Rumusan Obrolan Santai Santri:*memasang jendil pada alat kelamin lelaki.*
*Rumusan Group Obrolan Santai Santri.
soal no. 5
*pertanyaan* :
Assalamu'alaikum..
Maaf nanya agak jorok boleh ya?
bagaimana hukum memasang *jendil* ? pada alat kelamin lk" ?
jendil itu adalah barang, bisa berupa kelereng, gagang sikat gigi dll.. yg dirasa penggunanya aman dari infeksi...
Prosesnya dengan menusuk kulit Mr P pakai sikat gigi yg dibikin lancip, setelah bolong, kemudian bahan yg dipilih dimasukkan kedalam kulit yg ditusuk tadi..🤣😅
Nah... Ini kebetulan sy ada sekelompok teman yg model begini semua, mungkin ada 10 org lbh yg pakai ini, awalnya sy gktau.. baru pas ketemu bbrp hari dia nanya ke saya...
Jd sy bingung harus ngejawabnya yaapa.. lhahwong blm tau boleh lagaknya..🙈😅
*Jawaban*
✓karena Pemasangan pelor, biji mutiara tasbih, kelereng atau menggunakan benda lain seperti manik-manik pada penis terkadang dilakukan untuk memberikan kepuasan tersendiri saat melakukan hubungan seksual ataupun saat berejakulasi. Tidak jarang juga untuk tujuan lain seperti menyenangkan pasangan dan lainnya.
Penggunaan benda-benda asing ini menurut medis tentunya berbahaya karena bisa menimbulkan sejumlah gangguan mulai dari penyumbatan saluran penis, menimbulkan penyempitan dan jairngan parut atau disebut striktur pada uretra, benda tersebut bisa terdorong masuk ke saluran ureter, menimbulkan iritasi, menimbulkan robekan baik pada penis ataupun kelamin wanita dan bahaya lain.
Risiko ini bisa menimbulkan kerusakan pada organ penis dimana perlu tindakan operatif untuk memperbaikinya meskipun begitu dapat juga berpotensi menimbulkan kerusakan yang menetap atau permanen. Untuk itu ada baiknya menghindari penggunaan benda-benda asing terlebih dengan prosedur atau manfaat yang tidak sebanding dengan risikonya.
➡️*✓jadi berdasarkan pertimbangan diatas maka hukum memasang benda (jendil berupa kelereng dll) pada kemaluan laki-laki tersebut adalah *haram* dengan perincian :
✅a). Berdasarkan medis didapatkan fakta:
1. orang yang mengerjakan dalam pemasangan rata2 bukan tenaga medis jadi efek samping dan kerugiannya semakin banyak.
2. Rata-rata tenaga medis tidak mau mengerjakan dan dianggap berbahaya.
3. kemanfaatannya sedikit hanya menambah beberapa grenjelan keras di dalam kulit dzakar saja.
4. menyakitkan dan terkadang melukai, jadi tidak sesuai dengan tujuan dan harapan dari orang yg memasang.
5. Kelereng tersebut statusnya sebagai benda asing di tubuh dapat membahayakan diri sendiri dan atau pasangannya, secara medis hal itu dapat menimbulkan iritasi bahkan kerusakan pada organ kemaluan.
✅b). Perspektif fiqih
1. Termasuk taghyir dikarenakan telah berubah dari bentuk asalnya.
2. ada dloror baik bisa terjadi pada laki2 itu sendiri / istrinya.
3. ada unsur menyakiti diri.
*Catatan* :
Terlepas dari hal di atas apabila yang ditanam adalah semisal jarum susuk dari emas atau perak maka diperbolehkan dengan beberapa rincian sebagai berikut :
1. bahan dari emas atau perak.
2. ada tujuan agar supaya kuat
3. karena tidak dianggap memakai, dan benda tersebut tertutup.
4. tidak diklasifikasikan sebagai tato karena tertutup
5. tidak sampai mengeluarkan darah.
6. ada tujuan pengobatan dan tidak ada dloror.
7. yang memasang adalah tenaga ahli di bidangnya.
*referensi*:
1) . *[حاشية الجمل على شرح المنهج ٦١/١-٦٢]*
(فَرْعٌ) آخَرُ وَقَعَ السُّؤَالُ عَنْ دَقِّ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَأَكْلِهِمَا مُنْفَرِدَيْنِ أَوْ مَعَ انْضِمَامِهِمَا لِغَيْرِهِمَا مِنْ الْأَدْوِيَةِ
(cabang) lain ada pertanyaan diajukan tentang peleburan emas dan perak, dan memakannya secara langsung secara terpisah /sendiri-sendiri atau menggabungkan secara mencampurkannya keduanya terhadap benda lain untuk obatهَلْ يَجُوزُ ذَلِكَ كَغَيْرِهِ مِنْ سَائِرِ الْأَدْوِيَةِ أَوْ لَا يَجُوزُ لِمَا فِيهِ مِنْ إضَاعَةِ الْمَالِ
apakah hal itu diperbolehkan seperti obat-obatan lainnya, ataukah tidak boleh? karena terjadi menyia-nyiakan harta yang terkandung di dalamnya?فَأَجَبْت عَنْهُ بِقَوْلِي إنَّ الظَّاهِرَ أَنْ يُقَالَ فِيهِ أَنَّ الْجَوَازَ لَا شَكَّ فِيهِ حَيْثُ تَرَتَّبَ عَلَيْهِ نَفْعٌ
maka jawabanku dengan ucapan ku : bahwa secara dzohir hal tersebut boleh, tidak ada keraguan dalam hal ini sekira taratubnya dalam hal ini adalah ada kemanfaatan*بَلْ وَكَذَا إنْ لَمْ يَحْصُلْ مِنْهُ ذَلِكَ لِتَصْرِيحِهِمْ فِي الْأَطْعِمَةِ بِأَنَّ الْحِجَارَةَ وَنَحْوَهَا لَا يَحْرُمُ مِنْهَا إلَّا مَا أَضَرَّ بِالْبَدَنِ أَوْ الْعَقْل*ِ
*bahkan, sekalipun seperti ini yaitu jika tidak ada manfaat karena ada penjelasan para ulama' dalam bab makanan bahwa sesungguhnya batu dan sejenisnya tidak berhukum haram dari memakannya hanya saja jika tidak ada idror bagi badan atau akal*وَأَمَّا تَعْلِيلُ الْحُرْمَةِ بِإِضَاعَةِ الْمَالِ فَمَمْنُوعٌ لِأَنَّ الْإِضَاعَةَ إنَّمَا تَحْرُمُ حَيْثُ لَمْ تَكُنْ لِغَرَضٍ
dan adapun illat keharaman itu sehubungan dengan idho'atul mal (menyia-nyiakan harta), pelarangan itu karena menyia-nyiakan harta sedangkan sesungguhnya menyia-nyiakan harta berhukum haram sekira tidak ada arah ada tujuanوَمَا هُنَا لِقَصْدِ التَّدَاوِي وَصَرَّحُوا بِجَوَازِ التَّدَاوِي بِاللُّؤْلُؤِ فِي الِاكْتِحَالِ وَغَيْرِهِ وَرُبَّمَا زَادَتْ قِيمَتُهُ عَلَى الذَّهَبِ اهـ ع ش عَلَى م ر.
sedangkan hal ini disini (malahan) karena ada qosdu berobat dan telah dijelaskan para ulama sehubungan dengan kebolehannya berobat dengan memakai mutiara yang dipakai buat celak, yang sementara keberadaan mutiara harganya melebihi harga emas2). *[بلغة الطلاب ٥/ ٥٤٣]*
غرز إبرة الذهب أو الفضة في جلد الرجل كما هو معروف في بعض البلدان للتداوي وللقوة أو لغير ذلك جائز لأنه لا يعد لبسا ولأنها مستورة وليس هذا من الوشم لاستتارها ولعدم ظهورها دم فيه. إهـ.
Jarum emas atau perak ditanam di kulit seorang laki-laki sebagaimana yang biasa diketahui masyarakat di sebagian negara adalah :1.untuk berobat,
2. agar supaya kuat
3. atau dengan tujuan selain yang Begitu (berobat dan agar supaya kuat) adalah hukumnya boleh karena tidak dianggap memakai, dan benda tersebut tertutup. Hal ini juga tidak diklasifikasikan sebagai tato karena tertutup dan tidak sampai mengeluarkan darah di sana.
3). *[نهاية المحتاج الجزء الأول ٩٢]*
وقع السؤال عن دق الذهب والفضة وأكلهما منفردين أو مع انضمامهما لغيرهما من الأدوية، هل يجوز ذلك كغيره من سائر الأدوية أم لا يجوز لما فيه من إضاعة المال ؟ والجواب عنه أن الظاهر أن يقال فيه : إن الجواز لا شك فيه حيث ترتب عليه نفع، بل وكذا إن لم يحصل منه ذلك لتصريحهم في الأطعمة بأن الحجارة ونحوها لا يحرم منها إلا ما أضر بالبدن أو العقل. وأما تعليل الحرمة بإضاعة المال فممنوع؛ لأن الإضاعة إنما تحرم حيث لم تكن لغرض، وما هنا لقصد التداوي، وصرحوا بجواز التداوي باللؤلؤ في الاكتحال وغيره وربما زادت قيمته على الذهب. إهـ.
Ada pertanyaan tentang memakan emas dan perak secara sendiri atau mencampurnya dengan obat yang lain apakah itu boleh seperti obat yang lain atau tidak karena mengandung unsur menyia-nyiakan harta? Jawabnya adalah boleh karena mengandung manfaat walaupun seandainya tidak berhasil .. kecuali apabila membahayakan badan dan akal.. Ini juga tidak termasuk membuang-buang harta karena ada tujuannya yaitu untuk berobat. Ulama menjelaskan bolehnya berobat dengan mutiara dalam celak .. menurut mazhab terpilih.4). *[إعانة الطالبين ٤/ ٢٠٢]*
(وحرم تثقيب) أنف مطلقا (وأذن) صبي قطعا، وصبية على الاوجه لتعليق الحلق - كما صرح به الغزالي وغيره - لانه إيلام لم تدع إليه حاجة وجوزه الزركشي واستدل بما في حديث أم زرع في الصحيح، وفي فتاوى قاضيخان من الحنفية أنه لا بأس به لانهم كانوا يفعلونه في الجاهلية فلم ينكر عليهم رسول الله (ص)، وفي الرعاية للحنابلة يجوز في الصبية لغرض الزينة.
ويكره في الصبي.
انتهى.
ومقتضى كلام شيخنا في شرح المنهاج جوازه في الصبية لا الصبي لما عرف أنه زينة مطلوبة في حقهن قديما وحديثا في كل محل.
وقد جوز (ص) اللعب لهن بما فيه صورة للمصلحة، فكذا هذا أيضا.
والتعذيب في مثل هذه الزينة الداعية لرغبة الازواج إليهن سهل محتمل ومغتفر لتلك المصلحة.
فتأمل ذلك فإنه مهم.
kesimpulannya : hukum menindik telinga untuk anak perempuan menurut Imam al Ghazali adalah haram, tetapi menurut pendapat yang kuat yang dimantapkan oleh Imam Ibnu Hajar dan Imam ar Ramli adalah boleh. Sedangkan untuk orang laki-laki mutlak haram menindik hidung atau telinganya menurut ulama Syafi’iyah. Dan jika menindik telinga dilakukan terhadap bayi laki-laki maka hukumnya makruh.Dan untuk masalah menindik hidung terhadap bayi perempuan hukumnya haram. Namun jika dilakukan oleh wanita dewasa yang telah bersuami dengan tujuan perhiasan dan memperindah pandangan serta menumbuhkan rasa cinta bagi suami maka hukumnya boleh dengan seizin suami.
5). *[مغني المحتاج ٤/ ٢٩٦]*
فائدة قال في الإحياء لا أدري رخصة في تثقيب أذن الصبية لأجل تعليق حلي الذهب أي أو نحوه فيها ، فإن ذلك جرح مؤلم ، ومثله موجب للقصاص ، فلا يجوز إلا لحاجة مهمة كالفصد والحجامة والختان .والتزين بالحلي غير مهم ، فهذا وإن كان معتادا فهو حرام ، والمنع منه واجب، والاستئجار عليه غير صحيح ، والأجرة المأخوذة عليه حرام ا هـ
Faidah; Imam Al-Ghazali berkata dalam kitab Ihya; Aku belum tahu keterangan yang memberikan kelonggaran hukum dalam melubangi telinga perempuan kecil untuk dibuat menggantungkan perhiasan emas (anting-anting). Sesungguhnya hal itu adalah melukai yang sangat menyakitkan. Dan seperti itu bisa menetapkan qishas. Hal itu tidak boleh dilakukan kecuali untuk kebutuhan yang sangat mendasar, seperti untuk pengobatan bekam atau khitan. Sementara berhias dengan emas itu bukanlah hal penting. Melubangi telinga karena untuk menggantungkan perhiasan walaupun ini telah umum itu hukumnya haram dan mencegahnya hukumnya wajib. Menyewa sesorang untuk hal itu atau bekerja untuk hal itu hukumnya tidak sah dan ongkos yang diterimanya hukumnya haram.6). . (روضة الطالبين ج 2 ص 262)
ويستثنى من التحريم على الرجال موضعان , أحدهما : يجوز لمن قطع أنفه اتخاذ أنف من ذهب وإن تمكن من اتخاذه فضة , وفى معنى الأنف السن والأنملة , فيجوز اتخاذهما ذهبا , وما جاز من الذهب فمن الفضة أولى , ولايجوز لمن قطعت يده أو أصبعه أن يتخذهما من ذهب ولافضة . قلت : وفى وجه : أنه يجوز , ذكره القاضى حسين وغيره . والله أعلم
Bagi laki-laki yang putus hidung, gigi atau ujung jarinya boleh menggantinya dengan emas, namun bila diganti dengan perak itu lebih utama. Dan tidak boleh diganti dengan emas ataupun perak bila yang putus berupa tangan atau jari.7). فتح المعين. ص. ١٣٥
(وَحَرَمٌ تَثْقِيْبُ) أَنْفٍ مُطْلَقًا (وَأُذُنِ) صَبِيٍّ قَطْعًا وَصَبِيَّةٍ عَلَى اْلاَوْجُهِ لِتَعْلِيْقِ الْحَلْقِ كَمَا صَرَحَ بِهِ الْغَزَالِى وَغَيْرُهُ ِلأَنَّهُ إِيْلاَمٌ لَمْ تَدْعُو إِلَيْهِ حَاجَةٌ
Haram mutlak menindik (melubangi) hidung, para ulama’ sepakat atas keharaman menindik telinga anak laki-laki yang masih kecil guna memasang anting, sedangkan pada anak perempuan yang masih kecil menurut qoul aujah juga haram sebab hal itu menyakiti sebelum ada keperluan, sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-Ghazali dan lainnya. 8). فتح المعين. ص. ١٣٥
وَفِي الرِّعَايَةِ لِلْحَنَابِلَةِ يَجُوْزُ فِي الصَّبِيَّةِ لِغَرْضِ الزِّيْنَةِ. وَيُكْرَهُ فِي الصَّبِيِّ
Dalam kitab ri’ayah karangan pengikut madzhab Hambali menyatakan boleh menindik anak perempuan yang masih kecil, sebab bertujuan sebagai perhiasan, sedangkan pada anak laki-laki yang masih kecil hukumnya makruh9). فتح المعين. ص. ١٣٥
وَجَوَّزُهُ الزَّرْكَشِىُّ وَاسْتَدَلَّ بِمَا فِي حَدِيْثِ أُمِّ زَرْعٍ فِي الصَّحِيْحِ، وَفِي فَتَاوِى قَاضِيْخَان مِنَ الْحَـنَفِيَّةِ أَنَّهُ لاَبَأْسَ بِهِ ِلأَنَّهُمْ كَانُوْا يَفْعَلُوْنَهُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَلَمْ يَنْكِرُ عَلَيْهِمْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Imam Zarkasyi memperlobehkannya berdasarkan hadits Ummi Zar'i didalam hadits Shahih. Dan di dalam fatwa-fatwa Syech Qodikhon pengikut Madzhab Hanafi, menyatakan bahwa tidak mengapa melakukan hal itu sebab pernah dilakukan pada zaman jahiliyah, sedangkan Nabi Saw. tidak mengingkarinya.10). فتح المعين. ص. ١٣٥
وَالتَّعْذِيْبُ فِي مِثْلِ هَذِهِ الزِّيْنَةِ الدَّاعِيَةِ لِرَغْبَةِ اْلأَزْوَاجِ إِلَيْهِنَّ سَهِلَ مُحْتَمِلٌ وَمُغْتَفِرٌ لِتِلْكَ الْمَصْلَحَةِ .
Sedangkan menyakiti demi untuk perhiasan yang dapat menimbulkan rasa cinta suami pada istrinya itu sangat ringan dan tidak masalah sebab ada unsur kemaslahatan.
11). *(تفسيرالقطبى ج ٢ ص ١٩٦٣)*
قال ابوجعفر الطبرى حديث ابى مسعود دليل انه *لايجوز تغير شئ الذى خلق الله عليه بزيادة اونقصان* الى ان قال عياض ويأتى على ماذكره ان من خلق بأصبع زائدة اوعضوزائد لا يجوز قطعه ولانزعه لانه من تغييرخلق الله الاان تكون هذه الزوائد مؤلمة فلا بأس بنزعها عند ابى جعفروغيره .
Imam Abu Ja'far At-Thobari berkata: hadist ibnu mas'ud menunjukkan bahwa merubah ciptaan allah baik dengan menambah atau mengurangi hukumnya tidak boleh. Iyadh berkata: orang yang diciptakan dengan jari-jari yang lebih atau dengan anggota yang lebih tidak boleh dipotong atau dibuang karena hal itu termasuk merubah ciptaan allah, kecuali jari atau anggota yang lebih itu menyakitkan maka hukumnya boleh.12). *(تفسير المنير ج ١ ص ١٧٤)*
وقال الشيطان عند ذلك (لأتخدن من عبادك نصيبا مفروضا)اى لآجعلن لى من عيادك نصيبا مفروضا حظا مقدرا معينا وهم الذين يتبعون خطوات إبليس ويقبلون وساوسه الى ان قال ولأمرنهم بالتغيير فليغيرن خلق الله *صورة اوصفة* كإخصباء العبيدوفق العيوب وقطع الأذن والوسم والوشر ووصل الشعر فإن المرأة تتوصل بهده الافعال الى الزنا
Dan syitan berkata ketika itu"saya benar-benar akan menjadikan dari hamba-hambamu sebagai bagian yang telah ditetukan untuknya". Mereka itu adalah orang-orang yang mengikuti langkah-langkah iblis ….. dan saya pasti akan menyuruh mereka untuk melakukan perubahan, maka merekapun pasti akan mengubah ciptaan Allah tersebut, baik bentuk, ataupun sifat, seperti mengebiri hamba sahaya, mencungkil mata, memotong telinga, membuat tato dan memakai wieg rambut. Sesunggunya wanita dengan melakukan hal itu berarti telah mendekatka diri pada perzinahan.13). *[تفسير القرطبي ,٥/ ٣٩٣]*
وَالْمُتَفَلِّجَاتُ جَمْعُ مُتَفَلِّجَةٍ، وَهِيَ الَّتِي تَفْعَلُ الْفَلَجَ فِي أَسْنَانِهَا، أَيْ تُعَانِيهِ حَتَّى تَرْجِعَ الْمُصْمَتَةُ الْأَسْنَانَ خِلْقَةً فَلْجَاءَ صَنْعَةً. وَفِي غَيْرِ كِتَابِ مُسْلِمٍ: (الْوَاشِرَاتُ)، وَهِيَ جَمْعُ وَاشِرَةٍ، وَهِيَ الَّتِي تَشِرُ أَسْنَانَهَا، أَيْ تَصْنَعُ فِيهَا أَشْرًا، وَهِيَ التَّحْزِيزَاتُ الَّتِي تَكُونُ فِي أَسْنَانِ الشُّبَّانِ (1)، تَفْعَلُ ذَلِكَ الْمَرْأَةُ الْكَبِيرَةُ تَشَبُّهًا بِالشَّابَّةِ. وَهَذِهِ الْأُمُورُ كُلُّهَا قَدْ شَهِدَتِ الْأَحَادِيثُ بِلَعْنِ فَاعِلِهَا وَأَنَّهَا مِنَ الْكَبَائِرِ. وَاخْتُلِفَ فِي الْمَعْنَى الَّذِي نُهِيَ لِأَجْلِهَا، فَقِيلَ: لِأَنَّهَا مِنْ بَابِ التَّدْلِيسِ. وَقِيلَ: مِنْ بَابِ تَغْيِيرِ خَلْقِ اللَّهِ تَعَالَى، كَمَا قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ، وَهُوَ أَصَحُّ، وَهُوَ يَتَضَمَّنُ الْمَعْنَى الْأَوَّلَ. *ثُمَّ قِيلَ: هَذَا الْمَنْهِيُّ عَنْهُ إِنَّمَا هُوَ فِيمَا يَكُونُ بَاقِيًا، لِأَنَّهُ مِنْ بَابِ تَغْيِيرِ خَلْقِ اللَّهِ تَعَالَى، فَأَمَّا مالا يَكُونُ بَاقِيًا كَالْكُحْلِ وَالتَّزَيُّنِ بِهِ لِلنِّسَاءِ فَقَدْ أَجَازَ الْعُلَمَاءُ ذَلِكَ مَالِكٌ وَغَيْرُهُ، وَكَرِهَهُ مَالِكٌ لِلرِّجَالِ.*
14). نيل الأوطار الجزء السادس ص:343
قوله إلا من داء ظاهره أن التحريم المذكور إنما هو فيما إذا كان لقصد التحسين لا لداء وعلة فإنه ليس بمحرم وظاهر قوله المغيرات خلق الله أنه عن الصفة التي هي عليها قال أبو جعفر الطبري في هذا الحديث دليل على أنه لا يجوز تغيير شيء مما خلق الله المرأة عليه بزيادة أو نقص التماسا للحسن لزوج أو غيره كما لو كان لها سن زائدة أو عضو زائد فلا يجوز لها قطعه ولا نزعه لأنه من تغيير خلق الله وهكذا لو كان لها أسنان طوال فأرادت تقطيع أطرافها وهكذا قال عياض وزاد إلا أن تكون هذه الزوائد تكون مولمة وتضرر بها فلا بأس بنَزْعها قيل وهذا إنما هو فى التغيير الذي يكون باقيا فأما ما لا يكون باقيا كالكحل ونحوه من الخضابات فقد أجازه مالك وغيره من العلماء
*Susunan Team ahli*
*kontributor* :
1. Ach. Muhtar Bs, (Alumni PP. Sidogiri, pasuruan)
2. Ust. Arupinia Katsumadai, Spd, Pamekasan Madura
3. Ust. Zainal Abidin ( Bojonegoro Jatim)
4. Ust. Farid fauzi (PP Hidayatul Mubtadi'ien Ngunut Tulungagung)
5. Ust. Miftakhuddinn (Alumni PP. Al Anwar Sarang)
6. Ust. Junaidi El qorik ( Alumni PP. NAHDATUL ATHFAL kabupaten kubu raya, Kalimantan barat, Aktivis DHF)
7. Ust. Abdunnasir SPdi (alumni Al anwar paculgowang)
8. Ust. taufik udin (PP asalafiyah darun naja kab tangerang banten)
9. Ust Muhammad ridwan (alumni PP riyadulaliyah cisempur bogor)
10. Ust. muhammad Muhsin (Aktivis Piss KTB, alumni lirboyo)
11. Ust. Muchsin Chafifi (Aktivis piss KTB dan DHF)
12. Ust. Muhyiddin (Alumni MA Al Anwar Paculgowang)
13.Ust. Muhammad (Ust.madrosah miftahul ulum sungai asam kb paten kubu raya
Alumni pp almubarok lanbulan tambelangan sampang madura)
14. Ust. Daud (alumni PP. Payaman sirojul Mukhlisin da'wah maksud hidup, Magelang)
15. Ust. Rohim (Pondok Pesantren AS-SALAFI AL-BAIHAQI,Bangkalan Madura)
16. Ust.Khoirul ( Madrasah Aliyah Mathlabul Huda Gresik, Jatim)
*Notulen*:
Ustadz "Mas" Abdullah Amin nafi' (alumni PP. Tarbiyatun Nasyi'in, Paculgowang Jombang)
*Moderator*:
1.Kang Rasjid (alumni PP. Alhamdulillah, Kemadu, Sulang - Rembang, Jawa Tengah)
2. Ust. Ahmad Shodiqin ( Alumni, PP. Hidayatut thullab Pondok tengah Kamulan durenan trenggalek).
3. Neng Martiffin R.(IPPNU,CB KPP PC.sragen ,Alumni PP AL HIKMAH SRAGEN
*Dewan Mushohih:*
1. KH. Khotimi Bahri (Anggota Komisi MUI Kota Bogor)
2. Ust. M HISMAN ABDURROHMAN pengasun ponpes NURUL HISAN sagaranten sukabumi jabar.
3. KH Moh Salim S pd. (Alumni Al Falah Ploso Mojo Kediri)
4. KH. Mahmud Abid ( ketua LBM MWC NU WARU. Sidoarjo Jatim, alumni Pon Pes Langitan)
5. Ust. Haris Abdul Khaliq (Sekjen PCNU Sragen)
6.Ust. Masduqi (mutahorij ppmt mlangi sleman)
7. Ust. Lutfi Hakim . MA
PP. Futuhiyyah Mranggen - Demak
Anggota LDNU Kab. Bogor
8. Ust. Fathurrohman,S.Pd.I (WAKIL ROIS SURIYAH MWC Gandrungmangu, Ketua LBM NU MWC Gandrungmangu, Ketua UPZIS di MWC Gandrungmangu, Katib Suriyah di Ranting NU Layansari, Anggota LBM di PC Cilacap, Alumni PPHT Kamulan,Durenan,Trenggalek,Jawa Timur).
9. KH. Ahamdi abd haliem (Pengasuh pondok pesantren Raudlatul Muttaqien Pontianak Utara - Kalimantan barat)
.
Komentar
Posting Komentar
Harap berkomentar yang baik