُّ هَذَا
كَبِيرَةً هُوَ مَا وَقَعَ فِي كَلَامِ غَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ أَئِمَّتِنَا فِي
هَذَا الْبَابِ حَيْثُ قَالُوا إنَّهُ فِسْقٌ وَضَلَالٌ ، وَمِنْ ثَمَّ قَالَ
الْأَذْرَعِيُّ فِيمَا يَفْعَلُهُ وُكَلَاءُ بَيْتِ الْمَالِ فِي الشَّوَارِعِ
مِنْ نَحْوِ أَخْذِ أَجْرِهِ مِنْ الْجَالِسِينَ فِيهَا : لَا أَدْرِي بِأَيِّ
وَجْهٍ يَلْقَى اللَّهَ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ .( الزواجر عن اقتراف
الكبائر - (ج 2 / ص 195)
Dosa besar yang kedua ratus dua puluh delapan adalah
menyewakan fasilitas jalan raya dan memungut upahnya, meskipun disekitar jalan
raya sana adalah tanah miliknya atau toko kepunyaannya. Hal ini dianggap
sebagai dosa besar menurut banyak Imam. Mereka berkata, perbuatan tersebut
adalah fasiq dan tersesat. Oleh karena itu mengenai para pemegang kuasa di
Batiul Mal yang memungut upah kepada orang-orang yang duduk-duduk di sekitar
jalan raya Imam Azdro'I berkata "aku tidak tahu bagaiamana nanti mereka menghadap
kepada Allah Swt. (dihari kiamat)"
2. Ba'I Murabahah
Salah satu penawaran bank
syari'ah dari sisi pembiayaan adalah sistem bay' murabahah. Dalam skala
besar, sistem ini digunakan untuk pembiayaan atas pembelian barang-barang
investasi, baik domestik maupun luar negeri, semisal melalui letter of
credit (L/C). Dalam skala kecil, sistem murabahah ini bias digunakan
untuk pembiayaan atas pembelian sepeda motor secara kredit. Dalam hal ini,
karena nasabah belum memiliki dana untuk membelinya secara kontan, maka ia
mengajukan kepada pihak bank untuk dibelikan sepeda motor tersebut. Semisal
harga mobil dari dealer adalah Rp. 60 juta, maka nasabah bersepakat dengan
pihak bank untuk memberikan keuntungan 10% misalnya (dalam hal ini Rp. 6 juta).
Sehingga dalam pelunasannya, nasabah harus membayar sejumlah total Rp. 66 juta
dalam jangka waktu yang ditentukan. (Sumber
Buku Bank Syari'ah Syafi'i Antonio, dan sumber dari Bank Mu'amalat)
Catatan:
Pada saat transaksi, barang yang dibutuhkan nasabah
belum ada atau belum resmi dimiliki pihak bank.
Akad yang dilakukan adalah
mengikat, sehingga nasabah tidak bisa membatalkan pembelian tersebut.
³ Pertanyaan
a. Dalam konsep fiqh
lintas madzhab, adakah pendapat yang melegalkan praktik murabahah
sebagaimana deskripsi di atas?
³ Jawaban
Sistim
bay' murabahah sebagaimana diatas tidak ada legalitas dari empat
madzhab, kecuali apabila mabî' (barang yang dibeli) tersebut telah
dimiliki oleh pihak Bank, dan dilakukan akad baru dengan sistem murabahah.
Pengertian Murabahah
³
Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah 2/13456
المرابحة في الاصطلا -الى ان قال-, وهي :
نقل ما ملكه بالعقد الأوّل , بالثّمن الأوّل مع زيادة ربحٍ .فالمرابحة من بيوع
الأمانات الّتي تعتمد على الإخبار عن ثمن السّلعة وتكلفتها الّتي قامت على البائع
.وصورتها عند المالكيّة : هي أن يعرّف صاحب السّلعة المشتري بكم اشتراها , ويأخذ
منه ربحاً إمّا على الجملة , مثل أن يقول : اشتريتها بعشرة وتربحني ديناراً أو
دينارين , وإمّا على التّفصيل وهو أن يقول : تربحني درهماً لكلّ دينارٍ أو نحوه ,
أي إمّا بمقدار مقطّعٍ محدّدٍ , وإمّا بنسبة عشريّةٍ . الموسوعة الفقهية - (ج 2
/ ص 13456)
Murabahah menurut istilah fuqohah (pakar
fiqh) ialah memindah kepemilikan dari aqad yang pertama kepada orang lain (pada
aqad yang kedua)dengan harga yang sama (waktu membeli pertama kali) kemudian
memberikan laba tambahan. Murabahah termasuk jual beli system kepercayaan
-hanya mempercayai pada harga barang yang dikuasai penjual-. Gambarannya
menurut Mazhab Maliki sbb; penjual memberitahu berapa harga pembelian barang,
kemudian ia mengambil sejumlah laba, baik secara global seperti ucapan
"(Dulu) aku membelinya dengan harga 10 dinar, (sekarang) engkau kasih aku
laba 1 atau 2 dinar" atau secara
terperinci seperti ucapan penjual; "setiap harga satu dirham engkau harus
memberi aku laba satu dinar" dengan kata lain Murabahah bisa dengan
memastikan nominal laba yang diminta atau prosentase.
Legalitas Ba'I Murabahah
³ Tuhfah Al Muhtaj 4/428
( وَيَصِحُّ بَيْعُ الْمُرَابَحَةِ ) مِنْ غَيْرِ كَرَاهَةٍ
لِعُمُومِ قَوْله تَعَالَى { وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ { (تحفة المحتاج في شرح المنهاج
- (ج 4 / ص 428)
Ba'I Murabahah itu hukumnya sah dan
tidak makruh, sebagaimana kandungan arti Firman Allah; "Dan Allah
menghalalkan jual beli {QS;Al Baqoroh;275}".
Pengertian Ba’I Murabahah
³ Al Majmu’ 13/3
باب بيع المرابحة (من اشترى
سلعة جاز له بيعها برأس المال وبأقل منه وبأكثر منه، لقوله صلى الله عليه وسلم
" إذا اختلف الجنسان فبيعوا كيف شئتم " ويجوز أن يبيعها مرابحة، وهو أن
يبين رأس المال وقدر الربح بأن يقول: ثمنها مائة، وقد بعتكها برأس مالها وربح درهم
في كل عشرة، لما روى عن ابن مسعود رضى الله عنه أنه كان لا يرى بأسا بده يازده وده
دوازده (1) ولانه ثمن معلوم فجاز البيع به
__________
قوله " لا يرى بأسا بده
يازده وده دوازده " ده عشرة بالفارسية، ويازده أحد عشر ودوازده اثنا عشر، أي
لا يرى بأسا أن يبيع ما اشتراه بعشرة بأحد عشر أو بإثنى عشر.(المجموع - (ج 13 / ص 3)
Bab: Jual beli
Murabahah. Barang siapa membeli barang dagangan maka boleh menjualnya (lagi)
dengan harga yang sama, lebih rendah, atau lebih tinggi dari harga semula.
sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. "Apabila ada dua jenis barang maka
jual-lah! Sesukamu". Boleh (juga) menjualnya dengan system Murabahah,
yaitu dengan cara menjelaskan nominal harga pembelian dan laba, seperti ucapan
"harganya seratus dirham, aku menjualnya dengan harga seratus dirham
dengan memberikan laba satu dirham pada tiap sepuluh dirham (sehingga harganya
menjadi seratus sepuluh)". Diceritakan oleh Abdulloh bin mas'ud bahwasanya
beliau menilai tidak apa-apa (boleh) menjual barang yang dibeli dengan harga
sepuluh kemudian dijual dengan harga sebelas atau dua belas.
Syarat-syarat Ba'I Murabahah
³ Al Fiqh Al Islam 5/376
شروط بيع المرابحة الأول العلم بالثمن
الأول الثاني العلم بالربح الثالث أن يكون رأس المال المثليات الرابع أن لا يترتب
على المرابحة في أموال الربا ووجود الربا بالنسبة للثمن الأول الخامس أن يكون
العقد الأول صحيحا فإن كان فاسدا لم يجز بيع المرابحة لأن المرابحة بيع بالثمن
الأول مع زيادة ربح (الفقه الإسلامي الجزء الخامس ص 376)
Syarat-syarat Ba'I Murabahah; (1) harga pembelian
awal diketahui, (2) diketahui labanya, (3) Modal (alat tukar) yang digunakan
membeli berupa mitsliyah (baca; sepadan), (4) tidak terdapat padanya harta Riba
(dalam pembelian awal), (5) aqad yang awal harus sah, kalau tidak sah maka
tidak boleh (juga ) Murabahahnya, karena (yang sebenarnya terjadi) dalam
Murabahah adalah penjualan dengan harga yang sesuai transaksi pertama, hanya
saja aqad yang kedua ditambahi laba.
Syarat-syarat
Barang Yang Dijual
³ Al Iqna’ 1/442
والشرط الثالث ما ذكره بقوله
مملوك أي أن يكون للعاقد عليه ولاية فلا يصح عقد فضولي وإن أجازه المالك لعدم
ولايته على المعقود عليه ويصح بيع مال غيره ظاهرا إن بان بعد البيع أنه له كأن باع
مال مورثه ظانا حياته فبان ميتا لتبين أنه ملكه والشرط الرابع قدرة تسلمه .(الاقناع في حل ألفاظ أبي شجاع - (ج 1 / ص 442)
Syarat jual beli yang ketiga
(sebagaimana yang dikatakan Mushannif;dimiliki), penjual punya kuasa. Sehingga
tidak sah aqad pada barang yang dikuasai orang lain walaupun empunya merelakan,
karena ia tidak punya kuasa. Sah menjual barang (yang disangka) milik orang
lain kalau ternyata itu adalah miliknya, seperti menjual barang milik orang
yang diwaris (dikiranya masih hidup) ternyata sudah mati dan itu miliknya
(karena ialah ahli warisnya). Syarat keempat, kuasa menyerahkannya
seketika itu.
3.
Hak Cipta Karya Tulis
Dalam Al-Fiqh al-Islami karya Wahbah Zuhaili
dijelaskan bahwa hak atas karya intelektual (hak cipta, hak penerbitan dan
sebagainya) termasuk diantara hak kepemilikan yang harus dilindungi keberadaannya.
Namun praktek di lapangan masih banyak yang tidak tahu menahu hukum semacam
ini, sehingga meskipun tertera embel-embel ancaman doa laknat atau tidak
barokah dalam ilmunya masih juga yang menjeplak atau mengcopy.
Di lain pihak, sebagian pelajar juga kesulitan
menerapkan hukum ini. Pasalnya, selain tidak mampu membeli buku atau kitab
sebagian dari mereka hanya membutuhkan sebagian saja, sehingga terlalu banyak
pengeluaran (eman; jawa) kalau harus membeli.
³ Pertanyaan
- Bolehkah mengkopi sebagian kecil dari isi buku atau kitab dengan tujuan edukatif (semisal untuk dipelajari sendiri) tanpa ada motif komersial ?
³ Jawaban
a
Boleh
³ Mengkopy sebagian isi buku
Fatawi Al Syabika Al Islamiyah 400-401
الفتوى
: الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد . فإن الكتب
التي احتفظ أصحابها لأنفسهم بحقوق الطبع لا يجوز تصويرها أو طبعها إلا بإذن من
أصحابها كما قرر ذلك المحققون من أهل العلم المعاصرون فقد قرر مجمع الفقه الإسلامي
أن حقوق التأليف والاختراع والابتكار مصونة شرعا ولأصحابها حق التصرف فيها ولا
يجوز الاعتداء عليها . هذا إذا كان الشخص يريد تصوير الكتاب كاملا . أما إن كان
يريد تصوير موضوع معين أو فقرات منه للاستفادة منها أو الاستشهاد بها فالظاهر أن
ذلك ليس بممنوع لأنه لا تأثير له على الحقوق المادية والمعنوية للمؤلف . (فتاوى الشبكة
الإسلامية الجزء الرابع ص: 400 – 401 )
Fatwa: Segala puji bagi Allah,
shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada utusanNya, keluarga dan shahabat nya.
Kemudian daripada itu; bahwasanya kitab-kitab yang telah dijaga oleh pemiliknya
dengan hak cipta itu tidak boleh dicopy atau dicetak kecuali seizin pemiliknya
sebagaimana ketetapan pakar ilmu kontemporer. Dan telah ditetapkan oleh
Asosiasi Fiqh Islam (AFI) bahwa hak cipta dan kreatifitas itu dilindungi oleh
syara' dan pemiliknya berhak mengedarkannya dan tidak boleh (bagi orang lain)
melanggar hak ciptanya. Namun ini adalah untuk plagiator (penjiplak; jawa) isi
kitab/ buku keseluruhan. Bagi mereka yang ingin mengkopy sebagian untuk
menela'ah atau menjadikannya referensi maka tidak dilarang, karena tidak sampai
menyalahi hak-hak materil dan imateril pengarang.
مسألة
: لا يجوز أخذ كتاب الغير لينتقل منه مسألة إلا بإذن من مالكه فإن أخذه بغير إذنه
ضمنه إن تلف فأما إذا لم يأخذه ونقل منه المسألة من غير الاستيلاء فهو جائز وإن لم يرض صاحبها ، والحديث الوارد في النهي عن النظر عن كتاب
الغير بغير إذنه محمول على كتاب مشتمل على ما لا يرضى صاحبها بالاطلاع عليه
كالرسائل المتضمنة لخبر لا يرضى صاحبه بالعلم بما فيه كتب العلم بلا خلاف .( عمدة المفتي الجزء
الثاني ص: 152 )
Masalah: Tidak boleh mengutip
isi artikel dari kitab orang lain kecuali seizin pemiliknya. Apabila mengutip
tanpa izin maka wajib membayar ganti rugi. Sedangkan mengutip tulisan tanpa ada
maksud menguasai maka diperbolehkan meskipun pemiliknya tidak merelakannya.
Adapun keterangan hadits yang melarang melihat kitab orang lain tanpa izin itu
adalah bagi penyalin kitab yang pemiliknya tidak rela untuk dilihat orang lain,
sebagaimana halnya surat-surat yang pemiliknya tidak ingin dilihat orang lain.
4.
Akad
Layanan Internet
Layanan internet (ISP / Internet Service
Provider), seperti Telkomnet, Speedy, Meganet, Flexinet dan lain-lain adalah
bentuk kemajuan teknologi mutakhir. Persaingan tarif pun tidak bisa terelakkan
lagi demi memikat hati para pelanggan. Patokan harga mereka beragam. Ada yang
menggunakan standar waktu, ada juga yang mengandalkan byte-upload &
download. Kalau Telkomnet, menentukan Tarif Rp. 135/menitnya. Flexinet dengan
tarif Rp. 3/kbps (kilo bytes per second). Speedy menentukan biaya abonemen
sebesar Rp. 200.000,- dengan kuota 1 GB (giga bytes) per bulan.
Pengguna
internet tentunya sudah tidak asing dengan GoogleEarth. Aplikasi gambar
streaming yang sangat menarik untuk mengetahui semua daerah di planet Bumi.
Dengan kecanggihannya kita bisa ‘mengunjungi’ Ka’bah dan menarik garis lurus ke
daerah kita untuk mengetahui lurus tidaknya arah kiblat masjid kita.
³ Pertanyaan
a.
Akad
apakah antara pengguna internet dengan provider (penyedia layanan )?
³
Jawaban
a.
Termasuk
aqad ijarah atau Jualah
Pengertian
Ijarah
³
Fath
Al Mu’in 3/129
باب في الاجارة هي لغة: اسم للاجرة، وشرعا، تمليك
منفعة بعوض بشروط آتية (تصح إجارة بإيجاب، كآجرتك) هذا، أو أكريتك، أو ملكتك
منافعه سنة: (بكذا، وقبول، كاستأجرته)، واكتريت، وقبلت.اهـ) فتح المعين - (ج 3 / ص 129)
Bab
ijarah; menurut etimologi, ijarah itu berarti imbalan/upah. Sedangkan menurut
estimologi, ijarah adalah memberikan kepemilikan suatu manfaat dengan upah yang
telah ditentukan. ijarah itu sah bila disertai (1) Ijab (perkataan pengguna
warnet) seperti ucapan, Aku menyewa barang ini atau seperti, aku berikan
fasilitas barang ini dengan tariff sekian rupiah. (2) dengan Qabul, seperti
ucapan aku terima sewanya.
Pengertian
Ju’alah
³
Al
Bujairimy Ala Al Manhaj 10/485
( كتاب الجعالة )الى ان قال-، وهي كالجعل والجعيلة
لغة اسم لما يجعل للإنسان على شيء وشرعا التزام عوض معلوم على عمل معين. حاشية
البجيرمي على المنهج - (ج 10 / ص 485)
Kitab
Ju'alah: Ju'alah adalah suatu sebutan yang dipakai oleh seseorang untuk suatu
hal. Sedangkan menurut istilah adalah, kesanggupan menukar sesuatu yang maklum
dengan pekerjaan yang pasti.
5.
Hukum
Pekerjaan Makelar dan Preman Jalanan
Mencari
rizki memang sangat sulit apalagi dengan status halal. Hal inilah yang dirasa
oleh para sopir MPU dalam kesehariannya mencari rizki. Dengan memanfaatkan jasa
angkutan mereka selalu dihadapkan kepada
mafia-mafia jalanan yang alih-alih pekerjaan menjadi makelar penumpang atas
daerahnya dengan mematok harga misalkan Rp 500; untuk setiap penumpang. Padahal
tanpa merekapun penumpang pasti masuk sendiri. Padahal belum selesai dengan
masalah makelar, mereka harus berhadapan dengan preman-preman kampung jika
melewati jalan tikus karena jalan protokol Porong macet total. Tidak jauh
berbeda mereka juga memanfaatkan keadaan ini dengan alasan pembangunan jalan
yang rusak. Padahal kadang-kadang mereka rusak sendiri agar ada alasan untuk
menarik pajak jalan. Dan sudah di maklumi uang yang diperoleh jarang yang
dimasukkan pada kas desa untuk pembangunan jalan dan bahkan banyak yang
digunakan untuk berfoya-foya juga minuman keras. Ironisnya (mafia jalanan dan
preman kampung) tidak segan-segan merusak mobil (misal dengan mencoret body
mobil dengan paku) jika tidak diberi.
³
Pertanyaan:
- Bagaimana hukum pekerjaan makelar yang menyusahkan para sopir MPU?
- Bagaimana hukum tarikan liar karena alasan di atas?
- Bagaimana hukum memberi uang kepada mereka yang kebanyakan digunakan kepada hal yang tidak baik?
³
Jawaban
- Hukum makelar sebagaimana deskripsi masalah adalah haram, karena menyusahkan para sopir. Namun jika tidak sampai menyusahkan sopir maka hukumnya boleh.
Memberi Karena
Malu itu sama dengan Ghoshob
³
Al
Bajury 2/12
ولو اخذ مال غيره بالحياء كان له حكم الغصب فقد
قال غزالى من طالب من غيره مالا في الملاء اي الجماعة من الناس فدفعه اليه لباعث
الحياء لم يملكه ولا يحل له التصرف فيه وهو من باب اكل اموال الناس بالباطل فليحذر
.( الباجوري ج 2 ص )12
Apabila
dalam mengambil harta orang lain itu karena malu, maka hukumnya sama dengan
ghoshob (memakai fasilitas milik orang lain). Imam Ghozali berkata, barang
siapa berusaha mendapatkan suatu harta dari orang lain di tempat keramaian
(terdapat banyak orang) dan kemudian ia dapatkan dengan motif malu, maka ia
tidak berhak memiliknya, dan tidaklah halal baginya membelanjakannya, dan
termasuk memakan harta orang lain dengan cara batil (tidak benar).
Pungli (Pemalak)
³
Bughyah
Al Mustarsyidin 128
قال في التحفة: منفعة الشارع المرور فيه، ويجوز
الجلوس فيه لاستراحة ومعاملة إن لم يضيق على المارة، ولا يجوز لأحد أخذ عوض ممن
يجلس به مطلقاً. بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي - (ص 128)
Imam
Ibnu Hajar dalam Kitab Tuhfah Al Muhtaj berkata, "Fasilitas yang berada di
jalan raya yang digunakan oleh pengguna jalan itu boleh digunakan (oleh siapa
saja) untuk istirahat (parkir) atau berjualan, asalkan tidak mengganggu
pengguna jalan. Oleh karena itu tidak diperbolehkan bagi siapa saja memungut
sejumlah biaya kepada orang yang sedang duduk atau parkir".
Profesi
Makelar
³
Fatawy
Al Azhar 9/382
السؤال: للسماسرة نشاط كبير فى التجارة ، فهل عملهم حلال ، وما
حكم المال الذى يكسبونه من ذلك ؟ الجواب : السمسار هو الوسيط الذى لم يأخذ صفة الوكيل الشرعى ، ولا
يفيد كلامه مع الناس تعاقدا شرعيا ملزما ، لأنه لا يملك السلعة التى يتوسط فى
بيعها أو شرائها ، وما يأخذه من الناس فى سبيل إتمام الصفقة إن كان بسخاء نفس فلا
مانع منه ، وإلا فهو سحت . وقد يحكم له بأجر المثل على العمل الذى أتمه . لكن إن أخذ صفة الوكيل ، بأن قال له شخص : اشتر لى
هذه السلعة ، وسأعطيك كذا فى مقابل تعبك وعملك فلا حرمة فى العمل ولا فى الكسب .
أما إذا قال له : اشتر لى هذه السلعة وسأعطيك 10 % ( عشرة فى المائة ) من الثمن
يجب عليه أن يكون صادقا فى الإخبار عن الثمن ، فإن كذب وزاد فيه حتى تزيد عمولته
كان ذلك حراما فالواجب على من يقوم بالوساطة على صفة الوكالة أو الإجارة أن يكون
صادقا وأمينا ورحيما حتى يبارك اللَّه له فى كسبه .وأحذر الوكلاء والمفوضين فى توريد أو شراء شىء لشخص أو
شركة أو هيئة مثلا أن يتفقوا مع مالكى السلعة على تحرير مستندات بثمن أعلى ليحصله
من الجهة التى فوضته فى حين أنه دفع أقل من ذلك ، ليأخذ الفرق له ، فتلك خيانة ،
فإذا وافق من فوضوه على أنه دفع ثمنا أو اتفق على سعر أقل من المعتاد . على أن
يكون الفرق له فهو حلال . والمهم أن يكون صادقا غير متواطئ على الكسب بهذه الحيل ،
وألا يكون فيها خسارة للجهة الموردة أو المالكة للسلعة ، لأنها غير موافقة أو
لأنها جاهلة بتصرف من باع هذه السلعة .وأمثال هذه التصرفات البعيدة عن موافقةالطرفين مظنة
للاتهام ، بل مدرجة إلى ارتكاب أمور خطيرة ، ستكشف الأيام عنها ، وبخاصة إذا اختصم
اللصان . ومندوب المشتريات الذى يأخذ من البائع عمولة أو إكرامية ، لأنه اشترى منه
وآثره على غيره ، أو أخذ منه كميات كبيرة ، إن تمت الصفقة على الشروط والمواصفات
والثمن المعلن عنه ، ولم يكن هناك ظلم ولا اختلاس كان ما يعطيه البائع - شخصا أو
شركة أو غيرهما-كهدية له لا مانع منه شرعا ، أما إن كان هناك غش فى التغاضى عن بعض
الشروط والمواصفات ، أو ظلم لمن رسا عليه المزاد مثلا كان ما يأخذه حراما ، سواء
شرطه على مالك السلعة أم لم يشرطه .ومع ذلك ينبغى التعفف عنه بقدر الإمكان ، والقيام
بالواجب المنوط به على الوجه المرضى ، دون نظر إلى هدية أو مكافأة -مادية أو أدبية
- فيؤديه بحكم وظيفته أو عمله ، والأمر يعود بعد ذلك إلى - أعطاه وبقدر نيته يكون جزاؤه عند اللّه .وإذا كانت الشبهات من باب الحلال ، أى غير الحرام
، فالأولى البعد عنها ، فإن أقل ما فيها هو القيل والقال . وما عند اللّه خير
وأبقى لمن أخلص فى عمله راجيا ثوابه ، قال تعالى { إن الذين آمنوا وعملوا الصالحات
إنَّا لا نضيع أجر من أحسن عملا } الكهف : 30.اهـ( فتاوى الأزهر - (ج 9 / ص
382)
Soal:
Makelar itu punya andil besar dalam perdagangan, kemudian apakah yang mereka
kerjakan itu halal? Lalu bagaimana hukum harta yang dihasilkannya?
Jawab:
makelar itu hanya sebagai perantara yang statusnya tidak sampai seperti wakil.
Apa yang ditawarkan kepada konsumen bukan merupakan transaksi yang mengikat
menurut syar'I, karena ia tidak memiliki barang dagangan yang ia lantarkan.
Imbalan yang ia terima dari
orang-orang itu tidak haram, kalau semata-mata karena rasa terimakasih. Namun
jika tidak, maka haram hukumnya. Namun boleh juga menerima upah atas pekerjaan
yang ia selesaikan.
Jika
ia sebagai wakil, seperti dikatakan kepadanya, belikan aku (barang) ini! Nanti
aku kasih engkau sekian rupiah sebagai ganti jerih payah dan pekerjaanmu, maka
tidak haram hukumnya.
Apabila
dikatakan kepadanya, belikan aku barang ini nanti aku kasih 10 % dari harganya,
maka wajib baginya memenuhi (harga) berapa yang inginkan. Kalau ia berani dusta
dan melebihi harga yang diminta sehingga komisinya bertambah, maka haram
hukumnya. Karena kewajiban seorang perantara yang statusnya seperti wakil atau
buruh haruslah seorang yang jujur dan dapat dipercaya, sehingga hasil kerjanya
diberkahi oleh Allah.
Yang
harus diperhatikan oleh orang yang menjadi wakil dan diberi kekuasaan dalam
membeli atau menjual ialah, hendaklah mereka punya kesepakatan dengan pemilik
barang (dagangan) tentang harga yang akan dijual, sehingga apa yang dikehendaki
(pemilik barang) tidak mengecewakannya, karena terlalu rendah harganya, dan hal
semacam ini disebut khianat. Kalau sudah ada kesepakatan mengenai
tinggi-rendahnya harga, maka apa yang ia peroleh halal hukumnya.
Yang
tidak kalah pentingnya lagi adalah, kejujuran dalam profesi yang digeluti
dengan berbagai rekayasanya. Dan hendaklah dalam menjalankannya tidak sampai
menyebabkan kerugian pada barang dagangan, karena hal itu tidak dikehendaki dan
merupakan kebodohan pada nilai harga barang. Contoh-contoh seperti ini jauh
sekali dari tujuan kedua belah pihak, dan termasuk melakukan hal-hal yang
membahayakan dunia bisnis.
Yang
lebih baik dalam memberikan jasa jual barang ialah dengan mengambil sejumlah
komisi atau tali asih (sebagai ucapan terimakasih atas pertolongannya), karena ia
telah berusaha menjual dan mencarikan orang yang mau membeli, atau bisa juga
dengan mengambil kadar yang besar setelah menjualnya, asalkan tidak terjadi
kecurangan dan manipulasi. Apa yang diberikan kepadanya merupakan hadiah, tidak
ada larangan dari syara'. Jika disana terdapat manipulasi terhadap kesepakatan
yang telah ditentukan, maka apa yang diterima adalah haram, baik hal itu
disyaratkan oleh pemilik barang atau tidak.
Oleh
Karena itu, hendaklah hati-hati sesuai kemampuan, melaksanakan kewajiban sesuai
kesepakatan, tanpa melihat hadiah atau imbalannya. Selesaikanlah pekerjaan
sesuai tugas. Karena hukum imbalan tergantung niat pemberinya, dan akan dibalas
oleh Allah Swt. kalau hal itu halal, dan hendaklah menjauhkan dari hal-hal
subhat, karena padanya terdapat isu-isu
yang tidak jelas. Apa-apa yang diridloi Allah itu yang lebih baik dan lestari,
yaitu orang-orang yang ikhlas dalam beramal serta mengharap pahala dariNya.
Allah Swt. berfirman, yang artinya: "Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal
sholeh, tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
mengerjakan amalan(nya) dengan baik. (QS: Al Kahfi ayat:30)
³
Jawaban
b
Haram
Penggunaan
Fasilitas Umum
³
Kifayah
Al Akhyar 273
وما يستحقه الإنسان في الطريق لا يجوز أخذ العوض
عنه كالمرور. اهـ كفاية الأخيار (ص 273)
Fasilitas
yang menjadi hak setiap orang di jalan itu tidak boleh mengadakan tarikan
darinya, sebagaimana ia berhak menggunakan untuk berjalan.
Mengerjakan
Hal yang tidak berhak
³
Kifayah
Al Akhyar 272
إعلم أن الطريق قسمان نافذ وغيره فالنافذ لا يختص
بأحد بل كل الناس يستحقون المرور فيه فليس لأحد أن يتصرف فيه ما يضره المارة
كإشراع جناح وبناء ساباط لأن الحق ليس له اهـ كفاية الأخيار (ص 272)
Ketahuilah!
Sesungguhnya jenis jalan itu ada dua, jalan terusan dan jalan buntu. Jalan
terusan itu tidak di khususkan untuk (kepentingan) seseorang, namun setiap
orang berhak menggunakannya. Tidak boleh membuat hal-hal yang membahayakan
pengguna jalan, seperti menyondongkan teras rumah atau membangun jalan beratap.
Karena ia tidak punya hak.
³
Jawaban
c
Boleh
²
Boleh
Memberi, haram menerima
ومنها : (اخد الرشوة) ولو بحق (وإعطئها) بباطل-
الى ان قال – وانما قيدت الثانية بباطل لقولهم قد يجوز الاعطاء ويحرم الاخد كما
الذى يعطاه الشاعر خوفا من لهجوه فان إعطاه جائز للضرورة. (إسعاد الرفيق ص ج 2 ص
100)
Sebagian
dari maksiat badan adalah mengambil uang Risywah, meskipun dibenarkan
(melakukannya). Karena kadangkala memberi Risywah (Uang sogok) itu boleh, namun
haram menerimanya.
ومنها ما يبذ له
الشخص لمن يخاف هجوه والوقوف عن عرضه كالشعراء يهيجون الناس لم يعط لهم
المال ويحرم الاخذ. (إيضاح قواعد الفقهية 82)
6. 4.BIO GAS
Dengan semakin menipisnya cadangan minyak dunia
yang terus dikeruk untuk memenuhi kebutuhan konsumtif manusia yang cenderung
semakin meningkat, menuntut para ilmuwan untuk membuat terobosan baru dalam
mencari alternatif bahan bakar pengganti BBM. Di bidang energi listrik
misalnya, mereka menemukan pembangkit dengan menggunakan tenaga nuklir. Di
bidang mesin otomotif telah ditemukan perpaduan gasoline (bensin) dan tenaga
surya atau pun hibrida dan di bidang konsumsi rumah tangga dan industri telah
dapat menggunakan briket batu bara dan blue gass. Dan sekarang, semua itu telah
ada terobosan terbaru yang dapat digunakan untuk kebutuhan gas sebagai bahan
bakar dan pembangkit listrik, yaitu bio gas.
Bio gas adalah di antara salah satu macam dari
jenis gas yang terbuat dari benda najis, karena pembuatannya berasal dari
kotoran manusia atau hewan yang ditampung terlebih dahulu ke dalam suatu wadah
tertentu (safety tank) selama beberapa hari. Setelah sangat busuk, maka kotoran
tersebut akan mengeluarkan gas (uap/zat
ringan yang mudah terbakar).
Apabila ditinjau dari segi ekonomisnya
penggunaan bio gas memang menjadi pilihan alternatif yang tepat. Sebab selain
hemat dan praktis, dilain pihak dapat mengurangi polusi (bau kotoran) dan dari
sisi lain, pemerintah telah mencabut sebagian subsidi minyak tanah dengan
konversi ke gas elpigi, sehingga masyarakat harus merogoh koceknya lebih dalam.
³
Pertanyaan
:
- Bagaimana hukum pengalihan fungsi dari benda najis menjadi gas?
- Bolehkah memperjualbelikan bio gas tersebut?
- Bagaimana hukum makanan yang dibakar/panggang langsung diatas bio gass tersebut?
³
Jawaban
- Boleh
- Boleh
- suci dan halal dikonsumsi
² Perbedaan Antara Asap Najis & Uap Najis
(مسألة: ب): الفرق بين دخان النجاسة وبخارها أن
الأول انفصل بواسطة نار والثاني لا بواسطتها قاله الشيخ زكريا وقال أبو مخرمة: هما
مترادفان فما انفصل بواسطة نار فنجس وما لا فلا أما نفس الشعلة أي لسان النار
فطاهرة قطعاً حتى لو اقتبس منها في شمعة لم يحكم بنجاستها.( بغية المسترشدين ص:
14)
Masalah 2: yang membedakan antara asap najis
dengan uap najis ialah, kalau asap najis itu mengurai lantaran api, sedangkan
uap najis mengurai bukan lantaran api. ini menurut Syaikh Zakariya. Sedangkan
menurut Abu Mahromah, Asap atau Uap itu sama saja. Hanya saja, yang mengurai
lantaran api dihukumi najis. Sedangkan jilatan api (dari barang najis) itu
pasti suci hukumnya. Kalau saja ada api yang diambil dari lilin, maka api itu
tidak dihukumi najis.
Syarat-syarat Jual Beli
³ Nihayah Al Muhtaj 3/395
(الثانى) من شروط المبيع (النفع) به شرعا -الى
ان قال- فلا يصح بيع ما لا ينتفع به بمجرده وإن تأتى النفع به بضمه إلى غيره كما
سيأتى فى نحو حبتى حنطة أن عدم النفع إما للقلة كحبتى بر وإما للخسة كالحشرات وبه
يعلم ما فى تعليل شيخنا فى الحاشية صحة بيع الدخان المعروف بالانتفاع به بنحو
تسخين ماء إذ ما يشترى بنحو نصف أو نصفين لا يمكن التسخين به لقلته (نهاية
المحتاج الجزء الثالث ص : 395)
Syarat jual beli
yang kedua, barang yang dijual harus bermanfaat (menurut pandangan syara').
Karenanya, tidak sah menjual barang yang pada dasarnya tidak bermanfaat,
meskipun ia punya potensi manfaat bila dicampur dengan yang lain. Sebagaimana
menjual dua buah biji gandum. Tidak adanya manfaat itu bisa karena terlalu
sedikit atau karena menjijikkan, seperti hewan melata. Dari uraian Ibnu Hajar
ini bisa kita ketahui bahwa sah hukumnya menjual asap
²
Uap
Najis Menempel Barang Yang Suci
لكن ذهب
الشافعية إلى أنه يعفى عن قليله وأما البخار المتصاعد من الحمامات وغيرها كالغازات
الكريهة المتصاعدة من النجاسة - إذا علقت بالثوب فإنه لا ينجس على الصحيح من مذهب
الحنفية تخريجا على الريح الخارجة من الإنسان فإنها لا تنجس سواء أكانت سراويله
مبتلة أم لا والظاهر أن بقية المذاهب لا تخالف مذهب الحنفية في هذا .( الموسوعة
الفقهية الجزء الثامن ص: 18)
Hanya saja golongan mazhab syafi'I berpendapat,
asap najis yang sedikit itu di ma'fu (ditoleransi). Sedangkan uap yang naik
dari kolam air panas atau yang lainnya seperti gas menyengat yang timbul dari
najis, kemudian mengenai pakaian, maka tidak bisa menajiskan pakaian (menurut
pendapat yang shahih dari mazhab
hanafi), sama halnya dengan kentut yang keluar dari manusia, maka tidak bisa
menajiskan baik celananya dalam kondisi basah atau kering. Yang jelas, mengenai
hal ini semua mazhab tidak ada yang berbeda pendapat dengan mazhab hanafi.
أَلْحَمْدُ للهِ
Komentar
Posting Komentar
Harap berkomentar yang baik