Langsung ke konten utama

SHALAT ISTISQA

📚 SHOLAT ISTISQA´ 📚


✏ Niat, Tata Cara, dan Doa Sholat Istisqa’ (Sholat Minta Hujan)

Sholat Istisqa’ adalah sholat yang dilaksanakan untuk meminta hujan. Dilaksanakan pada saat kemarau tak kunjung usai. Sebelum mengerjakan sholat, imam supaya memerintahkan seluruh masyarakat untuk berpuasa selama tiga hari, bertaubat, tidak mengerjakan perbuatan dosa dan memperbanyak sedekah. Pada hari pelaksanaannya , semua masyarakat berangkat menuju tempat shalat dengan pakaian sederhana, dalam keadaan khusyu’ dan tawadlu’.

✒ Niat Sholat Istisqa ’

اُ صَلِّيْ سُنّةَ الْاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya :

Saya niat Sholat sunnah istisqo’ dua rakaat (sebagai imam/ma’mum) karena Allah Ta’alaa

🔹 Tata Cara Sholat Istisqa’ 🔹

Tata cara sholat istisqa’ sama seperti sholat ‘Id. Begitu pula dengan kesunahan dua khutbah setelahnya. Rakaat pertama setelah takbir dan membaca doa iftitah dan sebelum membaca ta’awwudz, sunnah membaca takbir sebanyak tujuh kali. Dan pada rakaat kedua sebelum membaca ta’awwudz sunnah takbir lima kali. Demikian pula dengan khutbah setelahnya, sembilan kali dan tujuh kali.

~ Adapun yang membedakan hanyalah waktu pelaksanaan, jumlah rakaat dan rukun khutbah. Pertama, sholat istisqa’ boleh dikerjakan di semua waktu, termasuk waktu yang diharamkan untuk sholat. Kedua, pelaksanaannya bisa dilakukan sebanyak dua rakaat atau lebih. Ketiga, takbir yang dibaca pada saat khutbah shalat ‘id, diganti dengan istighfar dengan jumlah yang sama.

✔ Urutannya adalah sebagai berikut :

(1) Imam keluar dengan masyarakat pada hari ke - 4 puasa dengan memakai baju yang sederhana (yang dianjurkan adalah memakai baju compang-camping) dan penuh kekhusyuan dan penuh ketenangan di satu lapangan .
(2) kemudian Imam atau wakilnya melakukan Shalat 2 rakaat berjama’ah bersama masyarakatnya seperti dalam pelaksanaan Shalat Hari Raya.
(3) Setelah mereka melakukan Shalat, kemudian Imam berkhutbah 2 kali seperti khutbah hari raya. Hanya saja dalam khutbah ini membaca Istighfar 7 kali pada khutbah yang pertama dan membaca Istighfar 5 kali pada khutbah yang ke-2 sebagai ganti dari pembacaan Takbir dalam Khutbah hari raya.
(4) Ketika Khotib memulai Khutbah yang ke-2 dan telah berlalu 1/3 dari Kutbahnya setelah itu Khotib menghadap Kiblat dan membelakangi Jama’ah, kemudian Khotib merubah posisi Rida’-nya (Sorban yang diletakkan pada bahu) yaitu dengan meletakkan posisi yang di atas dibalik ke bawah, serta yang kanan dibalik ke kiri dan sebaliknya sebagai tanda pengharapan kepada Allah SWT agar diubahnya kondisi kemarau menjadi penuh hujan rahmat.
(5) Bagi jama’ah yang ikut serta dalam pelaksanaan Shalat Istisqa’ disunnahkan juga untuk melakukan hal demikian tersebut di atas.

👉 Doa Sholat Istisqa’ :

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا سُقْياَ رَحْمَةٍ، وَلاَ تَجْعَلْهَا سُقْياَ عَذَابٍ، وَلاَ مَحْقٍ وَلاَ بَلاَءٍ، وَلاَ هَدْمٍ وَلاَ غَرْقٍ. اَللَّهُمَّ عَلَى الظُّرَّابِ وَاْلآكَامِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ، اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا. اَللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثاً مُغِيْثاً، هَنِيْئاً مَرِيْئاً مُرِيْعاً، سَحاً عَاماً غَدْقاً طَبَقاً مُجَلَّلاً، دَائِماً إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلاَدِ مِنْ الْجُهْدِ وَالْجُوْعِ وَالضَّنْكِ، مَا لاَ نَشْكُوْ إِلاَّ إِلَيْكَ.اَللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ، وَأَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ اْلأَرْضِ، وَاكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلاَءِ مَا لاَ يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّاراً، فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَاراً

Artinya :

“Ya Allah jadikanlah curahan ini sebagai rahmat dan jangan engkau jadikan curahan ini sebagai siksa, bukan kehancuran, bahaya, kerusakan dan bukan pula ketenggelaman bagi kami. Ya Allah turunkanlah hujan pada bukit-bukit, tumbuh-tumbuhan dan lembah-lembah. Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan hujan yang berakibat buruk atas kami. Ya Allah turunkanlah hujan yang melepaskan kami dari paceklik, tanpa disertai kesusahan, baik akibatnya, subur dengan kesegaran, deras dan lebat yang menyeluruh pada permukaan bumi terus-menerus (manfaatnya) sampai hari Kiamat. Ya Allah turunkanlah hujan untuk kami dan jangan Engkau jadikan kami orang-orang yang berputus asa karena hujan yang belum turun. Ya Allah sungguh hamba-hamba-Mu serta negri-negri mereka tertimpa kesulitan, kelaparan dan paceklik yang dahsyat, sungguh tiada kami mengadu melainkan hanya kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah kebun-kebun untuk kami dan perbanyaklah susu kambing, turunkanlah barakah dari langit, tumbuhkanlah barakah-barakah bumi, keluarkanlah kami dari bahaya yang tiada seorangpun yang bisa mengeluarkannya melainkan hanya Engkau. Ya Allah sesungguhnya kami memohon ampun kepada-Mu, sesungguhnya Engkau maha pengampun, maka turunkanlah hujan dari langit untuk kami.”

🔹 Referensi 🔹

~ Pengertian dan Pelaksanaan Shalat Istisqa .
~ Shalatlah seperti Rasulullah SAW -Dalil Keshahihan Shalat ala ASWAJA-, KH. Muhyiddin Abdusshomad, Juli 2012, Penerbit Khalista, Surabaya


✅ 3 cara minta hujan pd ALLAH

✏ Syekh Nawawi Banten dalam Nihayatuz Zein menjelaskan tiga cara yang bisa dilakukan bila hujan tidak turun. Tujuan dari ketiga cara tersebut adalah untuk memohon kepada Allah agar segera menurunkan hujan.

~ Ketiga cara tersebut adalah:

والاستسقاء ثلاثة أنواع: أدناها أن يكون بالدعاء مطلقا فرادى ومجتمعين وأوسطها يكون بالدعاء خلف الصلوات فرضها ونفلها وفي خطبة الجمعة وخطبة العيدين ونحو ذلك، وأكملها يكون بالصلاة على الوجه الآتي

Artinya, “Istisqa (minta hujan) ada tiga cara. Cara paling mudah adalah dengan doa sendirian atau berjamaah; cara paling menengah adalah dengan berdoa (minta hujan) setelah shalat fardhu atau shalat sunnah, bisa juga dilakukan pada saat khutbah Jum’at, khutbah hari raya, dan lain-lain; paling baik adalah dengan melakukan shalat (istisqa’) sebagaimana nanti dijelaskan.”

~ Ada tiga cara yang bisa kita lakukan untuk meminja turunnya hujan kepada Allah SWT.
(1) Cara pertama adalah dengan berdoa. Berdoa minta hujan bisa dilakukan kapan dan di mana pun, baik dilakukan sendirian atau secara berjamaah.

(2) Cara kedua adalah berdoa secara khusus setelah shalat wajib atau sunnah. Misalnya setelah shalat lima waktu kita berdoa kepada Allah agar diturunkan hujan. Doa secara khusus ini bisa juga dilakukan pada saat khutbah Jumat, khutbah Idul Fitri dan Idul Adha.

(3) cara ketiga, cara yang paling baik adalah berdoa meminta hujan dengan melakukan shalat istisqa’. Shalat istisqa berati shalat yang dilakukan untuk meminta hujan.

~ Pelaksanaan shalatnya mirip dengan shalat hari raya, yaitu shalat dua rakaat terlebih dahulu, setelah itu baru khutbah. Ketika shalat istisqa, kita dianjurkan membawa seluruh keluarga, bahkan hewan ternak, untuk sama-sama berdoa kepada Allah.

✅ TATA CARA SHOLAT ISTISQA´

~ Kemarau panjang yang melanda Indonesia berdampak sangat besar pada segala sendiri kehidupan masyarakat. Tak cuma petani yang sawahnya kering, kemarau juga memicu banyak hutan dan lahan terbakar, sehingga menjadi sebab fenomena kabut asap. Belum lagi soal listrik yang terpaksa ‘byar pet’ karena tenaga pembangkit kurang pasokan air.

~ Namun demikian, kita sebagai umat yang beragama dan memahami syariat tidak dibenarkan untuk berputus asa. Agama menganjurkan kita, ketika dalam keadaan kekeringan dan sulit mendapatkan air, untuk melaksanakan Sholat Istisqo atau sholat minta turun hujan.

👉 Apakah itu Sholat Istisqo dan bagaimana hukumnya?

Shalat Istisqo adalah shalat sunnah dua (2) rakaat yang dilaksanakan secara berjamaah ketika dalam keadaan kekeringan serta untuk meminya turunnya hujan. Sedangkan hukum dari sholat Istisqo sendiri ialah Sunnah Muakkad yang berarti bahwa sholat ini sangat di anjurkan (dikuatkan) oleh nabi kita.

▶ Keutamaan sholat sunnah ini hampir-hampir seperti wajib atau satu strip di bawahnya shalat wajib. Ditambah lagi bahwa kondisi kemarau panjang yang melanda hingga kini sangat berdampak bagi masyarakat yang menyebabkan kelangkaan air, mengeringnya sungai dan bendungan di beberapa tempat, ditambah lagi musibah kabut asap yang kian hari makin meluas di kepulauan Sumatera dan kalimantan. Oleh karenanya anjuran Nabi pada ummatnya untuk melaksanakan Sholat Istisqo adalah tepat dan mempunyai keutamaan dan hikmah yang amat tinggi. Seperti yang digambarkan pada hadist di bawah ini :

✔ “Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya.”(Riwayat Imam Lima, dan dishohihkan oleh Imam Tirmidzi).

🔹 Waktu Pelaksanaan 🔹

{1} Saat yang tepat dilaksanakan sholat Istisqo ialah ‘indal Hajah’ atau di saat membutuhkan. Seperti contoh saat masyarakat kekurangan air untuk konsumsi sehari-hari, untuk tanaman, hewan ternak atau ketika ada air namun belum mencukupi (sedikit).

{2} Sholat Istisqo juga bisa dilaksanakan pada daerah yang cukup air atau sedang tidak mengalami kekeringan, dengan maksud sholat ini ditujukan untuk saudara-saudara kita di daerah lain yang mengalami kekeringan.

{3} Tempat yang paling bagus untuk pelaksanaan sholat ini ialah di Lapangan atau di luar pemukiman seperti kebun kosong yang memungkinkan ataupun Masjid. Sedang adab ataupun etika yang dianjurkan sebelum sholat yaitu imam menganjurkan pada masyarakat atau jamaahnya untuk memperbanyak istighfar serta taubat kepada Allah SWT, menghindari permusuhan dan perselisihan serta saling memaafkan dan puasa selama 3 (tiga) hari.

🔸 Tata Cara Sholat 🔸

✒ Adapun tata cara sholat Istisqo adalah sebagai berikut :

(1) Pertama, Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Ied, rakaat pertama takbir tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:” lakukan pada Istisqo seperti pada waktu ‘Ied”. (2) Kedua, rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat kedua surat Al-Ghasiyah. (3) Ketiga, setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
(4) Keempat, Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
(5) Kelima, Dianjurkan doa Istisqo dibacakan oleh orang shalih. Keenam, Bertawasul dengan amal shalih. Ketujuh, Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan membalikkan selendang atau sorbannya. Kedelapan, dianjurkan imam keluar bersama masyarakat. Kesembilan, Dianjurkan membawa binatang ternak. Wallahua`lam. (**)

▶ MASHODIR : (Disarikan dari kitab” Al fiqhul Islami wa Adillatuhu” karya Prof.DR.Wahbah az Zuhaili pada bab “Mabahitsu Sholatil Istisqo”)

{ والله اعلم بالصواب } مجاهدین الفقیر الی ربه

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

DALIL TAHLILAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Masyarakat muslim Indonesia adalah mayoritas penganut madzhab Imam Syafi’i atau biasa disebut sebagai Syafi’iyah (penganut Madzhab Syafi’i). Namun, sebagain lainnya ada yang tidak bermadzhab Syafi’i. Di Indonesia, Tahlilan banyak dilakukan oleh penganut Syafi’iyah walaupun yang lainnya pun ada juga yang melakukannya. Tentunya tahlilan bukan sekedar kegiatan yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam, bahkan kalau ditelusuri dan dikaji secara lebih mendalam secara satu persatu amalan-amalan yang ada dalam tahlilan maka tidak ada yang bertentangan dengan hukum Islam, sebaliknya semuanya merupakan amalah sunnah yang diamalkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, ulama seperti walisongo dalam menyebarkan Islam sangatlah bijaksana dan lihai sehingga Islam hadir di Indonesia dengan tanpa anarkis dan frontal, salah satu buahnya sekaligus kelihaian dari para ulama walisongo adalah diperkenalkannya kegiatan tahlilan dengan sangat bijaksana.

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا