72.
PASSPORT PALSU
Tak ada akar rotan-pun jadi, ungkapan ini
sering dibuat pijakan masyarakat masa kini, banyak jalan menuju roma, salah
satunya adalah pemalsuan pasport ataupun AESE (surat izin bekerja),kebanyakan
dari mereka merasa kesulitan ngurus passport ataupun AESE, sehingga langsung
mengambil jalan pintas dengan cara memalsunya.Namun tidak jarang pula mereka
yang menjadikan hal ini sebagai ajang bisnis yang cepat meraup keutungan.
² Pertanyaan
a. Bagaimana
fiqh memandang praktek pemalsuan passport atupun EASE sebagaimana diskripsi
diatas?
² Jawaban
a
fenomena
diatas merupakan praktek yang diharamkan mengingat masalah passport dan EASE
adalah peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan kita wajib
mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah baik secara
lahiriyah atau batiniyah, selain itu masalah diatas juga ada unsur penipuan.
Patuh
Kepada Pemerintah Hukumnya Wajib
³ Bughyatul
Mustarsyidin Hal: 91
(مسألة ك) يجب امتثال أمر الإمام فى كل ما له
فيه ولاية كدفع زكاة المال الظاهر فإن لم تكن له فيه ولاية وهو من الحقوق الواجبة
أو المندوبة جاز الدفع إليه والاستقلال بصرفه فى مصارفه وإن كان المأمور به
مباحا أو مكروها أو حراما لم يجب امتثال أمره فيه كما قاله م ر وتردد فيه فى
التحفة ثم مال إلى الوجوب فى كل ما أمر به الإمام ولو محرما لكن ظاهرا فقط وما
عداه إن كان فيه مصلحة عامة وجب ظاهرا وباطنا وإلا فظاهرا فقط أيضا والعبرة فى
المندوب والمباح بعقيدة المأمور ومعنى قولهم ظاهرا أنه لا يأثم بعدم الامتثال
ومعنى باطنا أنه يأثم. اهـ قلت وقال ش. ق. والحاصل أنه تجب طاعة الإمام فيما
أمر به ظاهرا وباطنا مما ليس بحرام أو مكروه فالواجب يتأكد والمندوب يجب وكذا
المباح إن كان فيه مصلحة كترك شرب التنباك إذا قلنا بكراهته لأن فيه خسة بذوى
الهيآت وقد وقع أن السلطان أمر نائبه بأن ينادى بعدم شرب الناس له فى الأسواق
والقهاوى فخالفوه وشربوا فهم العصاة ويحرم شربه الآن امتثالا لأمره ولو أمر الإمام
بشىء ثم رجع ولو قبل التلبس به لم يسقط الوجوب. اهـ (بغية المسترشدين .91)
Wajib menaati
perintah imam (presiden, raja atau perdana menteri) selama masih dalam lingkup
perkara yang menjadi otoritasnya, seperti perintah menyerahan zakat harta benda
dhahir (tidak memerlukan exploitasi) kepada imam. Adapun hal-hal diluar
kekuasaan(otoritas) imam, baik berupa
hak yang wajib atau sunnah maka boleh di taati (di berikan pada imam) juga
boleh di laksanakan sendiri (tanpa perantara Imam) sesuai prosedur yang ada.
Bila perintahnya
terhadap hal-hal mubah, makruh atau haram, menurut Imam Romli tidak wajib di
taati. Namun demikian, Imam Ibnu Hajar dalam kitab Tuhfah Al-muhtaj tidak
menjustifikasikan secara tegas, justru beliau lebih cenderung menghukumi wajib
mematuhinya, meskipun perintah tersebut pada hal yang di haramkan, hanya saja
patuh secara lahiriyah.
Adapun untuk selain
perkara haram, dan jika terdapat kemaslahatan umum, maka wajib di taati
dzohir-batin. Apabila haram, maka hanya wajib lahiriyah saja. Adapun yang
menjadi ukuran sunnah dan mubah adalah keyakinan orang yang di perintah. Maksud
wajib dzohiron saja adalah, tidak
berdosa bila tidak mentaati. Maksud wajib
secara batin adalah, berdosa bila
tidak mematuhi.
Menurutku dan Imam Ain Syibromulsi, kesimpulannya
adalah, wajib menaati peraturan pemimpin pada hal-hal yang tidak haram.
Sehingga perkara yang wajib akan menjadi lebih wajib. Dan perkara sunnat akan
menjadi wajib. Begitu pula perkara mubah, apabila terdapat kemaslahatan,
seperti larangan merokok (bila kita mengacu pada pendapat yang menghukumi
makruh), karena kurang baik untuk orang yang berlagak. Dan sebenarnya
pemerintah telah memerintahkan kepada bawahannya untuk menyosialisasikan kepada
masyarakat agar tidak menkonsumsinya di tempat umum, seperti pasar dan kedai
kopi. Namun mereka tidak menaati dan masih saja mengonsumsi dan melanggarnya.
Pada saat ini hukumnya haram menkonsumsi rokok, demi mematuhi perintah imam.
Dan kalau saja imam memerintah sesuatu, kemudian meralatnya dan belum sampai dilakukannya,
maka kewajiban ini tidak gugur begitu saja.
Haram
Mengucapkan Haram pula Menulisnya
³ Is’adurrofiq
Vol: 2 Hal: 105
(و)
منها (كتابة ما يحرم النطق به) قال فى البداية لأن القلم أحد اللسانين فاحفظه عما
يجب حفظ اللسان منهأى من غيبة وغيرها فلا يكتب به ما يحرم النطق به من جميع ما مر
وغيره وفى الخطبة وكاللسان فى ذلك كله أى ما ذكر من آفات اللسان القلم إذ هو أحد
اللسانين بلا جرم أى شك بل ضرره أعظم وأدوم فليصن الإنسان قلمه عن كتابة الحيل
والمخادعات ومنكرات حادثات المعاملات ( إسعاد الرفيق.2/105)
Dan termasuk maksiat
adalah menuliskan sesuatu yang haram untuk diucapkan. Penulis kitab
"Al-bidayah " mengatakan, karena pena adalah salah satu dari dua
lidah, maka jagalah ia dari perkara yang wajib dihindarinya, seperti mengobral
kejelekan orang lain dan lain sebagainya.
Tidak boleh menulis
sesuatu yang haram di ucapkan, seperti hal di atas maupun yang lain. Dalam
kitab al khutbah di sebutkan, pena (tulisan) itu seperti lisan dalam segi
membahayakan lidah, karena tulisan adalah salah satu dari dua lidah. Bahkan
bahayanya lebih besar dan lebih lama, maka hendaknya manusia menjaga penanya
agar tidak mereka-reka dan menipu, serta melakukan hal-hal baru yang di larang
dalam transaksi.
Dusta
Antara Boleh Dan Tidak
³ Ihya’
Ulumuddin Vol: 3 Hal: 146.
الكلام وسيلة المقاصد فكل مقصود يمكن التوصل اليه
بالصدق والكذب جميعا فالمذهب فيه حرام وإن أمكن التوصل اليه كذب دون الصدق فالكذب
فيه مباح إن كان تحصيل ذلك القصد مباحا .( إحياء علوم الدين.3/146 )
Perkataan adalah cara untuk mencapai tujuan, dan
setiap tujuan yang bisa siperoleh dengan cara jujur atau berbohong, haram
hukumnya kalau diraih dengan berbohong. Namun kalau hanya bisa diraih dengan berdusta,
maka hukum berdusta boleh, kalau tujuannya hal-hal yang diperbolehkan.
73.
ANGGUR
KOLESOM HARAM DIJUAL ?
Berbagai
minuman yang berada di toko-toko sangat beraneka ragam, khasiat dan kegunaannya
juga fariatif. Diantaranya adalah anggur Kolesom, anggur ini biasa digunakan
obat ibu-ibu yang baru melahirkan untuk memulihkan stamina. Namun disisi lain
minuman ini juga digunakan oleh anak muda bermabuk-mabukan.
² Pertanyaan
a.
Bagaimana hukum jual beli anggur kolesom ?
² Jawaban
a
Secara
umum menurut Mazhab Syafii, keharaman suatu minuman adalah karena memabukkan,
dan biasanya dihasilkan dari rendaman buah anggur (Annabizh). Namun bila
dihasilkan dari selain buah anggur menurut Mazhab Hanafi hukumnya suci. Jadi
memperjual belikan anggur kolesom hukumya tidak sah bila terbuat dari perasan/
rendaman buah anggur,karena termasuk memperjual belikan barang najis,namun bila
terbuat dari selain anggur menurut Mazhab Hanafi sah karena dihukumi suci.
Menjual Barang Najis
a.
Hasyiyah Albajury Vol; 2 Hal: 356.
ولا يصح بيع عن نجسة ولا متنجسة اى سواء أمكن
تطهيرها بالإستحالة كالخمر أم لا ( حاشية الباجورى .2/356)
Tidaklah sah memperjual-belikan barang najis atau
barang yang terkena najis, baik yang bisa suci karena berubah seperti arak
menjadi cuka ataupun tidak.
يحرم على المسلم تملكها بسائر الأسباب الماك من البيع
والشراء ( فقه الإسلام وأدلته.6/157 )
Haram bagi orang islam memiliki benda-benda tadi
(perkara najis dan memabukkan)dengan berbagai cara, seperti menjual atau membeli.
Arak Oplosan
³
Fiqh Islamy Waadillatih Vol: 3 Hal; 537&Vol:
6 Hal: 157.
خلط الخمر بغيره : يحرم بالإتفاق شرب الماء
الممزوج بالخمر لما فيه من درات الخمر ويعزر الشارب ويجب الحد إن كانت الخمر أكثر
من الماء لبقاء اسم الخمر ومعناها ( فقه الإسلام وأدلته. 3/537 )
(hukum) pencampuran khamr dengan benda lain): ulama'
fiqh sepakat, haram hukumnya meminum air yang dicampur dengan arak. Karena pengoplosan ini sama halnya dengan
memperbanyak khamr. Bagi peminumnya dikenai ta'zir yang bisa menjerakan,
apabila kadar arak lebih dominan daripada air. karena minuman ini masih
berstatus arak, baik label atau substansinya.
Perasan Anggur
³
Almajmu’ Syarah Muhazzab Vol: 1 Hal: 93-94
( فرع) اما النبيذ فلا يجوز
الطهارة عندنا على اي صفة كانت من عسل او تمر او زبيبا او غيرها مطبوخا كان او
غيره فإن نش واسكر فهو نجس يحرم شربه وعلى شاربه الحد وان لم ينش فطاهر لا يحرم
شربه, -الى ان قال.......وعن ابي حنيفة اربع رويات احدهن يجوز الوضؤ بنبيذ التمر
المطبوخ اذا كان فى سفر وعدم الماء والثانية الجميع بينه وبين التيمم وبه قال
صاحبه محمد ابن الحسن (المجموع.1/93-94)
(sebuah cabang pembahasan); Tidak boleh bersuci
menggunakan minuman keras, apapun bentuknya, baik terbuat dari madu, kurma,
perasan anggur, atau yang lainnya, di masak atau tidak. Apabila dimasak sampai
mendidih dan memabukkan maka hukumnya najis dan haram meminumnya, orang yang
meminum wajib di kenai had (hukuman). Apabila
tidak sampai mendidih maka hukumnya suci dan tidak haram meminumnya.
Diriwayatkan oleh Imam Abi Hanifah bahwa; ada empat
riwayat yang salah satunya menyatakan: boleh berwudlu dengan menggunakan
perasan kurma yang telah di masak, apabila berada di perjalanan atau saat tidak
di temukan air. Pendapat kedua, adalah dengan memadukan wudlu dan tayammum
(wudlu dahulu seadanya, kemudian baru tayammum), qaul ini di kemukakan oleh
murid abu hanifah Muhammad bin hasan.
³ Kesimpulan:
karena
anggur kolesom itu memabukkan, terlepas apakah berasal dari perasan anggur atau
tidak, menurut madzhab assyafi'i tidak boleh diperjual-belikan dan tidak sah,
karena hukumnya najis. namun menurut Imam Abi Hanifah di perbolehkan, bila
tidak berasal dari perasan anggur (ini kita simpulkan dari pembolehan berwudlu
dengan memakainya yang berarti di hukumi suci bahkan mensucikan)
74.
DWIFUNGSI SEBAGAI PEMBORONG DAN PEMASOK
Etos
kerja pak bakir pantas diacungi jempol, karena
selain sebagai pemborong bangunan, ia juga sebagai pedagang komoditi
bahan bangunan.
² Petanyaan
a. Aqad
apakah yang telah dilakukan oleh pak Bakir?
² Jawaban
a
Melihat cara kerja pemborong, disana ada pembeli
bangunan yang diborong dan sudah disepakati oleh kedua belah pihak tentang karakter
bangunan dan batas waktu selesainya, berarti ada suatu transaksi terhadap
barang yang masih dalam tanggungan pemborong, aqad semacam ini dalm fiqh biasa
disebut Bai Fidzimmah.
Jual Beli Dengan Menyebut Sifat Barang
²
Attausyih Ibnu Qosim Hal:,131
والثاني من الأشياء بيع موصوف فى الذمة ويسمى هذا
بالسلم فجائز او وجدت فيه الصفة على ما وصف به ويسمى هذا بالسلم ان عقد بلفظ السلم
او السلف، وان عقد بلفظ البيع فهو بيع لا سلم.- الى ان قال...... يشترط قبض رأس
المال فى مجلس ولا يصح الإستبدال عنه ولا الحوالة به ولا عليه ويصح ذلك كله فى
الثمن فى البيع فى الذمة فلا يشترط فيه قبض الثمن فى المجلس. ( التوثيح على بن
قاسم.131 )
Yang kedua adalah, penjualan barang yang di sifati
(menyebutkan karakter) dan dalam tanggungan jawab penjual. Apabila redaksi yang
di pakai dalam transaksi adalah lafadz salam atau salaf maka disebut akad
salam. dan hukumnya boleh. Apabila menggunakan lafadz bai' maka di hukumi bai'
bukan salam.
Disyaratkan dalam salam, menyerahkan Ro's Al-mal (uang muka atau nominal harga) di tempat
transaksi. Tidak boleh menggantinya dengan Hiwalah (harta piutang).
Boleh mengganti Tsaman (alat pembayaran) pada bai'
fidzimmah, padanya juga tidak disyaratkan merima tsaman di tempat transaksi.
Pengertian Dagang
²
Hamisy Assyarwani Vol: 3 Hal: 292,
والتجارة تقليب المال بالمعاوضة لغرض الربح وهذا
المراد مما تقدم فى الشرح أنها تقليب
المال بالتصرف فيه لطلب النماء اذا المراد بالتصرف فيه البيع ونحوه من
المعاوضات ، اهـ ( تحفة المحتاج هامش الشرواني .3/292 )
Berdagang ialah, mensirklulasikan harta dengan cara barteran (saling mnyerahkan
barang sebagai ganti masing masing) karena ada motif ingin meraih keuntungan.
Dan inilah yang di kehendaki oleh komentar (syarah) tentang penjelasan di awal,
bahwa dagang adalah mensirkulasikan harta dengan membelanjakannya supaya selalu bertambah, karna yang di maksud
"belanja" di sini adalah jual beli dan sejenisnya di antara akad akad
transaksi yang lain.
Catatan:
pengerjaan
bangunan dan pengadaan material di anggap satu kesatuan, karena inti
kesepakatan antara penjual dan pembeli
adalah kesanggupan membayar sejumlah harga dan kesanggupan penjual
memborong rumah dengan kararkter yang telah di tentukan.
75.
UANG CEPERAN ATAU BUKAN ?
Export
import berbagai macam hasil bumi dan textile diera globalisasi makin
marak, kesempatan untuk mencari laba pun
semakin leluasa, transaksi yang sering terjadi adalah pihak produsen
mengirimkan barang lewat orang kepercayaanya, harganya pun sudah diketahui,
taruhlah harga 100.000/paket. Namun anehnya ketika ada pembeli menawar dengan
harga 150.000/ Paket, tanpa habis pikir orang kepercayaan ini langsung
menjualnya tanpa konfirmasi pada pihak produsen.
³ Pertanyaan:
a.
Sahkah transaksi orang kepercayaan si produsen?
b.
Bolehkah ia mengambil laba hasil penjualannya
(yang Rp 50.000 dari tiap paket?
c.
Bila ternyata tidak diperbolehkan bagaimana
solusinya agar orang kaepercayaan tadi mendapatkan hasil penjualannya tadi?
³ Jawaban:
a.
Sah jikalau harga jual barang export import
tidak kurang dari harga umum (Tsaman Mitsli).
b.
Tidak boleh, dikarenakan orang kepercayaan
hanyalah sebagai wakil, selaku wakil ia hanya melaksanakan apa yang telah
ditentukan muwakkil dalam mentasarufkan hartanya (laba perusahaan)
c.
Solusinya meminta laba kepada pihak perusahaan
Wakalah Mutlaqoh
³ Qulyuby
Vol: 2 Hal: 44
وإن أطلقت الوكالة فى البيع او الشراء من نحو
الحلول والتأجيل والثمن فليس له ان يبيع او يشتري الا نسيئة وبثمن المثل فأكثر
للبيع. ( قليوبي.2/44)
Jika akad wakalah itu mutlaq (tidak ditentukan
penjualan atau pembeliannya). Seperti tidak disyaratkan secara kontan atau
tempo, alat pembayarannya menggunakan apa?, maka si wakil (orang suruhan) tidak
di perbolehkan menjual atau membeli, kecuali dengan kontan dan dengan tsaman
mitsil (harga standart) atau bisa dengan
harga lebih mahal dari harga standart, tapi dalam menjual.
Konsekwensi Menjadi Wakil
³
Bujairimy ala manhaj Vol: 2 Hal: 443
)والوكيل بالبيع مطلقا ) اى توكيلا غير مقيدا بشئ (
كالشريك فلا يبيع بثمن وثم راغب بأزيد ولا يبيع نسيئة ولا بغير نقد البلد البيع. ( فتح الوهاب.1/220)
Wakil (orang kepercayaan) yang disuruh melakukan
penjualan dengan wakalah mutlaq (tidak dibatasi dengan aturan tertentu),
sebagiamana juga syarik (mitra kerja), ia tidak boleh menjual dengan harga
tertentu, padahal masih ada orang yang
mau membeli dengan harga yang lebih mahal. Ia juga tidak boleh menjual secara
kredit atau menerima pembayaran dengan mata uang asing.
Wakil Harus Selalu Konfirmasi Dengan Muwakkil
³
Fathul Wahhab vol: 1 Hal: 220
ويتصرف له الولي اى يجب ان ينمي ماله بقدر الكفاية
اى نفقته والزكاة- الى ان قال- قال ع ش على م ر وخرج بالولي غيره كالوكيل الذى لم
يجعل له موكله شيئا على عمله فليس له الأخذ لما يأتي أن الولي إنما جاز له الأخذ
لأنه اى أخذه تصرف فى مال من لا يمكن معاقدته هو يفهم عدم جواز أخذ الوكيل
لإمكان مراجعة موكله فى تقدير شئ له او عز له من التصرف ومنه يؤخذ امتناع ما يقع
كثيرا من اختار شخص حاذق لشراء متاع فيشتريه بأقل من قيمته لحذقته ومعرفته يأخذ
لنفسه تمام القيمة لما ذكر من إمكان مراجعته. ( بجيرمي على المنهج .2/443 )
Wali adalah pihak yang membelanjakan harta orang yang
diurusnya. Ia wajib berupaya melestarikan hartanya sesuai kadar kebutuhan.
Seperti nafkahnya dan zakatnya. Imam 'ain syibromulsi dan Imam Romli menjelaskan lebih lanjut, kecuali yang tidak
berstatus wali, seperti wakil yang tidak diberi upah dalam bekerja, maka tidak
boleh mengambil upah.
Hal ini karena, wali adalah pihak yang berhak
membelanjakan harta orang yang tidak mungkin bisa bertransaksi (menurut
syara'). keterangan ini juga bisa diambil pengertian bahwa, wakil tidak di
perkenankan mengambil harta muwakkil (orang yang mengangkatnya sebagai wakil) seenaknya, karena masih
mungkinkan membuat kesepakatan dengan muwakkil dalam menentukan berapa besar
upahnya, dan juga apakah ia masih di percaya sebagai wakil atau tidak.
Dari sini kita juga bisa mengambil pemahaman, bahwa
apa yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat, yaitu dipilihnya seseorang
yang ahli dalam membeli barang, karena pandai menawar dengan harga yang murah
dari nilai barang, yang kemudian tanpa sepengetahuan orang yang menyuruhnya ia
mengambil sejumlah nominal sebesar selisih harga umum. Hal ini tidak di
perbolehkan, karna masih ada kesempatan konfirmasi kepada muwakkil.
78.
MENJUAL SEPEDA KREDITAN
Sekarang sudah banyak berlaku pembelian
sepeda motor atau sejenisnya dengan cara kredit. Anehnya sepeda yang belum
lunas cicilannya tersebut tidak jarang yang kemudian dijual oleh krediturnya,
maklum lagi-lagi alasan ekonomi yang membuatnya terpaksa menjualnya, karena
memang aset berharga satu-satunya yang dipunyai adalah sepeda motor.
³
Pertanyaan:
a.
Bagaimana hukum jual-beli barang kreditan
yang masih belum lunas angsurannya tersebut?
³ Jawaban:
Hukumnya boleh, bilamana dalam pengambilan
kredit tersebut tidak ada syarat yang bertentangan dengan muqtadlol aqdi
(tujuan aqad) baik dalam waktu transaksi ataupun dalam waktu khiyar.
Barang Yang Dijual Harus Diserahkan
³
Kifayatul Akhyar, juz I, hal. 247
ولا بيع ما ابتاعه حتى يقبضه تقدير الكلام ولا يجوز
بيع الذى ابتاعه حتى يقبضه سواء كان عقارا أو غيره اذن فيه البائع أم لا، و سواء
أعطى المشترى الثمن أم لا، وحجة ذلك ما روى حكيم ابن حزام بالزاى المقبوطة رضى
الله عنه قال قلت يارسول الله إنى ابتاع هذه البيوع فما يحل لى وما يحرم علي. قال
يا ابن أخى: لا تبيعن شيئا حتى تقبضه. ( كفاية الأخيار .1/247 )
Tidak diperbolehkan menjual barang kecuali
telah diserah-terimakan. Baik berupa tanah pekarangan atau lainnya, mendapat
izin dari empunya atau tidak, baik sudah membayar atau belum. Hal ini
berlandaskan sebuah hadits riwayat Imam Hakim bin hizam r.a yang artinya:
"Wahai Rasulullah, barang ini aku beli, lalu apa saja yang boleh dan tidak
bagiku. Rasul bersabda: wahai anak saudaraku, janganlah engkau menjualnya
hingga angkau serah-terimakan barangnya”.
³
URAIAN
Jual beli adalah salah satu cara pemindahan
milik dari satu orang kepada orang lain.
Dalam jual beli ada beberapa syarat dan rukun yang harus dipenuhi, agar jual
beli yang dilakukan mendapat legitimasi/ keabsahan dari agama. Syarat ini ada
yang berhubungan dengan pelaku jual-beli, barang yang ditransaksikan, dan
keridho'an kedua belah pihak. Syarat yang berhubungan dengan barang diantaranya
adalah kuasa atas barang, baik melalui lantaran, seperti wakalah, perwalian
atau secara langsung seperti milik pribadi.
Kaitannya dengan masalah diatas, penjual
barang dari sebuah transaksi, seperti jual-beli itu belum berstatus sebagai
pemilik selama barangnya belum di serah-terimakan (قبض المشترى بالمبيع ). kreditur motor
diatas dianggap pemilik sepeda motor, jika sepeda motor sudah diserahkan oleh
pihak dealer. Mengenai batasan (قبض المشترى بالمبيع ) adalah dengan
menyerahkan kontak kepada kreditur. Sehingga kreditur resmi sebagai pemilik
sehingga ia boleh menjualnya kembali.
78.
JUAL BELI SURAT IZIN
Di dalam lembaga pendidikan terdapat praktik
penjualan surat izin untuk tidak mengikuti sekolah, musyawaroh atau kegiatan
lainnya, yang mana surat izin tersebut hanya berlaku sejak dikeluarkannya
hingga batas waktu tertentu (tiga hari, misalnya).
³
Pertanyaan:
Bagaimanakah hukum jual-beli surat izin
tersebut? Kalau tidak sah, bagaimana jalan keluarnya?
³ Jawaban
Jual-beli surat izin sebagaimana yang telah
berlaku, hukumnya adalah sah, kecuali bila surat izin tersebut tidak mutamawwal,
(tidak berharga) karena habis masa belakunya.
Jalan keluarnya adalah: bila surat izin
tersebut sudah tidak mutamawal, maka bisa dengan naqlul yad (memindah
kekuasaan).
Barang Yang Dijual Harus Bermanfaat
²
Nihayatul Muhtaj Vol: 3 Hal: 395
(الثانى) من شروط البيع (النفع) به شرعا ولو
مآلا. (قوله الثانى النفع) أى بما وقع عليه الشراء وحده ذاته فلا يصح مالا ينتفع
به بمجرده وان تأتى النفع به بضمه إلى غيره كما سيأتى فى نحو حبتى حنطة ان عدم
النفع اما للقلة كحبتى بر واما للخسة كالحشرات. اهـ ( نهاية المحتاج. 2/359)
Syarat mabi' (barang yang dijual) yang kedua
adalah, bermanfaat (menurut syara'), meski baru bisa dirasakan kemanfaatannya
dalam jangka yang relatif lama. Artinya, yang lumrah dijual zatiyahnya.
Karenanya, tidak sah menjual barang yang tidak
bermanfaat, meskipun bisa bermanfaat kalau dicampur dengan barang lain, seperti
dua buah biji gandum. Barang yang tidak bermanfaat, bisa karena terlalu remeh
seperti dua buah biji gandum, atau karena menjijikan, seperti hewan melata.
Kapasitas
Cek
²
Tarsyihul Mustafidin Hal: 215
يؤخذ منه جواب سؤال وقع عما أحدثه سلاطين هذا
الزمان من الورق المنقوشة بصور مخصوصة الجارية فى المعاملات كالنقود الثمنية هل
يصح البيع والشراء بها ويصير المملوك منها أو بها عرض التجارة تجب زكاته عند تمام
الحول والنصاب، وحاصل الجواب: ان الورقة المذكورة لا تصح المعاملة بها ولا يصير
المملوك منها أو بها عرض تجارة فلا زكاة فيه فان من الشروط المعقود عليه ثمنا أو
مثمنا ان يكون فى حد ذاته منفعة مقصودة يعتد بها شرعا بحيث تقابل بمتمول عرفا فى
حال الإختيار والورقة المذكورة ليست كذلك فان الإنتفاع بها للمعاملات انما هو
بمجرد حكم السلاطين بتنزيلها منزلة النقود ولذا لورفع السلاطين ذلك الحكم أو مسخ
منها رقم لم يعامل بها ولا تقابل بمال نعم يجوز أخذ المال فى مقابلة رفع اليد عنها
أخذا مما قدمته عن ع ش. اهـ ( ترشيح المستفيدين . 315)
Dari
penjelasan tadi, bisa kita buat jawaban bahwa apa yang menjadi kebijakan
pemerintah pada saat ini dengan membuat sebuah kertas yang di dimodifikasi dan
juga digunakan bermu'amalah seperti uang. Lalu apakah sah menjual atau membeli
dengannya?, dan apakah barang yang dibeli sah menjadi miliknya, harta
perniagaannya juga dikenai zakat setelah cukup satu tahun dan satu nishob?
Kesimpulan
jawabannya ialah, kertas tersebut tidak sah digunakan bermu'amalah, barang yang
diakadi tidak sah sebagi miliknya, dan tidak wajib mengeluarkan zakat untuknya,
karena alat yang digunakan jual-beli harus bermanfaat zatnya dan dilegalkan
oleh agama, yaitu layak ditukar dengan barang yang berharga. Sedangkan kertas
diatas, tidak seperti itu, kegunaannya semata-mata karena ada legalitas
pemerintah, yaitu menyamakannya dengan mata uang. Buktinya, ketika pemerintah
menghilangkan atau mengganti nomor serinya, maka kertas itu sudah tidak bisa
dibuat bermu'amalah dan sudah tidak berharga lagi. Namun demikian,
diperbolehkan memakainya sebagai alat mengambil uang dan bukti kuasa.
79.
Uang Kembalian diganti permen
Sering
terjadi pada transaksi jual-beli dalam mengembalikan uang susuk (kelebihan
belanja) tidak dengan semestinya, tapi dengan barang lain yang pas harganya
dengan uang kelebihan tadi. Misalnya: harga rokok Rp. 900,- si pembeli membayar
dengan uang sebesar Rp. 1.000,- karena mencari kembalian tidak ada, penjual
memberikan korek atau permen sebagai pengganti kelebihan uang belanja.
Terkadang pembeli juga merasa terpaksa (jawa; ngrundel) dengan hal ini.
²
Pertanyaan:
a. Bagaimana
hukum prihal yang dilakukan penjual?
b. Bila
penjual dalam memberikan mabi’ (rokok) dan korek api (pengganti kembalian)
dalam waktu yang sama, manakah yang menjadi aqad bai’ (jual-beli)?
c. Sahkah
aqad jual beli tersebut?
² Jawaban
Pada hakekatnya dalam pelaksanaan jual-beli
tersebut, si penjual memberikan korek atau sejenisnya sebagai pengganti
kelebihan uang, setelah jadinya aqad jual-beli rokok seharga Rp. 900,- tadi.
Dengan demikian hukum menjual rokok tadi diperbolehkan, dengan mengikuti qaul
ulama yang memperbolehkan bai’ mu’athoh atau istibdal ‘annid-dain
dengan tanpa sighot.
Keterangan:
² Perlu
diketahui bahwa keterpaksaan (nggrundele ati) dari musytari (pembeli) di atas
tidak bisa merusak sahnya aqad, sebab musytari masih bisa khiyar
(memilih/meminta apa yang disenangi) sebagai penggnti susuk.
² Untuk pertanyaan bagian b dan c, jawabannya sudah
terkandung dalam jawaban di atas, oleh karenanya musyawirin menganggap gugur.
Pergantian Barang
²
Sulaiman al-Jamal, Vol: 3, Hal. 164
وصح استبدال ولو فى صلح عن دين غير مثمن بغير دين
كثمن فى الذمة ودين قرض واتلاف، اهـ (قوله وصح استبدال) بشرط ان يكون الاستبدال
بإيجاب وقبول والا فلا يملك ما يأخذه قاله السبكى وهو ظاهر وبحث الاذرعى الصحة
بناء على صحة المعاطاة اهـ (سليمان
الجمل. 3/164 )
Sah (boleh) mengembalikan hutang dengan
harta yang bukan hutangan (tunggakan,
piutang murni atau piutang gantri rugi), meskipun berkaitan dengan akad Shuluh
(perdamaian) piutang (yang bukan harga). Aqad seperti ini tentunya dengan
beberapa persyaratan seperti Ijab dan Qabul.
Bila tidak melalui Ijab Qabul maka apa yang telah di ambil dari
penggantian itu tidak dapat di miliki. Pendapat ini di kemukakan oleh Imam
Assubki (pendapat yang dzohir), Tapi menurut Al Adzro'i hukumnya sah (meski
tanpa Ijab Qabul), hal ini mengacu pada pendapat yang menyatakan transaksi
dengan model mu'athoh itu hukumnya sah.
Jual
Beli System Mu'atho
²
I’anatut Tholibin, Vol:3, Hal. 4
(والحاصل) المعاطاة هى ان
يتفق البائع والمشترى على الثمن والمثمن ثم يدفع البائع المثمن للمشترى وهو يدفع
الثمن له سواء كان مع سكوتهما او مع وجود لفظ ايجاب او قبول من احدهما او مع وجود
لفظ منهما لكن لا من الالفاظ المتقدمة، اهـ
( إعانة الطالبين . 3/4 )
Kesimpulannya: mu'athoh ialah kesepakatan
antara penjual dengan pembeli mengenai harga dan barang jualan, kemudian
penjual menyerahkan barang kepada musytari, sebaliknya musytari juga
menyerahkan harga sesuai nominal yang telah di tentukan, baik keduanya sam-sama
diam atau salah satunya saja, namun dengan kalimat yang tidak biasa berlaku
untuk jual beli.
Prinsip
Mu'atho
²
Al-Bajuri, Vol:1, Hal. 341
(قوله ولا بد فى البيع
الخ) -إلى أن قال- فلا يصح البيع بالمعاطاة ويرد كل ما اخذه ان يبقى او بدله ان
تلف فلا مطالبة به فى الاخرة لطيب النفس به واختار النووى وجماعة صحة البيع بها فى
كل ما يعده الناس بيعا لان المدار فيه على رضا المتعاقدين ولم يثبت اشتراط لفظ
فيرجع فيه الى العرف وخصص بعضهم جوازه بالمحقرات كرغيف عيش ونحوه فينبغى تقليد
القائل بالجواز للخروج من الاثم فإنه مما ابتلى به كثير. اهـ ( الباجورى.1/341
)
Tidak sah jual beli dengan cara mu'athoh
(saling menyerahkan tanpa Ijab Qabul). Semua barang barang yang di ambil harus
di kembalikan kalau memang masih ada, dan harus mengganti kalau barangnya telah
rusak. Namun demikian kelak di akhirat ia tidak dituntut, karena sudah ada
kerelaan. Imam nawawi dan sejumlah ulama
menyatakan; jual beli system Mu'atho ini
sah selama orang-orang menganggapnya sebagai jual beli. Karena standar dalam
jual beli adalah kerelaan hati kedua belah pihak. sementara lafad jual beli tidaklah menjadi
persyaratan. Semuanya di kembalikanlah pada kebiasaan yang ada.
Sebagian ulama hanya memperbolehkan Ba'i
Mu'atho pada barang yang tidak begitu berharga seperti roti 'ais dan yang
sejenis. Oleh karna itu, seyogyanya kita mengikuti ulama yang memperbolehkan,
agar terhindar dari dosa, mengingat praktek semacam ini sudah terjadi di
mana-mana dan oleh siapa saja.
Penjualan
Yang Luzum
²
Asyarqowy Vol: 2 Hal. 18-19
(باب لزوم البيع) (اذا وجدت صيغته والعاقدان
رشيدان مختاران والمبيع مملوك) هو من زيادتى (طاهر منتفع به مقدور على تسليمه
معلوم لهما وللعاقدين عليه ولاية وانقطع الخيار) اى خيار المجلس وخيار الشرط (لزم)
البيع فلا يلزم بل لايصح بلا صيغة ولابغير عاقدين متصفين بما مر. اهـ ( الشرقاوى.2/18-9 )
Bab "Keluzuman jual beli". Bila dalam jual
beli telah di temukan sighot, penjual dan pembeli yang pandai dan atas
inisiatif sendiri, barang yang di jual milik sendiri dan suci, bisa di
manfaatkan, bisa di serahkan, bisa di ketahui
oleh kedua belah pihak dan keduanya punya otoritas mentasarufkan serta khiyar
majlisnya dan khiyar syaratnya telah habis, maka jual beli semacam ini sudah
Luzum (pakem). Sehingga jual beli tidak tanpa Ijab Qabul, pembeli dan penjual
yang berkarakter sebagaimana diatas.
80.
JUAL BELI MENGGUNAKAN ROBOT
Telah kita ma’lumi, bahwa robot adalah alat
yang mampu melakukan sebagian besar kegiatan manusia, seperti berjualan,
mengeluarkan barang-barang yang dikehendaki pembeli, dan dapat memberikan uang
kembali (jawa; susuk).
²
Pertanyaan:
a. Bagaimana
hukum robot dan menggunakannya?
b. Bagaimana hukum jual-beli dengan memakai
robot?
c. Apa
yang harus diperbuat si penjual dan pembelinya, kalau ternyata hukumnya tidak
sah?
² Jawaban:
a. Hukum
membuat robot tidak boleh (haram), apabila berbentuk hewan yang dimungkinkan
hidup. Apabila tidak, maka ada khilaf antara para ulama. Adapun hukum
menggunakannya, Haram apabila berbentuk hewan yang dimungkinkan hidup.
b. Hukum
jual-beli dengan memakai robot Tidak sah
dan Haram, apabila robot tersebut sebagai penjual atau pembeli. Dan sah
hukumnya kalau sebagai pembantu saja, sedang yang melakukan transaksi
pemiliknya sendiri.
c. Apabila jual-beli tersebut tidak sah (karena
robot yang melakukan transaksi) dan barang yang dijual-belikan masih dalam
kekuasaan masing-masing pihak, maka keduanya harus saling mengembalikan.
Siti A'isyah Bermain Boneka
³
Al-Jamal, Vol: 4, Hal. 276
(وحرم تصوير حيوان) ولو
على نحو ارض قال المتولى ولو بلا رأس لخبر البخارى اشد الناس عذابا يوم القيامة
الذين يصورون هذه الصورة ويستثنى لعب البنات لان عائشة كانت تلعب بها عنده صلى
الله عليه وسلم رواه مسلم، وحكمته تدريبهن أمر التربية . اهـ (الجمل.4/276)
Diharamkan menggambar hewan, meskipun berada
diatas tanah. Imam mutawalli berkata" dan meskipun tanpa kepala". Hal
ini berdasarkan hadits yang di riwayatkan Imam bukhori "orang yang paling
berat siksanya kelak dihari kiamat
adalah orang yang menggambar ini gambar ".
Kecuali gambar untuk mainan anak-anak. Suatu
hari siti Aisyah pernah bermain dengan mainan anak-anak di samping Rasulullah Saw. (HR. muslim). Adapun hikmah di
perbolehkannya adalah untuk melatih
tentang masalah-masalah pendidikan.
Batasan Haram Menggambar
a.
Al-Jamal, Vol: 4, Hal. 278
(قوله صورة حيوان) -إلى أن قال- وعبارة شرح م ر وصورة حيوان مشتملة على ما لا يمكن بقاؤه
بدونه دون غيرها. اهـ (الجمل.4/278)
Keterangan Imam Romli Shoghir, "gambar
hewan yang diharamkan itu mencakup bentuk-bentuk/gambar-gambar
hewan yang tidak di mungkinkan hidup andai diberi nyawa, seperti gambar hewan
tanpa kepala dsb.
Jual
Beli System Mu'atho
³
Tarsyih Al Mustafidin
فلا ينعقد اى البيع بالمعاطاة لكن اختير الانعقاد بكل
ما يتعارف البيع بها فيه كالخبز واللحم دون الدواب والاراضى فعلى الاول المقبوض
بها كالمقبوض بالبيع الفاسد أى فى احكام الدنيا اما فى الاخرة فلا مطالبة
بها.(قوله لكن اختير الخ) -إلى أن قال- قلت ومما عمت به البلوى بعثان الصغائر
لشراء الحوائج واطردت به العادة فى سائر البلاد وقد تدعو الضرورة الى ذلك فينبغى
الحاق ذلك بالمعاطاة إذا كان الحكم دائرا على العرف مع ان المعتبر فى ذلك التراضى
ليخرج بالصيغة عن أكل مال الغير بالباطل فانها دالة على الرضى (قوله فى احكام
الدنيا) اى فيجب على كل من العاقدين بالمعاطاة رد ما اخذه ان كان باقيا وبدله ان
تلف. اهـ( ترشيح المستفدين .213)
Maka tidak sah jual beli dengan cara
mu'athoh, tetapi lebih di pilih hukum sah pada semua barang-barang yang
terbiasa di transaksikan dengan model mua'athoh,seperti roti dan daging. Tidak
memasukkan binatang dan tanah. Jadi menurut pendapat yang pertamaو barang yang di
terimakan dengan cara mu'athoh itu seperti barang yang diterimakan dengan akad
yang tidak sah, namun ketidak absahan ini hanya di pandang dari segi hukum
dunia, adapun hukum akhirat tidak ada masalah (tidak berdosa).
Menurutku, di antara cobaan yang telah merata
adalah menyuruh anak-anak kecil untuk membeli beberapa kebutuhan. Hal ini telah
menjadi kebiasaan di berbagai penjuru dunia, karena merupakan kebutuhan yang
sangat di perlukan, dan seyogyanya hal ini kita samakan dengan bai' mu'athoh,
jika yang menjadi acuan hukum adalah kebaiasaan ('urf) yang tentunya juga
karena saling merelakan (taroodli), agar kita terhindar dari memakan harta
orang lain dengan cara yang tidak benar lantaran adanya shigot (mu'atho) ini,
karena ucapan yang menunjukkan adanya kerelaan. (maksud dari; hukum di dunia)
adalh, masing-masing dari kedua belah pihak harus mengembalikan barang yang
telah di terima kalau memang masih ada, dan gantinya kalau sudah tidak ada lagi .
81.
Jual beli tanpa penunggu toko
Efesiensi suatu pekerjaan merupakan tolok
ukur manusia modern saat ini dalam berbisnis, sebagai contoh adalah supermarket
atau swalayan, dimana penjual menyediakan barang dengan harga jual pasti. Di
sampingnya disediakan tempat uang dengan tanpa penjaga. Jika pembeli
menginginkan, dapat langsung mengambil barang dan meletakkan uang, serta
mengambil uang kembali (susuk) sendiri.
³
Pertanyaan:
21.
Bagaimana hukum jual-beli dengan cara seperti
itu
³ Jawaban:
² Hukum
jual-beli tersebut Boleh, menurut ulama yang memperbolehkan bai’ mu’athoh (jual-beli
tanpa aqad) sedangkan barangnya harus berupa sesuatu yang kurang berharga
menurut ukuran ‘urf (pandangan umum).
Referensi:
³
Al-Majmu’, Vol: 10, Hal. 262-264
ثم ان الغزالى والمتولى وصاحب العدة والرافعى
والجمهور نقلوا عن ابن سريج انه تجوز المعاطاة فى المحقرات وهو مذهب ابى حنيفة
فإنه جوزها فى المحقرات دون الاشياء النفيسة، -إلى أن قال- (فرع) صورة المعاطاة
التى فيها الخلاف السابق ان يعطيه درهما أو غيره ويأخذ منه شيئا فى مقابلته ولا
يوجد لفظ او يوجد لفظ من احدهما دون الاخر فاذا ظهر والقرينة وجود الرضى من
الجانبين حصلت المعاطاة وجرى فيها الخلاف، -إلى أن قال- (فرع) الرجوع فى القليل
والكثير والمحقر والنفيس الى العرف فما عدّوه من المحقرات وعدوه بيعا فهو بيع والا
فلا، هذا هو المشهور تفريعا على صحة المعاطاة. اهـ ) المجموع.9/262-264)
Al-ghozali, Al-mutawalli, Arrofi'I, pengarang
kitab Al-uddah dan sebagian besar ulama mengambil pendapatnya imam juraiz:
bahwa transaksi dengan model mu'athoh itu di perbolehkan pada barang-barang yang di anggap tidak begitu berharga
dalam pandangan umum, pendapat ini adalah madzhabnya imam abu hanifah karena
beliau juga membolehkan, tapi hanya pada barang- barang yang di anggap remeh
tidak pada benda-benda yang bernilai tinggi.
Praktek mua'athoh yang menjadi perselisihan
ulama adalah, pembeli menyerahkan dirham (alat tukar) kepada penjual, kemudian
ia mengambil sesuatu (barang yang di beli) sebagai bandingan dari harga yang
telah di berikan, namun disana tidak ada shigot jual beli dari keduanya atau
dari salah satunya, apabila ini terjadi
dan ada indikasi kerelaan dari keduanya maka berlakulah khilaf
sebagaimana di atas. Ukuran sedikit ,banyak, remeh, dan berharga itu di
kembalikan pada urf (pandangan umum), apapun yang di anggap remeh , dan
dianggap sebagai jual-beli maka dihukumi jual beli yang sah, inilah pendapat
yang masyhur, sebagai rincian dari pendapat yang menyatakan sahnya
mu'athoh.
Komentar
Posting Komentar
Harap berkomentar yang baik