Langsung ke konten utama

Wahabi Hanya Taqlid dan Fanatik Buta Kepada Al-Bani

 Wahabi Hanya Taqlid dan Fanatik Buta Kepada Al-Bani


Mutlak kebenaran sahih dan dhaifnya suatu hadis menurut Wahabi, hanya berdasarkan penilaian Al Bani, sehingga terkesan menolak penilaian ulama' ahli hadis yang lain.
contoh; wahabi  mengatakan tidak ada tuntunan untuk adzan di telinga bayi yang baru lahir sebab hadisnya dhaif menurut Al Bani

Di riwayatkan dari Abu Rafi' رضي الله عنه beliau berkata:

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ حِينَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلَاةِ

“Aku telah melihat Rasulullah ﷺ mengumandangkan adzan di telinga Al Hasan bin Ali ketika Fathimah melahirkannya dengan adzan shalat..."

Di dalam kitab Silsilah Alhadist Adh dha'ifah, Al Bani menilai Hadis diatas, hadis dhaif

Dan anehnya di dalam kitab Al kalim Atthayyib cetakan ke empat 221, Al Bani menilai hadis tersebut hadis hasan.

Disinilah letak kecerobohan wahabi, mereka terlalu gegabah dalam menentukan hukum, padahal terdapat pertentangan dalam penilaian Al Bani, mereka tetap keras kepala dan keras hati mengatakan hadisnya lemah. atau mungkin mereka lebih senang bayi bayi mereka di ganggu ummu shibyan (Jin perempuan) dari pada di kumandangkan Adzan.

Bagi kami Ahlussunnah Wal Jama'ah cukup kita merujuk kepada salaf yang shaleh yang memiliki gelar Al Hafidh yaitu Al Imam Abu Isa At-Tirmidzi  beliau hidup di zaman salaf dan beliau berjumpa langsung dengan perawi-perawi hadis. beliau menilai hadis tersebut hadis hasan sahih.

Peran penting para ulama' ahli hadis yang berupaya melakukan  suatu penelitian yang belum pernah di lakukan oleh Agama dan umat manapun, untuk memilah dan memilih hadis-hadis, sesuai derajat hadisnya masing masing,
Sehingga melahirkan apa yang di sebut Musthalah Al-Hadis yang merupakan disiplin ilmu dalam hadis, ada juga studi bidang ilmu hadis yang dinamakan Al-Jahr Wal At -Ta'dil yaitu metode dalam meneliti perawinya satu persatu. Hingga melahirkan istilah syarat-syarat yang ketat, contoh syarat yang ketat yaitu Al-Bukhari, dalam ilmu hadis biasa di sebut Ala Syarth Al-Bukhari atau Ala Syarth  Al-Syaikhain ...

Belum lagi ada istilah Muttassil Al Sanad dan periwayatan Tsiqah An-Tsiqah .... dan lain sebagainya.

Kesemua perjuangan para ulama' ahli hadis yang penuh pengorbanan dan perjuangan sehingga mendapat gelar Al-Hafidh dan hafal ribuan hadis seolah-olah sia-sia dengan munculnya Al Bani.

Sungguh keutamaan dan kedudukan para ulama' ahli hadis tidak mungkin dapat di gantikan dengan hanya seorang saja yang di puja dan di dewakan. Sehingga mutlak kebenaran hanya penilaianya semata, Dan fanatisme ini menjadikan pengagumnya dengan seenaknya dan ringan lidah menvonis suatu hadis, yang tidak pernah mereka baca atau dengar dengan vonis hadis palsu dan dhaif, dan menjadikan mereka  seolah-olah yang paling memahami hadis Nabi ﷺ .

Sungguh hal ini merupakan suatu bentuk  penyempitan pemahaman  umat Islam terhadap hadis Nabi ﷺ .
الله المستعان....
✒️_____
Di tulis oleh: Abu Muhammad Al-Maduri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

DALIL TAHLILAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Masyarakat muslim Indonesia adalah mayoritas penganut madzhab Imam Syafi’i atau biasa disebut sebagai Syafi’iyah (penganut Madzhab Syafi’i). Namun, sebagain lainnya ada yang tidak bermadzhab Syafi’i. Di Indonesia, Tahlilan banyak dilakukan oleh penganut Syafi’iyah walaupun yang lainnya pun ada juga yang melakukannya. Tentunya tahlilan bukan sekedar kegiatan yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam, bahkan kalau ditelusuri dan dikaji secara lebih mendalam secara satu persatu amalan-amalan yang ada dalam tahlilan maka tidak ada yang bertentangan dengan hukum Islam, sebaliknya semuanya merupakan amalah sunnah yang diamalkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, ulama seperti walisongo dalam menyebarkan Islam sangatlah bijaksana dan lihai sehingga Islam hadir di Indonesia dengan tanpa anarkis dan frontal, salah satu buahnya sekaligus kelihaian dari para ulama walisongo adalah diperkenalkannya kegiatan tahlilan dengan sangat bijaksana.

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا