Langsung ke konten utama

wanita ikut sholat Jum'at

 Rumusan Obrolan Santai Santri:

*wanita ikut sholat Jum'at*

___________

*rumusan group BM OBROLAN SANTAI SANTRI*
soal no.3

*deskripsi*
Assalamualaikum..
Hari Jumat menjadi hari yang penuh dengan keberkahan bagi umat Muslim. Pada hari tersebut ini, ada satu ibadah yang wajib dilakukan oleh kaum pria yaitu shalat Jumat.

*pertanyaan*
Jika seseorang perempuan ikut sholat Jum'at bagaimana hukumnya 🙏🏻 ??

*Jawaban*

✓ Kaum wanita, tidak wajib melakukan shalat Jumat, jika ikut sholat Jum'at maka Hukum jum'atanya  adalah sah, dan lebih afdhol melakukan sholat Jum'at di masjid asal memenuhi syarat-syarat nya wanita ikut sholat Jum'at jika tidak bisa  memenuhi syaratnya tersebut maka lebih afdhol sholat Dzuhur di rumah.
.
*catatan*:

✓Namun kehadiran wanita di masjid berjamaah sholat jum'at itu di tafsil sbb :
1. menurut Syafi'iyah : makruh bagi seorang wanita untuk menghadiri jamaah jika dia menyahwati, meskipun dia mengenakan pakaian usang, juga seperti hal ini bagi wanita yang tidak nyahwati jika dia berhias (macak/bersolek) atau pakai wewangian dan kesemuanya itu bila dapat ijin bagi wanita tersebut dari walinya dengan menghadiri jika tidak dapat ijin maka berhukum haram atas wanita tersebut.
2. Hanafiah berpendapat : bagi wanita melakukan sholat dhuhur itu dirumah karena ada larangan bagi wanita untuk melaksanakan sholat Jum'at baik keberadaannya itu ajuz atau sebaliknya.
3. pendapat Malikiyah : jika keberadaan nya seorang wanita itu ajuz (tua renta) yang tidak ada daya tarik bagi laki-laki dalam dirinya, maka diperbolehkan baginya untuk menghadiri shalat jum'at, dan jika keberadaan nya masih ada dalam keadaan dalam dirinya menarik lelaki maka berhukum makruh kedatangannya.adapun pemudi jika di takutkan dari kehadirannya ada fitnah maka dilarang baginya untuk hadir, jika tidak maka makruh.
4. pendapat hanabilah : dibolehkan baginya untuk menghadiri shalat jumat jika dia tidak cantik, dan jika dia cantik dia dimakruhkan.

*catatan penjelasan";

✓istilah Afdhal dalam pembahasan di sini karena shalat Jum'at merupakan pekerjaan kaum pria yang notabenenya mereka ahlul kamal, sedangkan bila dilakukan oleh wanita yang notabenenya sebagai ahlul nuqshan. Maka dianggaplah afdhal oleh karena dilakukan oleh mereka yang tergolong tidak sempurna.

*Gampangane* : sing ora sempurno melu katut sempurno mergo ngelakoni penggaweyani wong sempurno.

jadi, sholat jum'at merupakan fardhu yang berhukum wajib 'ain bagi ahli kamal, maka berposisi  afdhol SHOLAT jum'at bagi yg tdk mendapatkan perintah wajib 'ain bagi wanita, Sehigga bagi yg dikenai khitob wajib 'ain tdk perlu kalimat afdhol krn sudh terkafer oleh perintah wajib, Dan tak mungkin bagi yg terkhitob wajib 'ain membutuhkan kalimat afdhol, dan oleh krn adanya label afdhol berarti ada dua pilihan yaitu boleh sholat Jum'at atau sholat Dzuhur, sehingga timbul lah pilihan yang lebih baik yaitu sholat Jum'at.

walhasil intinya :
~} ahli kamal : karena terkhitob fardhu, sedangkan  ahlul nuqshan karena terkhitob pada area afdhol,
~} Jadi wanita tdk masuk pd ranah ahli kamal yg di perintah wajib. tapi di area afdhol.

*Referensi*:
1). دار الافتاء المصرية ج٩ ص ٢۱

المرأة وصلاة الجمعة]

F عطية صقر.

مايو 1997

Mالقرآن والسنة

Q تذهب بعض النساء لصلاة الجمعة فى المسجد،

فهل صلاتها واجبة عليها بحيث لو لم تصلها تعاقب عليها؟
kemudian apakah sholatnya wanita itu wajib untuk nya dimana sekira ia tidak melakukan nya dapat siksa baginya?

 صلاة الجمعة غير واجبة على المرأة، وذلك للحديث
الذى رواه أبو داود والحاكم، وصححه غير واحد "
sholat Jum'at bagi wanita itu tidak wajib dan hal ini karena ada hadist yang diriwayatkan oleh abu Dawud dan hakim dan diahohihkan tidak satu ulama'.
الجمعة حق واجب على كل مسلم فى جماعة، إلا أربعة: عبد مملوك أو امرأة أو صبى أو مريض " ولحديث أم عطية الذى أخرجه ابن خزيمة: نهينا عن اتباع الجنائز، ولا جمعة علينا.

لكن مع ذلك لو صلت الجمعة صحت وأغنتها عن صلاة الظهر باتفاق الفقهاء،
namun demikian, jika shalat jum'at dilakukan, maka tetap sah, dan telah menggugurkan kewajiban shalat zuhur nya, menurut kesepakatan para fuqaha'.
وهل يستحب لها صلاتها؟ قال الأحناف: الأفضل لها أن تصلى فى بيتها ظهرا، لمنعها عن الجمعة، سواه أكانت عجوزا أم غيرها
Dan apakah mustahab bagi wanita melakukan sholat Jum'at? Hanafiah berpendapat : bagi wanita melakukan sholat dhuhur  dirumah itu lebih afdol, karena ada larangan bagi wanita untuk melaksanakan sholat Jum'at baik bagi wanita yang sudah tua renta atau yang lain.

، وقال المالكية: إن كانت عجوزا لا أرب للرجال فيها جاز حضورها الجمعة، وإن كان فيها أرب كره حضورها، أما الشابة فإن خيف من حضورها الفتنة حرم عليها الحضور، وإلا كره.
pendapat Malikiyah : jika keberadaan nya seorang wanita itu ajuz (tua renta) yang tidak ada daya tarik bagi laki-laki dalam dirinya, maka diperbolehkan baginya untuk menghadiri shalat jum'at, dan jika keberadaan nya masih memiliki daya tarik bagi lelaki maka berhukum makruh kedatangannya.
adapun pemudi jika di takutkan dari kehadirannya ada fitnah maka haram baginya untuk hadir, jika tidak maka makruh.
وقال الحنابلة: يباح لها الحضور لصلاة الجمعة إن كانت غير حسناء، فإن كانت حسناء كره.

pendapat hanabilah : dibolehkan baginya untuk menghadiri shalat jumat jika dia tidak cantik, dan jika dia tidak cantik dia dimakruhkan.

وقال الشافعية: يكره للمرأة حضور الجماعة إن كانت مشتهاة ولو فى ثياب بالية، وكذا غير المشتهاة إن تزينت أو تطيبت. وكل ذلك إذا أذن لها وليها بالحضور، وإلا حرم عليها حضور الجماعة كما يحرم حضورها إذا خيفت الفتنة "
menurut Syafi'iyah : makruh bagi seorang wanita untuk menghadiri jamaah (baik sholat jum'at atau yang lain) jika dia menyahwati, meskipun dia mengenakan pakaian usang, juga seperti hal ini bagi wanita yang tidak nyahwati jika dia berhias (macam/bersolek) atau pakai wewangian dan kesemuanya itu bila ada ijin bagi wanita tersebut dari walinya untuk menghadirinya jika tidak dapat ijin maka berhukum haram atas wanita tersebut seperti hal haramnya menghadirinya ketika di takutkan adanya fitnah.

نيل الأوطار للشوكانى ج 3 ص 241 والفقة على المذاهب الأربعة " انظر كتابنا "س، ج للمرأة المسلمة " ص 70

2).  المجموع شرح المهذب ج٤ ص ۱٩٧
*وَأَمَّا النِّسَاءُ فَجَمَاعَتُهُنَّ فِي الْبُيُوتِ أَفْضَلُ* لِمَا رَوَى ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ " قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمْ الْمَسَاجِدَ وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ " فَإِنْ أَرَادَتْ الْمَرْأَةُ حُضُورَ الْمَسَاجِدِ مَعَ الرِّجَالِ فَإِنْ كَانَتْ شَابَّةً أَوْ كَبِيرَةً تُشْتَهَى كُرِهَ لَهَا الْحُضُورُ وَإِنْ كانت عجوز الا تُشْتَهَى لَمْ يُكْرَهْ

adapun Bagi para wanita, melaksanakan shalat berjamaah di rumah-rumah mereka adalah lebih afdhal. Sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Umar, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian larang istri-istri kalian ke masjid, dan rumah mereka lebih baik bagi mereka”. Namun jika seorang wanita ingin hadir shalat berjama’ah di masjid bersama kaum laki-laki, dan dia seorang  wanita yang masih muda, atau sudah tua tapi masih menarik, maka makruh baginya hadir shalat berjamaah di masjid. Tapi, jika wanita tersebut telah berusia senja, tidak menarik lagi, maka tidak makruh baginya hadir ke masjid.

3).  نهاية المحتاج ج٢ ص۱٤٠

ويكره لها حضور جماعة المسجد إن كانت مشتهاة ولو في ثياب مهنة، أو غير مشتهاة وبها شيء من الزينة أو الريح الطيب

“Dimakruhkan bagi wanita yang musytahah (menarik) ikut shalat berjamaah di masjid walaupun memakai pakaian yang jelek, atau dia bukan wanita yang menarik yang dapat menimbulkan syahwat, tapi mengenakan perhiasan atau wewangian”

4).  بغية المسترشدين ص ٧٨-٧٩

*يَجُوْزُ لِمَنْ لاَ تَلْزَمُهُ الْجُمْعَةُ كَعَبْدٍ وَمُسَافِرٍ اَوْ اِمْرَاَةٍ يُصَلِّى الْجُمْعَةَ بَدَلاً عَنِ الظُّهْرِ وَيُجْزِئُهُ بَلْ هِيَ اَفْضَلٌ ِلاَنَّهَا فَرْضٌ ِلاَهْلِ الْكَمَالِ* وَلاَ تَجُوْزُ اِعَادَتُهَا بَعْدُ حَيْثُ كَمُلَتْ شُرُوْطُهَا

Diperkenankan bagi seseorang yang tidak berkewajiban shalat jum’at seperti budak, musafir, dan wanita untuk melaksanakan shalat jum’at sebagai pengganti shalat dhuhur, bahkan melaksanakan shalat jum’at adalah lebih baik, karena (sholat Jum'at itu) merupakan kewajiban bagi mereka (penduduk suatu daerah) yang sudah sempurna memenuhi syarat wajib (sholat Jum'at) dan tidak boleh diulangi dengan shalat jum'at lagi sesudahnya (melakukan sholat Jum'at tersebut), sebab semua syarat-syaratnya sudah terpenuhi secara sempurna.

5). المنهاج القويم ٨٤

*ﻭﻣﻦ ﺻﺤﺖ ﻇﻬﺮﻩ" ﻣﻤﻦ ﻻ ﺗﻠﺰﻣﻪ اﻟﺠﻤﻌﺔ "ﺻﺤﺖ ﺟﻤﻌﺘﻪ" *ﻓﻴﺘﺨﻴﺮ  ﺑﻴﻦ ﻓﻌﻞ ﻣﺎ ﺷﺎء ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻟﻜﻦ اﻟﺠﻤﻌﺔ ﺃﻓﻀﻞ ﻟﻬﺎﻷﻧﻬﺎ ﺻﻼﺓ ﺃﻫﻞ اﻟﻜﻤﺎﻝ*،

Orang yang shah melakukan shalat Dhuhur dari orang yang tidak berkewajiban melakukan shalat Jumat, maka shah shalat Jumatnya. Dia boleh memilih dari keduanya (boleh shalat Dhuhur, dan boleh pula shalat Jumat), namun yang lebih utama adalah shalat Jumat, Karena sholat Jum'at itu sholatnya ahli kamal (orang-orang yang tidak mempunyai udzur )

ﻧﻌﻢ ﺇﻥ ﺃﺣﺮﻡ ﻣﻊ اﻹﻣﺎﻡ ﺑﺎﻟﺠﻤﻌﺔ ﺗﻌﻴﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﺗﻤﺎﻣﻬﺎ ﻓﻠﻴﺲ ﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﺘﻤﻬﺎ ﻇﻬﺮا ﺑﻌﺪ ﺳﻼﻡ اﻹﻣﺎﻡ ﻻﻧﻌﻘﺎﺩﻫﺎ ﻋﻦ ﻓﺮﺿﻪ.
. "ومن وجبت عليه" الجمعة "لا يصح إحرامه بالظهر قبل سلام الإمام" من الجمعة ولو بعد رفعه من ركوع الثانية لتوجه فرضها بناء على الأصح أنها الفرض الأصلي، وليست بدلًا عن الظهر وبعد سلام الإمام يلزمه فعل الظهر فورًا وإن كانت أواء لعصيانه بتفويت الجمعة فأشبه عصيانه بخروج الوقت، ولو تركها أهل بلد تلزمهم وصلوا الظهر لم تصح إلا إن ضاق الوقت عن أقل واجب الخطبتين والركعتين "ويندب للراجي زوال عذره" قبل فوات الجمعة كالعبد يرجو العتق والمريض يرجو الخفة1 "تأخير ظهره إلى اليأس من الجمعة" لما في تعجيل الظهر حينئذ من تفويت فرض أهل الكمال، فإن أيس من الجمعة بأن رفع الإمام رأسه من ركوعها الثاني فلا تأخير، وإنما لم يكن الفوات فيما مر بهذا بل بالسلام لأن الجمعة ثم لازمة له فلا ترتفع إلا بيقين بخلافه هنا، أما من لا يرجو زوال عذره كالمرأة فيسن له حيث عزم على أنه لا يصلي الجمعة الظهر أول الوقت ليحوز فضيلته.

6). المجموع - محيى الدين النووي - ج ٤ - الصفحة ٤٨٤

(ولا تجب الجمعة على صبي ولا مجنون لأنه لا تجب عليهما سائر الصلوات فالجمعة أولي ولا تجب على المرأة لما روى جابر قال " قال رسول الله صلى الله عليه وسلم *من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فعليه الجمعة الا على امرأة أو مسافر أو عبد أو مريض " ولأنها تختلط بالرجال وذلك لا يجوز*) (الشرح) حديث جابر رواه أبو داود والبيهقي وفى إسناده ضعف ولكن له شواهد ذكرها البيهقي وغيره ويغنى عنه حديث طارق بن شهاب السابق والاجماع فقد نقل ابن المنذر وغيره *الاجماع أن المرأة لا جمعة عليها وقوله ولأنها تختلط بالرجال وذلك لا يجوز لبس كما قال فإنها لا يلزم من حضورها الجمعة الاختلاط بل تكون وراءهم وقد نقل ابن المنذر وغيره الاجماع على أنها لو حضرت وصلت الجمعة جاز* وقد ثبتت الأحاديث الصحيحة المستفيضة أن النساء كن يصلين خلف رسول الله صلى الله عليه وسلم في مسجده خلف الرجال ولان اختلاط النساء بالرجال إذا لم يكن خلوة ليس بحرام  أما حكم الفصل فقال أصحابنا من لا يلزمه الظهر لا تلزمه الجمعة ومن يلزمه الظهر تلزمه الجمعة الا أصحاب الاعذار المذكورين فلا تجب على صبي ولا مجنون ولا مغمى عليه وسائر من زال عقله أو انغمر بسبب غير محرم ويجب على السكران ومن زال عقله بسبب محرم وقد سبق تفصيله وتفريعه في أول كتاب الصلاة والكافر الأصلي لا يطالب بها وهل هو مخاطب بها تزاد في عقوبته بسببها في الآخرة فيه خلاف سبق في أول كتاب الصلاة والصحيح انه مخاطب وتجب على المرتد ولا تصح منه ودليل عدم الوجوب في الصبي والمجنون والكافر سبق هناك ولا تجب على امرأة بالاجماع قال أصحابنا ولا تجب على الخنثى المشكل للشك في الوجوب وممن صرح به القاضي أبو الفتوح والبغوي وصاحب البيان قال البندنيجي يستحب للعجوز حضور الجمعة قال ويكره للشابة حضور جميع الصلوات مع الرجال الا العيدين.

7).  اتحاف السادت المتقين،٣/٢١٧

قال أصحابنا صلاة الجمعة فرض عين بالكتاب والسنة والإجماع ونوع من المعني ،والكتاب قوله تعالى إذا نودي لصلاة من يوم الجمعة ألاءية،والسنة قوله صلي الله عليه وسلم الجمعة حق واجب علي كل مسلم الحديث في اخباركثيرة،واما الاجماع فظاهروأما المعني فلانا أمر نا بترك الظهر لإقامة الجمعة والظهر فريضة ولايجوز ترك الفرض إلا الفرض وهو أكد والاولي منه فدلي *علي أن الجمعة أكد من الظهر في الفرضية*

8). [الجويني، أبو المعالي ,نهاية المطلب في دراية المذهب ,2/516]

فأما أهل الكمال: وهم العقلاء، البالغون، الذكور، الأحرار، المقيمون، الذين يعدّون من أهل البقعة، ولا يعتادون الانتقال شتاء ولا صيفاً، فهم الذين يلزمهم، وتنعقد بهم الجمعة.

*Susunan Team ahli*

*kontributor :*
1. Ach. Muhtar Bs, (Alumni PP. Sidogiri, pasuruan)
2. Ust. Arupinia Katsumadai, Spd, Pamekasan Madura
3. Ust. Ridwan hanafi (alumni pp Al hikmah, IPNU PAC TANON PC SRAGEN)
4. Ust. Farid fauzi (PP Hidayatul Mubtadi'ien Ngunut Tulungagung)
5. Ust. Miftakhuddinn (Alumni PP. Al Anwar Sarang)
6. Ust. Junaidi El qorik ( Alumni  PP. NAHDATUL ATHFAL kabupaten kubu raya, Kalimantan barat, Aktivis DHF)
7. Ust. Abdunnasir SPdi (alumni Al anwar paculgowang)
8. Ust. taufik udin (PP asalafiyah darun naja kab tangerang banten)
9. Ust Muhammad ridwan (alumni PP riyadulaliyah cisempur bogor)
10. Ust. muhammad Muhsin (Aktivis Piss KTB, alumni lirboyo)
11. Ust. Muchsin Chafifi (Aktivis piss KTB dan  DHF)
12. Ust. Muhyiddin (Alumni MA Al Anwar Paculgowang)

*Notulen*:

Ustadz "Mas" Abdullah Amin nafi' (alumni PP. Tarbiyatun Nasyi'in, Paculgowang Jombang)

*Moderator*:

1.Kang  Rasjid (alumni PP. Alhamdulillah, Kemadu, Sulang - Rembang, Jawa Tengah)

2. Ust. Ahmad Shodiqin ( Alumni, PP. Hidayatut thullab Pondok tengah Kamulan durenan trenggalek).

3. Neng Martiffin R.(IPPNU,CB KPP PC.sragen ,Alumni PP AL HIKMAH SRAGEN

*Dewan Mushohih:*

1.  Ust. Khotimi Bahri  (Anggota Komisi MUI Kota Bogor)
2. Ust. M HISMAN ABDURROHMAN pengasun ponpes NURUL HISAN sagaranten  sukabumi jabar.
3. KH Moh Salim S pd. (Alumni Al Falah Ploso Mojo Kediri)
4.  KH. Mahmud Abid ( ketua LBM MWC NU WARU. Sidoarjo Jatim, alumni Pon Pes Langitan)
5. Ust. Haris Abdul Khaliq (Sekjen PCNU Sragen)
6.Ust.  Masduqi  (mutahorij  ppmt mlangi sleman)
7. Ust. Lutfi Hakim . MA
PP. Futuhiyyah Mranggen - Demak
Anggota LDNU Kab. Bogor
8.  Ust. Fathurrohman,S.Pd.I (WAKIL ROIS SURIYAH MWC Gandrungmangu, Ketua LBM NU MWC Gandrungmangu, Ketua UPZIS di MWC Gandrungmangu, Katib Suriyah di Ranting NU Layansari, Anggota LBM di PC Cilacap,  Alumni PPHT Kamulan,Durenan,Trenggalek,Jawa Timur).
9.  KH. Ahamdi abd haliem (Pengasuh pondok pesantren Raudlatul Muttaqien Pontianak Utara - Kalimantan barat)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا

Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy

 *Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy* Maklum diketahui bahwa ketika seseorang mengadakan acara walimah, maka penganten, bahkan ibu penganten dan keluarga terdekat, merias wajah dengan make up yang cukup tebal. Acara walimah ini biasanya memakan waktu berjam-jam bahkan tak jarang belum selesai sampai waktu shalat tiba. Maka bagaimanakah tata cara thaharah dan shalat bagi wanita yang memakai riasan ini? Solusi 1: Menghapus riasan wajah dan shalat sesuai waktunya Perlu diketahui bahwa salah satu syarat sah wudhu adalah tidak terdapat hal yang menghalangi tersampainya air wudhu ke anggota badan yang wajib dibasuh, tentu penggunaan make up yang tebal sudah pasti menghalangi air wudhu. Maka bagi wanita yang memakai riasan pengantin tersebut tidak boleh berwudhu kecuali sudah menghapus bersih riasan yang ada di wajah, sehingga yakin jika air wudhu benar-benar mengenai anggota wudhu, tidak cukup hanya dengan mengalirkan air tanpa terlebih dahulu menghapus make up nya seperti yan