Langsung ke konten utama

2642. HUKUM JUAL-BELI DAN SHADAQAH DENGAN ROKOK



2642. HUKUM JUAL-BELI DAN SHADAQAH DENGAN ROKOK
PERTANYAAN :

Brojol Gemblung
Assalamu'alaikum, Wr. Wb.
Latarbelakang Masalah : Seperti yang kita ketahui bersama dalam kalangan Nahdhiyyin bahwa hukum rokok itu relative seperti yang Shahibul 'Ubab mendasarinya dengan qa'idah "Lil Wasa`il Hukmul Maqashid", dan bahkan Syech Ma'riy bin Yusuf al-Hanafi menegaskan kehalalannya.

ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﺸﺎﻣﻠﺔ - ﺍﻟﻔﻘﻪ ﺍﻹﺳﻼﻣﻲ ﻭﺃﺩﻟﺘﻪ 7/438-437 :  ﺍﻟﻘﻬﻮﺓ ﻭﺍﻟﺪﺧﺎﻥ: ﺳﺌﻞ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻌﺒﺎﺏ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﻘﻬﻮﺓ، ﻓﺄﺟﺎﺏ: ﻟﻠﻮﺳﺎﺋﻞ ﺣﻜﻢ ﺍﻟﻤﻘﺎﺻﺪ، ﻓﺈﻥ ﻗﺼﺪﺕ ﻟﻺﻋﺎﻧﺔ ﻋﻠﻰ ﻗﺮﺑﺔ ﻛﺎﻧﺖ ﻗﺮﺑﺔ، ﺃﻭ ﻣﺒﺎﺡ ﻓﻤﺒﺎﺣﺔ، ﺃﻭ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﻓﻤﻜﺮﻭﻫﺔ، ﺃﻭ ﺣﺮﺍﻡ ﻓﻤﺤﺮﻣﺔ. ﻭﺃﻳﺪﻩ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺘﻔﺼﻴﻞ. ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺮﻋﻲ ﺑﻦ ﻳﻮﺳﻒ ﺍﻟﺤﻨﺒﻠﻲ ﺻﺎﺣﺐ ﻏﺎﻳﺔ ﺍﻟﻤﻨﺘﻬﻰ: ﻭﻳﺘﺠﻪ ﺣﻞ ﺷﺮﺏ ﺍﻟﺪﺧﺎﻥ ﻭﺍﻟﻘﻬﻮﺓ، ﻭﺍﻷﻭﻟﻰ ﻟﻜﻞ ﺫﻱ ﻣﺮﻭﺀﺓ ﺗﺮﻛﻬﻤﺎ.

Akhir-akhir ini banyak dan bahkan sudah mewabah fatwa-fatwa atas keharamannya dg segala bentuk atribut, wacana, dan argumennya, namun kenyataan itu mendapat tanggapan dari Syech Ibnu 'Abidin bahwa tidak wajib untuk mengikuti rekomendasi keharaman rokok tersebut meskipun fatwa itu dihasilkan dari upaya ijtihad sehingga beliau pun tetap atas relatifitas hukum rokok.

ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ، ﺟـ،11 ﺻـ 101 
ﻭﺣﺮﺭ ﺍﺑﻦ ﻋﺎﺑﺪﻳﻦ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﺐ ﺗﻘﻠﻴﺪ ﻣﻦ ﺃﻓﺘﻰ ﺑﺤﺮﻣﺔ ﺷﺮﺏ ﺍﻟﺪﺧﺎﻥ ﻻﻥ ﻓﺘﻮﺍﻫﻢ ﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﻦ ﺍﺟﺘﻬﺎﺩ ﻓﺎﺟﺘﻬﺎﺩﻫﻢ ﻟﻴﺲ ﺑﺜﺎﺑﺖ ﻟﻌﺪﻡ ﺗﻮﺍﻓﺮ ﺷﺮﻭﻁ ﺍﻻﺟﺘﻬﺎﺩ ﻭﺍﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﻦ ﺗﻘﻠﻴﺪ ﻟﻤﺠﺘﻬﺪ ﺍﺧﺮ ﻓﻠﻴﺲ ﺑﺜﺎﺑﺖ ﻛﺬﻟﻚ ﻷﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﻨﻘﻞ ﻣﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻓﻜﻴﻒ ﺳﺎﻍ ﻟﻬﻢ ﺍﻟﻔﺘﻮﻯ ﻭﻛﻴﻒ ﻳﺠﺐ ﺗﻘﻠﻴﺪﻫﻢ؟ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ: ﻭﺍﻟﺤﻖ ﻓﻰ ﺇﻓﺘﺎﺀ ﺍﻟﺘﺤﻠﻴﻞ ﻭﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢ ﻓﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺍﻟﺘﻤﺴﻚ ﺑﺎﻷﺻﻠﻴﻴﻦ ﺍﻟﻠﺬﻳﻦ ﺫﻛﺮﻫﻤﺎ ﺍﻟﺒﻴﻀﺎﻭﻯ ﻓﻰ ﺍﻷﺻﻮﻝ ﻭﻭﺻﻔﻬﻤﺎ ﺑﺄﻧﻬﻤﺎ ﻧﺎﻓﻌﺎﻥ ﻓﻰ ﺍﻟﺸﺮﻉ. ﺍﻷﻭﻝ ﺃﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻊ ﻭﺍﻻﻳﺎﺕ ﺍﻟﺪﺍﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻛﺜﻴﺮﺓ، ﺍﻟﺜﺎﻧﻰ: ﺃﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﻀﺎﺭ : ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢ ﻭﺍﻟﻤﻨﻊ ﻟﻘﻮﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻻ ﺿﺮﺭ ﻭﻻ ﺿﺮﺍﺭ. ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ﻭﺑﺎﻟﺠﻤﻠﺔ ﺇﻥ ﺛﺒﺖ ﻓﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺪﺧﺎﻥ ﺇﺿﺮﺍﺭ ﺻﺮﻑ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻊ ﻓﻴﺠﻮﺯ ﺍﻹﻓﺘﺎﺀ ﺑﺘﺤﺮﻳﻤﻪ ﻭﺍﻥ ﻟﻢ ﻳﺜﺒﺖ ﺇﺿﺮﺍﺭﻩ ﻓﺎﻷﺻﻞ ﺍﻟﺤﻞ ﻣﻊ ﺃﻥ ﺍﻹﻓﺘﺎﺀ ﻣﺤﻠﻪ ﻓﻴﻪ ﺩﻓﻊ ﺍﻟﺤﺮﺝ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻓﺎﻥ ﺃﻛﺜﺮﻫﻢ ﻳﺒﺘﻠﻮﻥ ﺑﺘﻨﺎﻭﻟﻪ ﻓﺘﺤﻠﻴﻠﻪ ﺃﻳﺴﺮ ﻣﻦ ﺗﺤﺮﻳﻤﻪ ﻓﺈﺛﺒﺎﺕ ﺣﺮﻣﺘﻪ ﺃﻣﺮ ﻋﺴﻴﺮ ﻻ ﻳﻜﺎﺩ ﻳﻮﺟﺪ ﻟﻪ ﻧﺼﻴﺮ ﻧﻌﻢ ﻟﻮ ﺃﺿﺮ ﺑﺒﻌﺾ ﺍﻟﻄﺒﺎﺋﻊ ﻓﻬﻮ ﻋﻠﻴﻪ ﺣﺮﺍﻡ ﻭﻟﻮ ﻧﻔﻊ ﺑﺒﻌﺾ ﻭﻗﺼﺪ ﺍﻟﺘﺪﺍﻭﻱ ﻓﻬﻮ ﻣﺮﻏﻮﺏ ﺍﻫـ

Pertanyaan :
1. Bagaimana hukum bersedekah dengan menggunakan rokok ?
2. Apakah masih mendapat pahala atau tidakkah sedekah tersebut sehubungan rokok tergolong barang yang memiliki aroma tak sedap ?
3. Sahkah jual beli rokok di atas relatifitas hukum yang dimiliki rokok ? Sekian dan terima kasih atas jawabanya... Wassalamu'alaikum, Wr. Wb. 

JAWABAN :

> Lintang Lintang

 مسئلة ب ) يحرم بيع التنباك ممن يشربه اويسقيه غيره ويصح لأنه مال كبيع السيف ونحو الرصاص والباروت من قاطع الطريق والامراد لمن عرف بالفجور والعنب ممن يتخذه خمرا ولوظنا فينبغي لكل متدين ان يجتنب الاتجار في ذلك ويكره ثمنها كراهة شديدة
بغية 126

Dari ibarot di bughiyah tersebut di atas, Keharaman menjual rokok karena, i'anah pada ma'ashi disamakan dengan menjual pisau pada bighal / perampok. Kalau menjual haram maka menshodaqohkan pun haram juga.
Brojol Gemblung > Ini butuh rujukan kang, tidak cukup di istinadkan pada mafhum ibarot yang di Bughyah. Tapi sepertinya perlu dipertimbangkan karena tidak semua pedang digunakan untuk begal atau merampok, begitupun dalam hal rokok. Orang merokok dan rokoknya memiliki relativitas hukum hingga bila dihukumi haram jual belinya itu sama saja menghilangkan relativitas hukum tersebut. Atau bagaimana ??
Abdur Rahman Assyafi'i > kalau rujukannya isti'anah bil ma'ashi.. kayaknya kurang pas. Terlebih lagi banyak juga pemuka2 kaum yang merokok karena menurut beliau-beliau dgn merokok maka inspirasi akan muncul. Ide-ide cemerlang dalam menuangkan ilmu akan keluar.
Kalau mau hukum yang enak untuk brojo gemblung yang perokok berat, ini saya kasih : Bagaimana hukum bersedekahdengan menggunakan rokok ? Sunnah. 

ويجوز بل يندب للقيم ما يعتاد في المسجد من قهوة ودخون وغيرهما مما يرغب نحو المصلين وان لم يعتد قبل اذا زاد على عمارتهبغية المسترشدين

> SandalKayu HilangSatu
Buka dulu Al Bajuri juz 1 hal 343 :
 (ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻻ ﺑﻴﻊ ﻻ ﻣﻨﻔﻌﺔ ﻓﻴﻪ (ﻗﻴﻞ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺪﺧﺎﻥﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻻﻧﻪ ﻻ ﻣﻨﻔﻌﺔ ﻓﻴﻪ ﺑﻞ ﻳﺤﺮﻡ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪﻻﻥ ﻓﻴﻪ ﺿﺮﺭﺍ ﻛﺒﻴﺮﺍ ﻭﻫﺬﺍ ﺿﻌﻴﻒ ﻭﻛﺬﺍ ﺍﻟﻘﻮﻝﺑﺎﻧﻪ ﻣﺒﺎﺡ ﻭﺍﻟﻤﻌﺘﻤﺪ ﺍﻧﻪ ﻣﻜﺮﻭﻩ ﺑﻞ ﻗﺪ ﻳﻌﺘﺮﻳﻪﺍﻟﻮﺟﻮﺏ ﻛﻤﺎ ﺍﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻳﻌﻠﻢ ﺍﻟﻀﺮﺭ ﺑﺘﺮﻛﻪﻭﺣﻴﻨﺌﺬ ﻓﺒﻴﻌﻪ ﺻﺤﻴﺢ ﻭﻗﺪ ﺗﻌﺘﺮﻳﻪ ﺍﻟﺤﺮﻣﺔ ﻛﻤﺎﺍﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻳﺸﺘﺮﻳﻪ ﺑﻤﺎ ﻳﺤﺘﺎﺟﻪ ﻟﻨﻔﻘﺔ ﻋﻴﺎﻟﻪ ﺍﻭﺗﻴﻘﻦ ﺿﺮﺭﻩ

Ghufron Bkl > menurut keterangan yang ada di bajuri berarti tdk sah kecuali bila tdk merokok menimbulkan bahaya maka jual beli rokok hukum sah.
Gimana kalau dishodaqohkan kpd orang yang sperti ini ?
 ﺑﻞ ﻗﺪ ﻳﻌﺘﺮﻳﻪﺍﻟﻮﺟﻮﺏ ﻛﻤﺎ ﺍﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻳﻌﻠﻢ ﺍﻟﻀﺮﺭ ﺑﺘﺮﻛﻪ

>> Sunde Pati 
Kita Lihat Dulu Hukum rokok

(قوله ولا بيع لا منفعة فيه) قيل منه الدخان المعروف لانه لا منفعة فيه بل يحرم استعماله لان فيه ضررا كبيرا وهذا ضعيف وكذا القول بانه مباح والمعتمد انه مكروه بل قد يعتريه الوجوب كما اذا كان يعلم الضرر بتركه وحينئذ فبيعه صحيح وقد تعتريه الحرمة كما اذا كان يشتريه بما يحتاجه لنفقة عياله او تيقن ضرره

Dan tidak sah jual beli yg tidak ada manfaatnya, ada yg berpendapat rokok itu termasuk gak sah jual belinya karna termasuk barang yg tidak ada manfaatnya bahkan haram menggunakan / menghisapnya karena adanya dampak negatif dan pendapat ini dianggap lemah / dlo'if.begitu juga pendapat yg menyatakan rokok itu halal juga dianggap dloif / lemah..dan pendapat yg mu'tamad / yang bisa dibuat pegangan yaitu sesungguhnya hukum rokok itu makruh,,bahkan bisa menjadi wajib jika tau kalau meninggalkan rokok bisa berdampak negatif pada dirinya, kalau sudah begitu maka jual beli rokok tadi hukumnya sah..kadang juga hukumnya rokok tadi menjadi haram seperti membeli rokok dengan uang yang seharusnya untuk nafaqoh keluarganya atau ada keyakinan jika merokok akan langsung berdampak negatif pada dirinya. [ Keterangan dari kitab albajuri juz 1 hal 343 cetakan alhidayah ].

>> -Boim Nizta- 多回个从 الخواص 
Jadi intinya menurut saya karena rokok mempunyai hukum tafsil. .
1. Hukum tafsil pun berlaku pada men-sodakoh kan rokok. . Seperti saya kemukakan tadi, sodakoh rokok lebih baik kepada kalangan santri daripada pemuda tongkrongan.
2. Owh jelas sedekah rokok mendapat pahala jika disalurkan pada orang yg dirinci td, krna bg sntri dpt menambah semangat utk ngaji atw mutola'ah
3. Sah sah saja . Dari itu kiayi pasti akan menyuruh santri nya buat beli rokok..
min babi hasanatil abror wa sayyitil muqorobin.

Dalam hukum syar'i yang berkaitan dengan ibadah (sedekah) manakala itu termasuk Amrun Khorij (perkara hukum yang diluar hukum masalah tertentu) tidaklah membatalkan suatu ibadah manakala ibadah tersebut tidak batal dari syarat dan rukun ibadah tersebut.

Dan Kalau memang mabi’nya mendapatkan legitimasi dari syara’ maka sah, namun jika di kaitkan dengan amrun khorij ( sesuatu di luar koridor masalah) maka bisa berdampak hukum haram atau makruh.

Betapa hebat dan hati2nya ulama2 syafiiyah.. Sehingga mereka tdk berani mempatwakan, atw berijtihad mengenai hukum roko.. Dan lebih bijak lg malah menjelaskan hukum tafsil.. Al aslu fi syain al ibahah.

Ya hukumnya sah sodakoh nya, yg jd masalah dpt pahala apa ngga ? Nah disini baru bisa d ketahui tafsil jika hasil roko dr cara halal dan di sodakohkan pd org yg membutuhkan sperti santri, yg mana dgn meroko dpt menambah2 hasrat beribada(ngaji) maka sudah dpt d pastikan sedekahnya pun diganjar.. Sbliknya jika di sdekahkan pd preman/pemuda tongkrongan yg biasanya smbil maen2 gitar..Sangat wajar jika kemudian seperti rujukan diatas, lil wasail hukmul maqosid..

> Ibnu Lail 
1. Hukum bersedekah dg rokok mengikuti hukum rokok itu sendiri dg perinciannya yg panjang.
2. Mendapat pahala atau tidaknya mengikuti jwbn ke 1, jika haram mk tentu tidak dpt pahala, jika mubah mk jg tergantung niat (innamal 'amaalu binniyah). Namun pd hukum asalnya sedekah adalah sunnah krn ada unsur menolong org lain (ta'awun)
3. Sah (dg memenuhi syarat dan rukun jual beli).
Rujukane ibarot2 diatas dari perincian hukum rokok itu sendiri.Ditambah qoidah "annal ithlaaq lilhukmi fii maqoomit tafshiil khotho'un".

Kalau subhat pake ibarot ini mbah "wa tukrohu asshodaqoh bi maa fiihi syubhatun" (fiqhul islam 2/922).

> Yazid Anwar
Shodaqoh, hadiah itu hibah, tapi tdk bisa dbalik. Setiap barang yg boleh dijual itu boleh dihibahkan, jawaban : 
1. Boleh shodaqoh dgn rokok karna telah memenuhi syarat ba.i' , yaitu suci , muntafa'an bihi , dimiliki , qudroh ala taslim dan ma'lum .
2. Masih , selama tdk ada Mannu wal adza . . . . Kalo mslh bau , meng9anggu / tdk itu li aridhin bukan ain rokoknya
3. Sudah cukup dgn jwbn nomer 1

Untuk yg no 1 dan 3 :
واعلم ان كل صدقة وهدية هبة ولا تنعكس 
kifayatul akhyar juz 1 hal 324

 فصل فى الهبة . وكل ما جاز بيعه جازت هبته 
kifayatul akhyar juz 1 hal 323

Untuk syarat mabi' ma'lum, yg perlu dbahas masalah bermanfaat / tidak, kalo buat saya bermanfaat hehehe. . Yg nomer 2 saya tidak punya refrensi

 والمن بالصدقة حرام يحبطها اى يمنع ثوابها 
al minhaj al qowim hal 109 .

Dalam pengertian hibah sudah djelaskan diatas tentang tamlik ainin dan rokok termasuk ain yg boleh dijual, ibarot ini hanya sbg penguat koment kmarin, hal yg mencegah dpt pahala itu al mannu wal adza, spt dlm ayat

> Abdurrofik Ingin Ridlo Robby
 «عمدة القاري شرح صحيح البخاري (5/ 65)أَن التبشير لأحد بِمَا يسره مَحْبُوب لِأَن فِيهِ إِدْخَال السرُور فِي قلب الْمُؤمن.

Menyenangkan orang itu katanya berpahala. Saya sendiri kalau di kasih rokok seneng..banget. Bagaimana tuh kalau sedekah dgn rokok yg bisa menyenangkan orang lain, Apakah itu tidak berpahala ?  Tapi bagi yg merokok. Kalo saya, sepupuku, tetanggaku dan bapakku ( almarhum ) sangat seneng kalo dikasih rokok. Jadi boleh dan berpahala menurutku kalo yg diberi memang tukang hisab kyk saya, kalo saya lbh suka dr pada dikasi uang seharga rokok. ibarohya sdh sagat jelas di atas, bg yg mengikuti pendapat yg k boleh silahkan tp jangan paksakan pada orang yg suka rokok krn mslh rokok khilaf dari ulamaknya.

 مرقاة المفاتيح شرح مشكاة المصابيح (8/ 3140)فَإِنَّ إِدْخَالَ السُّرُورِ فِي قَلْبِ الْمُؤْمِنِ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الثَّقَلَيْنِ


> Ghufron Bkl 
1. A.Bersedeqah rokok sah/boleh krn rokok sah untk di perjual belikan :

.الهبة تمليك عين يصح بيعها غالبا أشار بذلك لقاعدة وهي أن كل ما صح بيعه صحت هبته وما لا يصح بيعه لا يصح هبته. اعانة الطالبين ٣/١٤٢ فكل صدقة وهدية هبة ولا عكس لانفرادها في ذات الأركان. إعانة الطالبين ٣/١٤١

B. Mendapat pahala karena rokok merupakan harta : لأنه مال Dan juga menggembirakan hati orang : إدخال السرور

2. Jual beli rokok hukumy sah tpi harom dan harga/uang yg dihasilkan dari menjual rokok sangat makruh, :

.يحرم بيع التنباك ممن يشربه أو يسقيه غيره ويصح لأنه مال___ويكره ثمنها كراهة شديدة. بغية المسترشدين ص : ١٢٦

NB : kalau mengacu pda pendapat yang tidak mengharomkan orang berarti jual beli rokok sah dan tidak harom.

Pemahaman saya rokok / tembakau tdk termasuk kategori RODI' krn illat kemakruhan bersedekah dgn RODI' di sana adalah org yg menerima sedekah tsb kurang menyukai/tdk menyenangkan hati, bahkan bisa timbul persepsi tdk baik (tersinggung)nya org yg menerima, dan hal diatas tdk terjadi pda org yg menerima sedekah rokok

Perkara yang khilaf keharomannya jatuh pada hukum makruh. Khilaf yang kuat dalam hukum halal / harom maka jatuh pada hukum makruh :

.إذ الخلاف القوي في الحرمة يفيد الكراهة. بغية المسترشدين ص : ٢٦٠

> Hasyim Toha
Bagaimana hukum bersedekah dengan menggunakan rokok ? jawaban pembukaan pake Hadits dulu :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَصَدَّقَ أَحَدٌ بِصَدَقَةٍ مِنْ طَيِّبٍ وَلَا يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا الطَّيِّبَ إِلَّا أَخَذَهَا الرَّحْمَنُ بِيَمِينِهِ وَإِنْ كَانَتْ تَمْرَةً فَتَرْبُو فِي كَفِّ الرَّحْمَنِ حَتَّى تَكُونَ أَعْظَمَ مِنْ الْجَبَلِ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ أَوْ فَصِيلَهُ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak seorang pun yang menyedekahkan hartanya yang halal -yang mana Allah memang tidak akan menerima kecuali yang baik- melainkan Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, meskipun sedekahnya itu hanya sebutir kurma. Maka kurma itu akan bertambah besar di tangan Allah Yang Maha Pengasih, sehingga menjadi lebih besar daripada gunung, sebagaimana halnya kamu memelihara anak kambing dan anak unta (yang semakin lama semakin besar)". (SHAHIH MUSLIM).

Sekarang giliran dalil Al-Qur'annya untuk jawab no. 1 dan 2:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (AL-BAQOROH 267).

Di atas ada yg koment tentang hukum menjualnya. Menjual adalah memberikan barang tsb pada orang lain dg pamrih hasil, sedangkan bersedekah memberikan sepenuhnya pada orang lain tanpa pamrih, tentu hukumnya lebih jelas.

Minimal hukum rokok adalah makruh... karena tidak baik bahkan merugikan kesehatan kita tahu itu. Oleh karena itu hukum bersedekah dg barang yg tidak baik hukumnya minimal juga MAKRUH. Bersedekah dg barang jelek saja dihukumi makruh kalau memang tidak ada barang lain. Apalagi yang nyata2 makruh digunakan dan masih banyak barang lain yg lebih layak digunakan tidak makruh.
Contoh ibarot (ROUDHUTTHALIB BAB SHODAQOH TATHOWWU') :

(وَتُكْرَهُ الصَّدَقَةُ بِالرَّدِيءِ) لِقَوْلِهِ تَعَالَى {وَلا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ} فَإِنْ لَمْ يَجِدْ غَيْرَهُ فَلا كَرَاهَةَ 

Di atas, barang rodi' itu perbandingan saja... itu saja makruh... apalagi bersedekah dg barang yg tidak halalan thoyyiban. dianjurkan bersedekah dg barang halal yg tidak ada kesubhatan di dalamnya. sebagaimana Hadits diatas :
إن الله طيب لا يقبل إلا طيباً
"Allah itu Thoyyib, tidak menerima shodaqoh kecuali yg thoyyib". 
Dalam syarah Muslim oleh Imam Nawawi disebutkan :

قوله صلى الله عليه وسلّم: «إن الله طيب لا يقبل إلا طيباً» قال القاضي: الطيب في صفة الله تعالى بمعنى المنزه عن النقائص وهو بمعنى القدوس، وأصل الطيب الزكاة والطهارة والسلامة من الخبث، وهذا الحديث أحد الأحاديث التي هي قواعد الإسلام ومباني الأحكام، وقد جمعت منها أربعين حديثاً في جزء، وفي الحث على الإنفاق من الحلال والنهي عن الإنفاق من غيره، وفيه أن المشروب والمأكول والملبوس ونحو ذلك ينبغي أن يكون حلالاً خالصاً لا شبهة فيه،

Mengenai ini dalam Kitab Al-mausu'ah Al-fiqhiyah disebutkan : bahwa barang yg disedekahkan harus berupa barang halalan thoyyiban, tidak boleh dari brang haram atau barang syubhat. juga harus berupa barang yg baik, bukan barang rodi yg tidak baik. demikian agar tercapai maksud dari shodaqoh itu sendiri yaitu berbuat yg lebih baik dan pahala yg lebih besar.

ثالثا: المتصدق به:20 - المتصدق به هو: المال الذي يعطى للفقير وذي الحاجة، وحيث إن الصدقة تمليك بلا عوض لأجل ثواب الآخرة، فينبغي في المال المتصدق به أن يكون من الحلال الطيب، ولا يكون من الحرام أو مما فيه شبهة، كما ينبغي أن يكون المتصدق به مالا جيدا، لا رديئا، حتى يحصل على خير البر وجزيل الثواب (2) .

Ref (AL-MAUSU'AH AL-FIQHIYAH) :

(2) ابن عابدين 2 / 26، والمجموع 6 / 24، وكشاف القناع 2 / 295 - 298، والاختيار 3 / 54، وشرح الترمذي 3 / 164.

Abu Zaki > Anggapan rodi' pada rokok itu, pasti bukan harga mati. karena persepsi pada rokok tergantung pribadi masing-masing.
~ Bagi yg merokok tidak jadi penyakit dan memang pecandunya maka akan memasuk malan jayyidan, dan ketika di sedekahi termasuk Idkholussurur.
~ Tapi bagi yg apabila merokok akan menyebabkan penyakit dan dia memang tidak ngerokok maka pasti mengatakan malan rodi', karena sama baunya saja gak mau, dan ketika di sedekahi pasti gak mau.
~ Rokok yg tidak toyyiban bagi yang menjadi penyakit, buktinya ada ibarot yg rokok mubah, sunnah, wajib. dalam Majmu' Sab'atu kutubin, tapi gk bisa nulis ibarotnya krn fc gak sekolah madrasah.
Untuk ibarot kang Ibnu Toha, memang betul sekali, tapi juga tidak langsung mengndikasikan rokok termasuk rodi'. 

Brojol Gemblung > Kata RODI` itu biasa dibuat perbandingan dari kata JAYYID... Ini biasanya mengarah pada kualitas barang bukan pada sifat dari barang, andai sifat maka kata yg dipakai biasanya THAYYIB, HASAN, HALAL, dsb.

> Brojol Gemblung 
Saya fikir maksud dari ibarot yg kang Ibnu Lail & Ibnu Toha ajukan adalah barang yg dihasilkan dg cara yg tidak baik, sehingga predikatnya adalah barang haram atau barang syubhat. Ibarot di atas tidak mengindikasikan dzatiyah barang itu sendiri, kecuali kata ini :

ﻭﻳﻜﺮﻩ ﺗﻌﻤﺪ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺑﺎﻟﺮﺩﻱﺀ

Semisal biasa merokok Malboro eh pas bagian mau sedekah menggunakan tembakau lintingan, maka berdasarkan ibarot tersebut makruh hukumnya sengaja bersedekah dg barang yg jelek karena firman Allah :

ﻟﻦ ﺗﻨﺎﻟﻮﺍ ﺍﻟﺒﺮ ﺣﺘﻰ ﺗﻨﻔﻘﻮﺍ ﻣﻤﺎ ﺗﺤﺒﻮﻥ

Begitupun makruh bersedekah dg barang yg dihasilkan dg cara yg tidak benar, seperti barang ghashoban yg kerelaannya masih terkatung2 ataupun dapat jatah beras bulog dari pemerintah lalu kemudian disedekahkan, maka ini makruh karena di dalamnya terdapt syubhat.

Nah sekarang kasusnya rokok, rokok itu bukan hasil ghashoban bukan pula curian, uang yg dipakai membelinya juga uang hasil kerja tani, tembakau juga bukan barang najis dari aspek dzatiyahnya, ia disedekahkan atas dasar Thibin Nafsi, hanya saja rokok itu mempunyai aroma yg tidak sedap. Namun bila memandang dari sisi ini Tsaum & Bashal (bawang) juga mempunyai aroma yg tidak sedap, dan sampai saat ini belum ada yg bilang bawang itu syubhat atau apalah sehingga andai bersedekah dg itu maka makruh.

Sudah jelas syubhat itu apa... Namun bukan syubhat namanya kalau kemakruhan rokok itu timbul karena syiddatil khilaf tentangnya atau karena faktor mafsadat yg relatif kecil dan tidak seketika, berarti ini jelas bukan syubhat. Kalau mau jujur ingin membahas dzatiyah tembakau maka qa'idah yg pas ialah al-Ashlu Fil Asy-ya` al-Ibahah dan Ashlu Kulli Syai` Thahirun. Memandang pada dampak mafsadat yg tidak kontan maka bukan hanya terjadi pada tembakau, tapi juga pada barang lain seperti buah durian, dsb. Siapapun orangnya kalau selalu mengkonsumsi buah durian tersebut maka 3 sampai 4 bulan kemudian akan berdampak kelesterol yg tinggi, kendatipun demikian tidak ada yg mengatakan bahwa durian itu syubhat...  

Nah sekarang kita tau betapa rumitnya ulama terdahulu dalam mencetuskan hukum, dan betapa mudahnya orang zaman sekarang dalam memvonis sebuah perkara sehingga qa'idah yg dipakai ialah Gebyah Uyah Podho Asine..

Jika ada yang mengatakan Rokok mempunyai bau yg tidaksedap sama halny dg bawang..? Tapi apa rokok juga punyamanfaatnya (sprti bawang) selain hanya menimbulkan gangguankesehatan...?! Mari kita kembali ke IPTEK :
1. Merokok Mengurangi Resiko Parkinson
2. Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari serangan jantung dan stroke
3. Merokok mengurangi resiko penyakit susut gusi yang parah
4. Merokok mencegah asma dan penyakit karena alergi lainnya
5. Nikotin membunuh kuman penyebab tuberculosis (TBC)
6. Merokok mencegah kanker kulit yang langka
7. Merokok mengurangi resiko terkena kanker payudara
8. Nitrat Oksida dalam nikotin mengurangi radang usus besar
9. Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down Syndrome.
10. Merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori

> Pedagang Roti
 المذهب الحنفي :
فمن ذكر تحريمه من فقهاء الحنفية الشيخ محمد العيني ذكر في رسالته تحريم التدخين من اربعة اوجه :الاول :كونه مضرا للصحة بإخبار الاطباء المعتبرين وكل ماكان كذلك يحرم استخدامهإتفاقا.

الثاني :كونه من المخدرات المتفق عليها عندهم المنهي عن استعمالها شرعا لحديث أحمد عن أم سلمة نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن كل مسكر ومفتر وهومفتر باتفاق الاطباء وكلامهم حجة في ذلك وأمثاله باتفاق الفقهاء سلفا وخلفا .

الثالث : كون رائحته كريهه تؤذي الناس الذين لايستعملونه وعلى الخصوص في مجامع الصلاة ونحوها بل يؤذي الملائكة وقد روى الشيخان في صحيحهما عن جابر مرفوعا (من أكل ثوما وبصلا فليعتزلنا وليعتزل مسجدنا وليقعد في بيته) ومعلوم أن رائحة التدخين ليست أقل كراهيه من الثوم والبصل .وفي الحديث عنه عليه الصلاة والسلام أنه قالمن آذى مسلما فقد آذاني ومن آذاني فقد آذى الله) رواه الطبراني في الاوسط عن أنس رضي الله عنه بإسناد حسن.

الرابع :كونه سرفا ليس فيه نفع مباح خال من الضرر بل فيه الضرر المحقق بإخبار أهل الخبرة.

قال النبي صلى الله عليه وسلم" إن الله إذا حرم أكل شيء حرم عليهم ثمنه "

Dengan berdasarkan hadts nabi di atas dan berdasarkan innallaha tayyib layaqbalu illa toyyibanmaka TIDAK BOLEH JUAL BELI DAN SHODAQOH ROKOK MBAH.

 المذهب الشافعي :ومن فقهاء الشافعيه الشيخ الشهير بالنجم الغزي الشافعي قال مانصه :والتوتون الذي حدث وكان حدوثه بدمشق سنة 15بعد الالف يدعى شاربه أنه لايسكر وإن سلم له فإنه مفتر وهوحرام لحديث أحمد عن أم سلمه قالت : (نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن كل مسكر ومفتر) قال : وليس من الكبائر تناوله المرة أو مرتين أي الاصرار عليه يكون كبيرة كسائر الكبائر وقد ذكر بعض العلماء أن الصغيرة تعطى حكم الكبيرة بواحدة من خمسة أشياء احداها :الاصرار عليها.الثانيه :التهاون بها وهو الاستخفاف بها وعدم المبالاة بفعلها .الثالثه :الفرح والسرور بها .الرابعة :التفاخر بها بين الناس .الخامسة : صدورها من عالم أو ممن يقتدى به.

 والدخان من المسلمات اليوم أنه ضار، والنبي صلى الله عليه وسلم يقول: "لا ضرر ولا ضرار"، وضرر يتعدى للغير، فهو ضار، وبالاقتصاد، ويتعدى ضرره للولد، فمن الأدلة التي أصبحت شبه يقينية اليوم أن ولد غير المدخن أذكى بكثير من ولد المدخن، وولد غير المدخن عنده مناعة للأمراض أكثر بكثير من ولد المدخن.

ﺣﻜﻢ ﺍﻟﺘﺒﻎ:ﺍﺧﺘﻠﻒ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻓﻲ ﺣﻜﻢ ﺍﻟﺪﺧﺎﻥ-ﺍﻟﺘﺒﻎ- ﻓﻘﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﺘﺤﺮﻳﻤﻪ، ﻭﻫﻮﺍﻟﺼﻮﺍﺏ، ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﻜﺮﺍﻫﻴﺘﻪ،ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﺈﺑﺎﺣﺘﻪ، ﻭﻳﻼﺣﻆ ﺃﻥﺍﻟﺬﻳﻦ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺑﺎﻟﻜﺮﺍﻫﻴﺔ ﺃﻭ ﺑﺎﻹﺑﺎﺣﺔ،ﺍﺷﺘﺮﻃﻮﺍ ﺃﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻀﺮﺍ، ﻭﻷﻥ ﺍﻟﺪﺧﺎﻥﺛﺒﺘﺖ ﻣﻀﺮﺗﻪ ﻃﺒﻴﺎ ﻓﻬﻮ ﺣﺮﺍﻡ، ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﻋﻠﻴﺶ ﻛﻼﻣﺎﻧﻔﻴﺴﺎ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻓﻘﺎﻝ: )ﻭﻏﺎﻟﺐﻣﺴﺘﻌﻤﻠﻲ ﺍﻟﺪﺧﺎﻥ ﻻ ﻳﺤﻔﻆ ﺑﻪ ﺻﺤﺔﺣﺎﺻﻠﺔ ﻭﻻ ﻳﺠﻠﺐ ﺑﻪ ﺻﺤﺔ ﺯﺍﺋﻠﺔ ﺑﻞﻟﻠﺘﻠﺬﺫ ﻭﺍﻟﺘﻔﻜﻪ ﻭﻫﺬﻩ ﺃﻣﺎﺭﺓ ﺍﻹﺳﻄﺎﻝﺑﻼ ﺇﺷﻜﺎﻝ ﻭﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻲ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻪﺇﻻ ﺗﺴﻮﻳﺪ ﺍﻟﺜﻴﺎﺏ ﻭﺍﻷﺑﺪﺍﻥ ﻭﻛﺮﺍﻫﺔﺍﻟﺮﻳﺢ ﻭﺍﻷﻧﺘﺎﻥ ﻟﻜﺎﻥ ﺯﺍﺟﺮﺍ ﻟﻠﻌﺎﻗﻞ ﻋﻨﻪﺧﺼﻮﺻﺎ ﻣﻊ ﺫﻫﺎﺑﻪ ﺑﺬﻟﻚ ﺍﻟﺨﺒﺚ ﺇﻟﻰﺍﻟﻤﺤﺎﻓﻞ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻟﻠﺼﻠﻮﺍﺕ. ﻭﺗﺄﻣﻞﻳﺎ ﺃﺧﻲ ﺷﺎﺭﺑﻴﻪ ﻭﻫﻮ ﻳﺨﺮﺝ ﻣﻦﺃﻓﻮﺍﻫﻬﻢ ﻭﺃﻧﻮﻓﻬﻢ ﻛﺄﻫﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻭﻣﻦﻳﻬﻠﻜﻮﻥ ﺁﺧﺮ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﻷﺷﺮﺍﺭ ﻓﻘﺪﻭﺭﺩ ﻓﻲ ﺍﻷﺛﺮ ﺃﻧﻪ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﺁﺧﺮﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺩﺧﺎﻥ ﻳﻤﻸ ﺍﻷﺭﺽ ﻳﻘﻴﻢﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻓﻴﺼﻴﺒﻪ ﻣﻨﻪﻣﺜﻞ ﺍﻟﺰﻛﺎﻡ ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮ ﻓﻴﺨﺮﺝ ﻣﻦﻓﻤﻪ ﻭﺃﻧﻔﻪ ﻭﺃﺫﻧﻴﻪ ﻭﻋﻴﻨﻴﻪ ﻭﺑﺎﻗﻲﻣﻨﺎﻓﺬﻩ ﺣﺘﻰ ﻳﺼﻴﺮ ﺭﺃﺱ ﺃﺣﺪﻫﻢﻛﻌﺠﻞ ﺣﻨﻴﺬ ﺃﻱ ﻣﺸﻮﻱ ﻭﻻ ﻳﻨﺒﻐﻲﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﺸﺒﻪ ﺑﺄﻫﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻭﻻ ﺃﻥﻳﺴﺘﻌﻤﻞ ﻣﺎ ﻫﻮ ﻣﻦ ﻧﻮﻉ ﻋﺬﺍﺏ ﻭﻻ ﻣﺎﻫﻮ ﻣﻦ ﻣﻼﺑﺲ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﺬﺍﺏ ﻛﺨﺎﺗﻢﺣﺪﻳﺪ ﺃﻭ ﻧﺤﺎﺱ ﻓﻔﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ »ﺃﻧﻬﻤﺎﺣﻠﻴﺔ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ « ﻭﻛﺎﻻﺳﺘﺘﺎﺭ ﻓﻲﺍﻟﺼﻼﺓ ﺑﺤﺠﺮ ﻭﺍﺣﺪ ﻭﻛﺎﻟﺰﻧﺎﺭ ﻭﺍﻟﻐﻴﺎﺭﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻭﻛﺮﻩ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ﺍﻟﺤﺎﺭ، ﻭﻗﺎﻝﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: »ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ-ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ- ﻟﻢ ﻳﻄﻌﻤﻨﺎ ﻧﺎﺭﺍ « ﻭﻟﻮﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻴﻪ ﺇﻻ ﺇﺣﻴﺎﺀ ﺳﻨﺔ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﺧﺮﺟﻮﻩ ﻣﻦ ﺃﺭﺿﻬﻢ ﻷﺭﺽﺍﻹﺳﻼﻡ ﻟﻺﺿﺮﺍﺭ ﻓﻘﺪ ﺃﺧﺒﺮﻧﻲ ﺑﻌﺾﻣﺨﺎﻟﻄﻲ ﺍﻹﻧﻜﻠﻴﺰ ﺃﻧﻬﻢ ﻣﺎ ﺟﻠﺒﻮﻩ ﻟﺒﻼﺩﺍﻹﺳﻼﻡ ﺇﻻ ﺑﻌﺪ ﺇﺟﻤﺎﻉ ﺃﻃﺒﺎﺋﻬﻢ ﻋﻠﻰﻣﻨﻌﻬﻢ ﻣﻦ ﻣﻼﺯﻣﺘﻪ ﻭﺃﻣﺮﻫﻢﺑﺎﻻﻗﺘﺼﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻴﺴﻴﺮ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻀﺮﻟﺘﺸﺮﻳﺤﻬﻢ ﺭﺟﻼ ﻣﺎﺕ ﺑﺎﺣﺘﺮﺍﻕ ﻛﺒﺪﻩﻭﻫﻮ ﻣﻼﺯﻣﻪ ﻓﻮﺟﺪﻭﻩ ﺳﺎﺭﻳﺎ ﻓﻲﻋﺮﻭﻗﻪ ﻭﻋﺼﺒﻪ ﻭﻣﺴﻮﺩﺍ ﻣﺦ ﻋﻈﺎﻣﻪﻭﻗﻠﺒﻪ ﻣﺜﻞ ﺳﻔﻨﺠﺔ ﻳﺎﺑﺴﺔ ﻭﻓﻴﻪ ﺛﻘﺐﻣﺨﺘﻠﻔﺔ ﺻﻐﺮﻯ ﻭﻛﺒﺮﻯ ﻭﻛﺒﺪﻩ ﻣﺸﻮﻳﺔﻓﻤﻨﻌﻮﻫﻢ ﻣﻦ ﻣﺪﺍﻭﻣﺘﻪ ﻭﺃﻣﺮﻭﻫﻢﺑﺒﻴﻌﻪ ﻟﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻹﺿﺮﺍﺭﻫﻢ ﻓﻠﻮ ﻟﻢﻳﻜﻦ ﻓﻴﻪ ﺇﻻ ﻫﺬﺍ ﻟﻜﺎﻥ ﺑﺎﻋﺜﺎ ﻟﻠﻌﺎﻗﻞﻋﻠﻰ ﺍﺟﺘﻨﺎﺑﻪ، ﻭﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ »ﺍﻟﺤﻼﻝ ﺑﻴﻦ ﻭﺍﻟﺤﺮﺍﻡﺑﻴﻦ ﻭﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻣﺘﺸﺎﺑﻬﺎﺕ ﻻ ﻳﻌﻠﻤﻬﻦﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﻤﻦ ﺍﺗﻘﻰ ﺍﻟﺸﺒﻬﺎﺕﻓﻘﺪ ﺍﺳﺘﺒﺮﺃ ﻟﺪﻳﻨﻪ ﻭﻣﻦ ﻭﻗﻊ ﻓﻲﺍﻟﺸﺒﻬﺎﺕ ﻛﺎﻥ ﻛﺎﻟﺮﺍﺗﻊ ﺣﻮﻝ ﺍﻟﺤﻤﻰﻳﻮﺷﻚ ﺃﻥ ﻳﻘﻊ ﻓﻴﻪ .« ﻭﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: »ﺩﻉ ﻣﺎ ﻳﺮﻳﺒﻚﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺮﻳﺒﻚ « ﻭﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: »ﺍﻹﺛﻢ ﻣﺎ ﺣﺎﻙﻓﻲ ﺍﻟﺼﺪﺭ ﺃﻭ ﺣﺎﻙ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻔﺲ « ﻭﻻﺷﻚ ﺃﻥ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﻟﺪﺧﺎﻥ ﻣﻤﺎ ﺃﺭﺍﺏﻭﺃﻭﻗﻊ ﺍﻻﺿﻄﺮﺍﺏ ﻭﻟﻮ ﺳﺌﻞ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀﺍﻟﺬﻳﻦ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺍﻟﺴﻔﻪ ﺍﻟﻤﻮﺟﺐ ﻟﻠﺤﺠﺮﺗﺒﺬﻳﺮ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﺬﺍﺕ ﻭﺍﻟﺸﻬﻮﺍﺕ ﻋﻦﻣﻼﺯﻡ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﻟﺪﺧﺎﻥ ﻟﻤﺎ ﺗﻮﻗﻔﻮﺍﻓﻲ ﻭﺟﻮﺏ ﺍﻟﺤﺠﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻔﻬﻪ ﺛﻢﺍﻧﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﺗﺮﺗﺐ ﻋﻠﻰ ﺇﺿﺎﻋﺔﺍﻷﻣﻮﺍﻝ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻀﻴﻴﻖ ﻋﻠﻰﺍﻟﻔﻘﺮﺍﺀ ﻭﺍﻟﻤﺴﺎﻛﻴﻦ ﻭﺣﺮﻣﺎﻧﻬﻢ ﻣﻦﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺑﺸﻲﺀ ﻣﻤﺎ ﺃﻓﺴﺪﻩﺍﻟﺪﺧﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺘﺮﻓﻬﻴﻦ ﺑﻪ ﻭﺳﻤﺎﺣﺔﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ﺑﺪﻓﻌﻬﺎ ﻟﻠﻜﻔﺎﺭ ﺍﻟﻤﺤﺎﺭﺑﻴﻦﺃﻋﺪﺍﺀ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﻣﻨﻌﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻹﻋﺎﻧﺔ ﺑﻬﺎﻋﻠﻰ ﻣﺼﺎﻟﺢ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﺳﺪ ﺧﻠﺔﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺟﻴﻦ، ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﺃﺳﺒﺎﺏ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢﻭﻻ ﻳﺮﺗﺎﺏ ﻓﻴﻤﺎ ﻗﺮﺭﻧﺎﻩ ﺫﻭ ﺩﻳﻦ ﻭﻻﺻﺎﺣﺐ ﺻﺪﻕ ﻣﺘﻴﻦ ﻓﺨﺬ ﻣﺎ ﺁﺗﻴﺘﻚﻭﻛﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺎﻛﺮﻳﻦ ﻭﺳﻨﻠﺘﻘﻲ ﻣﻊ ﻣﻦﺧﺎﻟﻔﻨﺎ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻳﻮﻡ ﻳﻘﻮﻡ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻟﺮﺏﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﻳﻮﻡ ﺗﺒﻠﻰ ﺍﻟﺴﺮﺍﺋﺮ، ﻭﺗﻈﻬﺮﺍﻟﻤﺨﺒﺂﺕ ﻟﻸﺑﺼﺎﺭ ﻭﺍﻟﺒﺼﺎﺋﺮ ﻭﺗﻮﺍﺗﺮﺕﺍﻷﺧﺒﺎﺭ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﺘﺠﺮ ﻓﻴﻪ ﻣﻘﺮﻭﻥﺑﺎﻟﺨﺴﺎﺭﺓ ﻭﻣﻤﺎ ﺟﺮﺑﻪ ﺃﻫﻠﻪ ﺃﻥ ﺷﺎﺭﺑﻪﻻ ﻳﻨﻔﻚ ﻋﻦ ﺍﻟﻜﺪﺭ ﻭﺍﻟﺤﺰﻥ ﻭﺳﻮﺀﺍﻟﺨﻠﻖ ﻭﺃﺧﺬﺍ ﻟﻬﻢ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﻣﺎ ﺩﺍﻡ ﺃﺛﺮﻩﻣﻌﻪ ﻭﺃﻧﻪ ﻳﻮﺭﺙ ﺍﻟﺠﺒﻦ ﻭﺍﻟﺨﻮﺭﻭﺍﻟﻨﺴﻴﺎﻥ .(-3

> Ja'fu Hdr
Hukum merokok ada beberapa pendapat di kalangan ulama’ :

1- Boleh/mubah, dengan pertimbangan tidak ada dalil yang mengharamkannya dengan jelas dan tidak berbahaya pada kesehatan serta bukan termasuk muskir (perkara yang memabukkan) atau mukhoddir (merusak pikiran).

2- Makruh, dengan pertimbangan tidak ada dalil yang mengharamkannya dengan jelas, hanya bau yang tidak sedap dari mulut orang yang mengkonsumsinya sebagaimana bawang merah atau bawang putih yang mentah.

3- Wajib, jika membahayakan jiwa ketika tidak merokok.

4- Haram, dengan pertimbangan sebagai berikut :
a.      Rokok dapat membahayakan kesehatan, menurut kesepakatan para dokter menyebabkan kanker, jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Ajaran islam memerintahkan untuk selalu menjaga diri dan meninggalkan segala yang membahayakan, sebagaimana firman Allah
SWT :وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (195)

“ dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (al-baqarah :195)

Dan hadits Rasulullah SAW :
لَا ضَرَرَ وَلَا ضَرَارَ “.

“ janganlah berbuat sesuatu yang membahayakan, dan jangan membalas dengan berbuat sesuatu yang membahayakan”

b.     Pembelajaan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan kesehatan. Hal ini adalah bentuk isrof atau tabdzir (pemborosan) harta yang diharamkan, sebagaimana
firman Allah SWT :
وَآَتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (26) إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا (27)

“ Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”, (al-Isra’ : 26-27)

c. Dapat merubah mental dan watak pecandunya.

KETERANGAN :

Pendapat pertama, rokok adalah mubah karena tidak membahayakan kesehatan, maka telah menjadi maklum secara medis bahwa rokok sangat berbahaya untuk kesehatan baik dalam jangka waktu dekat atau lama. Sedangkan mengkonsumsi sesuatu yang membahayakan kesehatan haram menurut kesepakatan ulama’.

Pendapat kedua, rokok adalah makruh karena tidak ada dalil tegas yang mengharamkannya. Oleh karena itu, jika membahayakan, maka berubah hukum menjadi haram, bahkan wudhu’ yang wajib pun menjadi haram jika membahayakan.

Pendapat ketiga, rokok wajib ketika membahayakan jika ditinggalkan. Sesungguhnya pendapat ini hanyalah wacana yang berlaku ketika benar-benar terjadi sebagaimana keadaan di atas. Oleh karena itu, tidak bisa digunakan sebagai dalil kebolehan merokok, bahkan makan bangkai menjadi wajib jika tidak memakannya akan mati.

Pendapat terakhir, rokok haram. Pendapat ini menurut kami paling shohih, ditinjau dari dalil-dalil lebih tepat, lebih berhati-hati (ihtiyath) dan untuk menjaga kesehatan, nikmat yang teramat mahal, serta menghindari dari pemborosan (isrof). Allah SWT berfirman :

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ (215)

“ Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (al-baqarah: 215).

Oleh karena itu, alangkah indah dan elok bagi orang yang tidak merokok, utamanya kalangan ustad, ulama’ dan tokoh agama untuk menjadi contoh bagi awam meninggalkan hal-hal yang tidak berguna bahkan merugikan diri, agama dan harta. Rasulullah SAW bersabda :

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ ، رواه الترمذي واحمد

“ termasuk kesempurnaan islam pada seseorang adalah meninggalkan segala yang tidak manfaat (dalam agama) baginya “ (H.R. Tirmidzi dan Ahmad).

Namun sangatlah ironis sekali pada zaman sekarang, orang-orang yang menjadi uswah/tauladan bagi umat memberikan contoh yang tidak positif dan tidak bernilai ibadah bahkan karena, mereka anak-anak yang belum baligh pun dengan bebasnya menghisap rokok. Siapakah yang akan bertanggung jawab di hadapan Allah nanti di hari kiamat ?.

Al Habib Abdullah bin Umar as-Syathiri berkata :

تَسْتَحْسِنُ التُّنْــبَاكَ فِي فِيْكَ وَتَسْـ # تَحْيِي بِأَنْ تَسْتَعْمِلَ الْمِسْوَاكَا

Kamu menilai bagus rokok di mulutmu, namun kamu malu menggunakan siwak.
وَالشَّرْعُ ثُمَّ الطِّبُّ قَدْ نَهَيَاكَ عَنْ # ذَاكَ الْأَذَى وَبِفِعْلِ ذَا اَمَــرَاكَا

Padahal syari’at dan medis benar-benar telah melarangmu dari penyakit (rokok) itu, dan dengan menggunakan siwak keduanya (syari’at dan medis) menganjurkanmu.
لَوْ كُنْتَ تَعْكِسُ فِي الْقَضِيَّةِ كَانَ اَوْ # لَى مِنْكَ لَكِنَّ اللَّعِيْنَ اَغْـوَاكَا

Jika kamu membalik kejadian di atas, maka lebih baik bagimu, namun yang terkutuk (syetan) telah menyesatkanmu.
فَلكَمْ اَضَعْـتَ بِهِ نَفِيْسَ اْلمـَالِ لَوْ # اَنْفَقْتَهُ يَا صَاحِ فِي اُخْـَـراكَا

Berapa banyak engkau hamburkan harta yang bernilai, seandainya saja engkau sedekahkan -wahai sahabatku- untuk kebahagiaan akhiratmu.

260/بغية المسترشدين(مسألة) : التنباك معروف من أقبح الحلال إذ فيه إذهاب الحال والمال، ولا يختار استعماله أكلاً أو سعوطاً أو شرباً لدخانه ذو مروءة من الرجال، وقد أفتى بتحريمه أئمة من أهل الكمال كالقطب سيدنا عبد الله الحداد والعلامة أحمد الهدوان، كما ذكره القطب أحمد بن عمر بن سميط عنهما وغيرهم من أمثالهم، بل أطال في الزجر عنه الحبيب الإمام الحسين ابن الشيخ أبي بكر بن سالم وقال: أخشى على من لم يتب عنه قبل موته أن يموت على سوء الخاتمة والعياذ بالله تعالى. وقد أشبع الفصل فيه بالنقل العلامة عبد الله باسودان في فيض الأسرار وشرح الخطبة وذكر من ألف في تحريمه كالقليوبي وابن علان وأورد فيه حديثاً، وقال الحساوي في تثبيت الفؤاد من كلام القطب الحداد أقول: ورأيت معزواً لتفسير المقنع الكبير قال النبي : «يا أبا هريرة يأتي أقوام في آخر الزمان يداومون هذا الدخان وهم يقولون نحن من أمة محمد وليسوا من أمتي ولا أقول لهم أمة لكنهم من السوام» قال أبو هريرة: وسألته : كيف نبت؟ قال: «إنه نبت من بول إبليس، فهل يستوي الإيمان في قلب من
يشرب بول الشيطان؟ ولعن من غرسها ونقلها وباعها» . قال عليه الصلاة والسلام: «يدخلهم الله النار وإنها شجرة خبيثة» اهـ ملخصاً اهـ. ورأيت بخط العلامة أحمد بن حسن الحداد على تثبيت الفؤاد: سمعت بعض المحبين قال: إن والدي يشرب النتن خفية وكان متعلقاً ببعض أكابر آل أبي علوي، فلما مات رأيته فسألته: ما فعل الله بك؟ قال: شفع فيَّ فلان المتقدم إلا في التنباك فهو يؤذيني وأراني في قبره ثقباً يجيء منه الدخان يؤذيه وقال له: إن شفاعة الأولياء ممنوعة في شرب التنباك. وقال لي بعضهم: رأيت والدي وكان صالحاً لكنه كان ينشق التنباك، فرأيته بعد موته قال: إن الناشق للتنباك عليه نصف إثم الشارب فالحذر منه اهـ. وقال الولي المكاشف للشريف عبد العزيز الدباغ: أجمع أهل الديوان من الأولياء على حرمة هذا النتن الخ

 فائدة : قال السيوطي في الأشباه والنظائر: قال بعضهم مراتب الأكل خمس: ضرورة، وحاجة، ومنفعة، وزينة، وفضول. فالضرورة بلوغه إلى حدّ إذا لم يتناول الممنوع هلك أو قارب وهذا يبيح تناول الحرام. والحاجة كالجائع الذي لو لم يجد ما يأكله لم يهلك غير أنه يكون في جهد ومشقة وهذا لا يبيح الحرام. والزينة والمنفعة كالمشتهي الحلوى والسكر والثوب المنسوج بالحرير والكتان. والفضول كالتوسع بأكل الحرام والشبهات

 الموسوعة الطبية الفقهية ص 183- 184أحكام تدخين التبغ :مشروعية التدخين : لقد ذهب الفقهاء في حكم تدخين التبغ مذاهب شتى لأنه لا نص فيه, وذلك على النحو الأتي :

تحريم التدخين : ذهب بعضهم إلى تحريمه لأنه يسكر في ابتداء تعاطيه إسكارا سريعا, ثم لايزال في كل مرة ينقص شيئا فشيئا حتى يطول الأمد جدا فيصير لايحس به, لكنه يجد نشوة وطربا أحسن عنده من السكر, وأنه يترتب على شربه الإضرار بالبدن, وأن الأطباء أجمعوا على ضرره وثبت عندهم أنه يسبب الكثير من الأمراض مثل سرطانات الرئة والحنجرة واللسان والشفتين والمثانة, كما يسبب الضعف الجنسي, وفيه إضاعة للمال وتبذير منهي عنه .. وقد نص المالكية على تحريمه وكذلك فعل المؤتمر العالمي الإسلامي لمكافحة المسكرات والمخدرات, الذي عقد في الجامعة الإسلامية بالمدينة المنورة في 30/ 5/ 1402 هـ حيث أصدر فتوى بحرمة استعمال التبغ للأضرار التي ذكرناها

إباحة التدخين : وذهب بعضهم إلى إباحته لأنه لم يثبت إسكاره ولاتخديره, مع أن الذي يشربه في البداية يصيبه شيئ من الغشي لكنه لايوجب التحريم, لأن الأصل في الأشياء الإباحة حتى يرد نص بالتحريم فيكون التبغ مباحا جريا على قواعد الشرع وعمومياته

 كراهة التدخين : وذهب أكثرهم إلى كراهته لعدم ثبوت أدلة التحريم, وكرهوه لكراهة رائحته قياسا على البصل النيئ والثوم ونحوه.

أما من الوجهة الطبية فإننا نميل إلى كراهته كراهة تحريم لما ثبت من أضراره الشديدة على صحة الفرد والمجتمع, وجريا على قاعدة : لا ضرر ولاضرار, ولأنه لم يثبت أن له أية فوائد صحية, وأما ما يدعيه المدخنون من فوائد نفسية للتدخين وأنه يريح الأعصاب ويبهج النفس وغير ذلك من الدعاوى الباطلة فلا تعدو أن تكون أوهاما وتزيينا من الشيطان الذي لايكف عن الكيد لبني أدم ليرديهم ويوقعهم في الإثم والضرر

مع الناس / 2/ 39 للشيخ محمد سعيد رمضان البوطيما حكم بيع الدخان ؟ حكم التبغ من حيث تعاطيه والتعامل المالي به يتبع قرار الأطباء في اثره على جسم الإنسان ومن المعلوم ان اطباء العالم متفقون على انه يسبب اضرارا متنوعة في جسم الشخص الذي يتعاطاه اذن فالشرع يقرر وجوب تجنبه وحرمة استعماله، وكل ما حرم بيعه وشراؤه والقاعدة الشرعية في ذلك وهي حديث رسول الله r ” لا ضرر ولا ضرار

 حاشية البجيرمي على الخطيب – (ج 6 / ص 440)

قَوْلُهُ : ( وُصُولُ دُهْنٍ ) وَمِنْهُ دُخَانٌ لَا عَيْنَ فِيهِ كَالْبَخُورِ ، بِخِلَافِ مَا فِيهِ عَيْنٌ كَالدُّخَانِ الْمَشْهُورِ الْآنَ ق ل . وَعِبَارَةُ عَبْدِ الْبَرِّ : وَمِنْهُ يُؤْخَذُ أَنَّ وُصُولَ الدُّخَانِ الَّذِي فِيهِ رَائِحَةُ الْبَخُورِ أَوْ غَيْرِهِ إلَى جَوْفِهِ لَا يَضُرُّ وَإِنْ تَعَمَّدَ فَتْحَ فِيهِ لِذَلِكَ ؛ لِأَنَّهُ لَيْسَ عَيْنًا ، أَيْ فِي الْعُرْفِ ، وَأَمَّا الدُّخَانُ الْحَادِثُ الْآنَ الْمُسَمَّى بِالنَّتِنِ لَعَنَ اللَّهُ مِنْ أَحْدَثَهُ فَإِنَّهُ مِنْ الْبِدَعِ الْقَبِيحَةِ ، فَقَدْ أَفْتَى شَيْخُنَا الزِّيَادِيُّ أَوَّلًا بِأَنَّهُ لَا يُفْطِرُ لِأَنَّهُ إذْ ذَاكَ لَمْ يَكُنْ يَعْرِفُ حَقِيقَتَهُ ، فَلَمَّا رَأَى أَثَرَهُ بِالْبُوصَةِ الَّتِي يَشْرَبُ بِهَا رَجَعَ وَأَفْتَى بِأَنَّهُ يُفْطِرُ

حاشية البجيرمي على الخطيب – (ج 13 / ص 200)

( وَيَحْرُمُ مَا يَضُرُّ الْبَدَنَ أَوْ الْعَقْلَ ) وَمِنْهُ يُعْلَمُ حُرْمَةُ الدُّخَانِ الْمَشْهُورِ لِمَا نُقِلَ عَنْ الثِّقَاتِ أَنَّهُ يُورِثُ الْعَمَى وَالتَّرَهُّلَ وَالتَّنَافِيسَ وَاتِّسَاعَ الْمَجَارِي . ا هـ . ق ل وَقَوْلُهُ : مَا يَضُرُّ الْبَدَنُ قَالَ الْأَذْرَعِيُّ : الْمُرَادُ الضَّرَرُ الْبَيِّنُ الَّذِي لَا يُحْتَمَلُ عَادَةً لَا مُطْلَقُ الضَّرَرِ شَوْبَرِيٌّ .

 تحفة الأحوذي – (ج 4 / ص 416)

تَنْبِيهٌ : اِعْلَمْ أَنَّ بَعْضَ أَهْلِ الْعِلْمِ قَدْ اِسْتَدَلَّ عَلَى إِبَاحَةِ أَكْلِ التُّنْبَاكِ وَشُرْبِ دُخَانِهِ بِقَوْلِهِ تَعَالَى { وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا } وَبِالْأَحَادِيثِ الَّتِي تَدُلُّ عَلَى أَنَّ الْأَصْلَ فِي الْأَشْيَاءِ الْإِبَاحَةُ . قَالَ الْقَاضِي الشَّوْكَانِيُّ فِي إِرْشَادِ السَّائِلِ إِلَى أَدِلَّةِ الْمَسَائِلِ بَعْدَمَا أَثْبَتَ أَنَّ كُلَّ مَا فِي الْأَرْضِ حَلَالٌ إِلَّا بِدَلِيلٍ مَا لَفْظُهُ : إِذَا تَقَرَّرَ هَذَا عَلِمْت أَنَّ هَذِهِ الشَّجَرَةَ الَّتِي سَمَّاهَا بَعْضُ النَّاسِ التُّنْبَاكَ وَبَعْضُهُمْ التوتون لَمْ يَأْتِ فِيهَا دَلِيلٌ يَدُلُّ عَلَى تَحْرِيمِهَا وَلَيْسَتْ مِنْ جِنْسِ الْمُسْكِرَاتِ وَلَا مِنْ السُّمُومِ وَلَا مِنْ جِنْسِ مَا يَضُرُّ آجِلًا أَوْ عَاجِلًا ، فَمَنْ زَعَمَ أَنَّهَا حَرَامٌ فَعَلَيْهِ الدَّلِيلُ وَلَا يُفِيدُ مُجَرَّدُ الْقَالِ وَالْقِيلِ اِنْتَهَى .

 بغية المسترشدين(مسألة: ك): قال: لم يرد في التنباك حديث عنه ولا أثر عن أحد من السلف، وكل ما يروى فيه من ذلك لا أصل له، بل مكذوب لحدوثه بعد الألف، واختلف العلماء فيه حلاً وحرمة، وألفت فيه التآليف، وأطال كل في الاستدلال لمدعاه، والخلاف فيه واقع بين متأخري الأئمة الأربعة، والذي يظهر أنه إن عرض له ما يحرمه بالنسبة لمن يضره في عقله أو بدنه فحرام، كما يحرم العسل على المحرور والطين لمن يضره، وقد يعرض له ما يبيحه بل يصيره مسنوناً، كما إذا استعمل للتداوي بقول ثقة أو تجربة نفسه بأنه دواء للعلة التي شرب لها، كالتداوي بالنجاسة غير صرف الخمر، وحيث خلا عن تلك العوارض فهو مكروه، إذ الخلاف القوي في الحرمة يفيد الكراهة

> Muhajir Madad Salim
Saya sebenarnya ada ditengah-tengah di antara dua pendapat mengenai rokok. .. Menerima yg mengharamkan sekaligus yg membolehkan... Mengapa saya selalu lampirkan ibarah, kisah tentang keburukan merokok karena Jika menanyakan sebuah hukum yg hilafiyyah semacam ini maka kedua sisi mesti seimbang..dan saya rasa hanya saya yg menyertakan sisi-sisi keharamnnya... mengapa saya kekeh demikian, karena pertanyaan SAIL nantinya pun mesti dirumuskan jawabannya sesua dengan kenyataan HILAF nya merokok... Keseimbangan demikian yg saya inginkan... Saya takutnya nanti hanya disimpulkan dari sisi makruh dan jaiz nya saja...ini tentu tidak bisa diterima..

Saya menerima kedua-dua pendapat baik yg membolehkan ataupun yg mengharamkan. Karena kedua -duanya keluar dari para ulama yg mu'taman yang meskipun bukan mujtahid tetapi pendapat para ulama yg rutbahnya Mufti bisa dipegang , sebagaimana seorang mufti tiada sahmenjadi mufti kecuali telah mengusai asas-asas dalam mazhabnya..
Brojol Gemblung Muhajir > yang saya tau mufti setelah era Ibnu Hajar itu tidaklah lebih dari seorang Naaqil Qaul 'Anil Madzhab 
Itu baru asumsi sebagihan ulama mengenai rutbatul ifta' ...malah dlm ranah ijtihad mutlaq pun ulama berbeda pendapat apakah telah hilang ataupun tidak ? Sesungguhnya derajat Mufti tiadalah sekedar naqlul aqwal saja , jika kita banyak mengenal sosok-sosok yg diutarakan dalam Kitab-Kitab semacam NURUS SAFIR atau kitab mutakhirin yg lain... Alhabib Abibakar bin Abdullah Al Aidarus Al Adaniy menyatakan dirinya mencapai Rutbatul Ijtihad.... Suatu saat ketika seorang murid mengisykali pendapat Alhabib Thahir bin Husan dan si murid berkata ...ya syeikh, pendapat tuan itu bertentangan dgn pendapat Ibnu Hajar ...Alhabib berkata ... Kamu itu lebih memilih pendapatnya Ibnu HAJAR atau IBNU BASYAR ?... Intinya...Wafauqo dhu ilmin alim...diatas langit masih ada langit.

Kalau kita bisa menerima pendapat Syeikh Ibnu Hajar alhaytami mengapa kita tidak menerima pendapat Al Adaniy ? Mereka satu zaman ...sama-sama mumpuni keilmuannya ? Artinya dalam derajat kita menerima pendapat yg membolehkan merokok pada saat yg sama dan derajat yg sama pula kita mesti menerima pendapat yg mengharamkannya... Dan keduanya ini sama-sama populer lho dikalangan ulama... Tetapi dikalangan mutaakhirin Syafi'iyyah memang lebih condong mengharamkannya ... Adapun ulama kontemporer di zaman global ini seperti Abuya al Malikiy , Shulthonul Ulama As Syathiriy mereka dgn keras mengharamkannya , sebagaimana fatwa guru-guru mereka...

Yang bikin rokok berbahaya bkan nikotinnya..tetapi aditifnya,kenikmatannya yg memabukkan hati...jika hati sudah termabukkan oleh selain Alloh maka hati tiada kan bisa mengenal Alloh..wainna abadan nasi laqolbun qosi.,jadi jika anda merokok tetapi hati anda tdk taalluq , cinta dan tergantung wa termabukkan dgn rokok maka silahkan..ttp jika tdk , anda dlm bahaya yg teramat besar..sdikit skali seseorang yg bisa terhindar dr candu rokoknya..karena dmi alloh..rokok itu nikmat sekali...

Nilai lebih Hukum MAKHDHUR buat Rokok dibanding Jaiz . Pertama ; Jika ulama yang memperbolehkan merokok dgn dasar kaedah-kaedah Fikih maka pada manhaj yang sama Ulama yang mengharamkan rokok pun dengan kaedah-kaedah fikihnya pula. Tetapi nilai plus yang mengharamkan adalah : MEREKA DIDUKUNG OLEH PARA ULAMA YANG TELAH DIYAKINI KEDEKATANNYA DENGAN ALLOH [ para Auliya' Agung] seperti Al Haddad , muallif Nashoih . Ad Dabbagh [ Seorang Aqthob dr Maghrib] dan masih banyak lagi... Dan juga yg melarang rokok pun dikuatkan oleh mimpi-mimpi shadiqoh yang menyatakan Rasululloh tidak menyukai rokok dan hal sedemikian itu tidak ditemukan di kalangan yang memperbolehkannya.
 ------------------------------------
= KISAH SEPUTAR ROKOK DAN ULAMA =

Intermesho. Pengarang Is'adur Rafiq Syaikh Sa'id Babushail menyatakan bahwa sanya siapa yg merokok dan 40 hari sebelum meninggal dunia dia belum bertaubat dari dosa merokoknya maka dihawatirkan dia meninggal dalam keadaan SU'Il KHOTIMAH. Karena itu mumpung belum terjadi, ayoh, antum pada taubat dari merokok dan yg sudah kadung punya rokok berbungkus-bungkus , shodaqohkan saja kepada saya. Siap saya menerima shodaqohan antum semua.

Qola Sayyidiy : Wa roaytun nabi Shallollohu alaihi wasallama khorijan min ba'dhil buyut fi Syiwun fasaltuhu faqola Ji'u liakhdhura maulidan fi hadhad dari lakin Roaytu fihit Tambak fakhorojtu .... Al Imam Ahmad bin Hasan Al Athos berkata : aku bermimpi melihat Rasululloh SAW keluar dari satu rumah di kota Sewun lalu aku bertanya apa sebab , beliau menjawab : " Aku datang ke rumah ini untuk mengikuti Maulidan , tetapi aku lihat disitu ada rokok maka akupun keluar ". [ KITAB TAZKIRUNNAS hal 270 ]. Bersedekah koq sesuatu yg tidak disukai kanjeng nabi ? Bersedekah mestinya yg baik-baik saja YAA AYYUHAL LADHINA AMANU ANFIQUU MIN THOYYIBATI MA ROZAQNAKUM.

Masih tentang rokok : Suatu saat seorang sarif memasuki Kubbatul Hadhro dan hendak berziarah ke makam datuknya yakni Baginda nabi SAW ...begitu ziarah, tiba-tiba datang sang juru kunci dan berkata kepadanya : "Tuan , saya barusa ja tertidur dan bermimpi bertemu dgn Rasululloh SAW . beliau berkata kepada saya ...ya Fulan , bangkit dan bilang kepada cucuku yg sedang berziarah itu , Aku ,Kakeknya tidak akan pernah menerima kehadiran dirinya sampai dia membuang bungkus rokok dari dalam saku bajunya.." Maka mendengar perkataan itu Sang Sarif menangis hebat dan serta-merta membuang rokok nya dan bertaubat atas kesalahannya. Bagi drinya , tiada kemuliaan apapun jika Rasululloh enggan bersama nya... ternyata meskipun Rokok itu makruh hukumnya, Rasululloh tidak meridhoinya... Jadi sesungguhnya yg jadi masalah itu bukan Makruh , Haramnya , tetapi RASULULLOH tidak menyukainya... Ah...Adakah sesuatu itu berharga jka Rasululloh tidak menyukainya ?... Pamit , dahulu ;

Mengapa ROKOK tidak ada Nash yg shorih sebagaimana KHAMR, karena keberadaan rokok baru ditemukan sesudah abad ke 10 hijriyyah. Qola as Syaikh Abdulloh Ba saudan rohimahullohu ta'ala , Wakullu ma dhukiro fil KHASYI_SYI minal khoba-its wal 'ilali yadh-haru 'ala musta'malit tanbaqi warubbama LAU ADROKAS SYAIKH IBNU HAJAR ROHIMAHULLOHU KHUDU-TSAHU LAQODHO BIHA 'ALAYHI... idh lam yukhdats illa ba'dal Qornil 'assyir. [ Is'adurrofiq Juz 2 Hal 63 ]. Kata Syaikh Basaudan, Andai Imam Ibnu Hajar Alhaytami menemui masa ditemukannya rokok maka beliau akan MENGHARAMKANNYA. karena rokok baru muncul sesudah abad ke 10.

Suatu Saat Al Habib Abdulloh bin Umar bin Yahya saat beliau sampai ke Makkah dan beliau melihat seorang Ulama yg merokok di sana beliau menegur :" Hal semacam ini tidak patut dilakukan oleh seorang Ahli Ilmu. Merokok ini bid'ah yg buruk ..Hati-hati yg muthmainnah pasti menolaknya. Dan akal yg sehat pun tiada bisa menerimanya ." .... Ulama itu membantah : " Qahwah yg kalaian anjurkan itupun Bid'ah!" .... Habib menjawab : " Baiklah kamu berkata begitu. Sekarang mari kita bersama-sama menuju Hijir Isma'il... Masing-masing kita mengeluarkkan bid'ah kita masing-masing. Saya akan menyeduh kopi di sana dan engkau menghisaplah rokok disana pula. Maka dimana para kaum muslimin akan mengingkari dan tidak menyukai perbuatan diantara kita maka perbuatan dialah yg keliru..." Dan Habib pun mengalahkan hujjah Ulama tersebut dgn hujjah-hujjah akliyyah belaka dan membuat sang ulama kembali ke jalan lurus sesudahnya...
[ Tazkirun Nas Hal 270 ]. 

Kalau soal cerita saya juga ada Cerita nyata :
Beliau adalah seorang Ulama, yg mana beliau selalu Istiqomah melakukan sholat malam (Tahajud), beliau mulai tidur jam 23.00 dan bangun jam 02.00, namun sblum tidur Beliau menyiapkan SESUATU, supaya waktu Bangun badan seger n tidak merasa ngantuk lg dan dpt menjalankan Sholat malem tsb dng penuh KHUSU',nah apakah sesuatu itu..!? sesuatu itu adalah KOPI dan TEMBAKAU LINTINGAN... Beliau adalah Ulama Besar era thn 70, yg membuat Konsep "al istiqoomah Khoiru min alfi karoomah..Jangankan mimpi dalam keadaan Nyata pun Beliau Sering di temui Rosululloh saw... Demikian sekilas Cerita bila ada manfaatnya yo diambil, kalau ndak ada yo di singkirkan..

Sebenarnya saya pun banyak punya cerita para Masyayikh kita yg merokok..tetapi dengan penghormatan besar saya kepada mereka saya lihat titik lemah cerita-cerita para beliau ada pada perawinya...tidak demikian dengan cerita dalam kitab yg sahih perawi dan pentash-hihnya... Tentang Syaikh Alfadani, saya rasa perlu diluruskan jika beliau sama sekali tidak pernah menghisap tembakau [tambak] seumur hidup beliau tetapi yg beliau hisap adalah SYISYA...

LINK ASAL :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا

Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy

 *Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy* Maklum diketahui bahwa ketika seseorang mengadakan acara walimah, maka penganten, bahkan ibu penganten dan keluarga terdekat, merias wajah dengan make up yang cukup tebal. Acara walimah ini biasanya memakan waktu berjam-jam bahkan tak jarang belum selesai sampai waktu shalat tiba. Maka bagaimanakah tata cara thaharah dan shalat bagi wanita yang memakai riasan ini? Solusi 1: Menghapus riasan wajah dan shalat sesuai waktunya Perlu diketahui bahwa salah satu syarat sah wudhu adalah tidak terdapat hal yang menghalangi tersampainya air wudhu ke anggota badan yang wajib dibasuh, tentu penggunaan make up yang tebal sudah pasti menghalangi air wudhu. Maka bagi wanita yang memakai riasan pengantin tersebut tidak boleh berwudhu kecuali sudah menghapus bersih riasan yang ada di wajah, sehingga yakin jika air wudhu benar-benar mengenai anggota wudhu, tidak cukup hanya dengan mengalirkan air tanpa terlebih dahulu menghapus make up nya seperti yan