Langsung ke konten utama

merubah lafadz iqomah saat pemakaman



Merubah lafad iqomah saat pemakaman
Oleh ustadz: Rizalullah
Adzan yang diganti , sebagaimana adzan mayyit yg dilakukan orang-orang desa hukumnya tidak sah dan haram.
تحفة المحتاج في شرح المنهاج - (ج 5 / ص 84)
وَيُكْرَهُ فِي غَيْرِ الصُّبْحِ كَحَيَّ عَلَى خَيْرِ الْعَمَلِ مُطْلَقًا فَإِنْ جَعَلَهُ بَدَلَ الْحَيْعَلَتَيْنِ لَمْ يَصِحَّ أَذَانُهُ
Dalam kitab Tanbihul Ghofilin bab Siddatu Alamil Maut kami memang menjumpai kata-kata qod qoomatil qiyamah yang dipergunakan untuk “kematian” seseorang. Akan tetapi bahwa bacaan iqomah qod qoomatis sholah diganti dengan qod qoomatil qiyamah maka hukumnya tidak boleh sebab lafadz iqomah sebagaimana lafadz adzan adalah sudah ditentukan oleh Nabi Muhammad saw. Sebagaimana misalnya adzan subuh, meskipun lafadzruquud adalah sama artinya dengan lafadz naum akan tetapi tidak boleh lafadz as sholaatu khoirum minan naum diganti dengan lafadz as sholaatu khoirum minar ruquud.Dasar pengambilan:Kitab Hawasay As Syarwani wa Ibni Qosim al Ubaidiy ala Tuhfatu al Muhtaji bi syarhi al Minhaji Juz 2 halaman 91:

تحفة المحتاج في شرح المنهاج - (ج 5 / ص 85)
( قَوْلُهُ : كَحَيَّ عَلَى خَيْرِ الْعَمَلِ مُطْلَقًا ) أَيْ : كَمَا يُكْرَهُ هَذَا فِي الصُّبْحِ وَغَيْرِهِ ( قَوْلُهُ : فَإِنْ جَعَلَهُ ) أَيْ لَفْظَ حَيَّ عَلَى خَيْرِ الْعَمَلِ ( قَوْلُهُ : لَمْ يَصِحَّ أَذَانُهُ ) ، وَالْقِيَاسُ حِينَئِذٍ حُرْمَتُهُ ؛ لِأَنَّهُ بِهِ صَارَ مُتَعَاطِيًا لِعِبَادَةٍ فَاسِدَةٍ ع ش ( قَوْلُهُ : حَيَّ عَلَى خَيْرِ الْعَمَلِ ) أَيْ أَقْبِلُوا عَلَى خَيْرِ الْعَمَلِ ع ش


Dimakruhkan di selain salat subuh bacaan seperti ‘hayya ala khoiril amal’ secara mutlak, jika menjadikan bacaan tersebut sebagai ganti dari kedua bacaan ‘hayya ala sholah’ dan ‘hayya ala al falah’ maka tidak sah adzannya. Penjelasan tentang ‘tidak sah adzannya’ dan qiyasnya ketika itu adalah keharamannya, karena dengan itu dia menjadi orang yang melakukan ibadah yang rusak.
Jika orang yang tidak pernah mengerjakan salat itu masih merasa berkewajiban melakukan salat, tetapi dia tidak mampu melakukannya, maka hukumnya masih boleh ditahlilkan dan didoakan. Akan tetapi jika dia sudah merasa tidak berkewajiban melakukan salat, apalagi menentang kewajiban salat tersebut, maka hukumnya sudah tidak boleh ditahlilkan dan didoakan.Dasar pengambilan:Kitab Majmu’ mustamil ala arbai rosail halaman 6


تَارِكُ الصَّلاَةِ لاَيُعَادُ فِى مَرَضِهِ وَلاَ يُتْبَعُ فِى جَنَازَتِهِ وَلاَ يُسَلِّمُ عَلَيْهِ وَيُؤَكَلُ وَلاَ يُشَارَبُ وَلاَ يُصَاحَبُ وَلاَ يُجَالَسُ وَلاَ دِيْنَ لَهُ وَلاَ أمَانَةَ لَهُ وَحَظَّ لَهُ فِي رَحْمَةِ اللهِ وَهُوَ مَعَ المُنَافِقِيْنَ فِى دَرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ (الحَدِيْث)


Orang yang sengaja meninggalkan salat itu tidak boleh dikunjungi waktu sakit, jenazahnya tidak boleh diantarkan ke kubur, tidak boleh diberi salam, tidak boleh diberi makan, tidak boleh diberi minum, tidak boleh dijadikan teman, tidak boleh diajak duduk bersama. Dia adalah orang yang sama sekali tidak beragama, tidak dapat diamanati dan tidak ada bagiannya dalam rahmat Allah. Dia beserta orang munafiq ditingkat yang paling bawah dari neraka (hadist).

Jika zikir fida’ tersebut memang salah satu amalan dari salah satu gerakan toriqoh, Maka untuk menjadi imam zikir tersebut, memang harus mendapat ijazah dari guru Mursyid thorikoh tersebut, akan tetapi jika zikir fida’tersebut adalah sebagaimana yang tersebut dalam kitab Irsyadul Ibad, artinya bukan amalan dari suatu gerakan torikoh, maka tidak harus mendapat ijazah dari guru mursyid.

Sumber : Koleksi Bahtsul Masail yang dimiliki oleh KH. A. Masduqi Machfudh, termasuk arsip Kolom Bahtsul Masail dari majalah PWNU Jawa Timur Aula, Bahtsul Masail Wilayah (PWNU) Jawa Timur, dan Bahtsul Masail pada muktamar maupun pra-muktamar NU.

http://santri.net/.../fiqih-jenazah/hukum-mengadzani-mayit/
Hukum menambahkan lafadz semacam itu tidak diperbolehkan, karna tidak sesuai dengan lafadz iqomah yang di tetapkan oleh Rosululloh.

Adapun Iqomah yang ditetapkan oleh Rosululloh Seperti biasa, yaitu " Qod Qomatis Sholah " .
------------------------------------


 وفي الباب أيضا عن عبد الله بن زيد وله طريقان كلاهما صحيحان الأول ما رواه أبو داود في سننه من طريق محمد بن إسحاق حدثني محمد بن إبراهيم التيمي عن محمد بن عبد الله بن زيد بن عبد ربه حدثني أبي عبد الله بن زيد بن عبد ربه قال لما أمر رسول الله صلى الله عليه و سلم بالناقوس وفيه ثم تقول إذا أقيمت الصلاة الله أكبر الله أكبر أشهد أن لا إله إلا الله أشهد أن محمدا رسول الله حي على الصلاة حي على الفلاح قد قامت الصلاة قد قامت الصلاة الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله ورواه أحمد في مسنده من هذا الطريق ورواه بن حبان في صحيحه

Kemudian juga dalam sebuah amal ibadah tidak boleh di buat-buat atau ditambah sesuatu yang tidak sesuai dengan syari’at Alloh dan Rosululloh. Sedangkan iqomah yang sesuai dengan syari’at Alloh dan Rosululloh lafadznya seperti yang disebutkan didalam hadits diatas.

وفيه دليل على أن الأصل في العبادات الحظر، فلا يشرع منها ولا يزاد فيها إلا ما شرعه الله ورسوله
تيسير العلام شرح عمدة الأحكام  - (2 / 186

• Yang terakhir, perbuatan semacam itu dianggap telah melakukan suatu amal yang tidak sesuai dengan syari’at Alloh dan Rosululloh yang hukumnya jelas haram

تيسير العلام شرح عمدة الأحكام - (2 / 186)
عَنْ عائشَةَ رضي اللّه عَنْها قَالَت: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم "مَنْ أحدَثَ فِي أمْرِنَا هذا ما ليسَ مِنْهُ فهُوَ رَدٌّ"
وفي لفظ: "مَنْ عَمِلَ عَمَلا لَيسَ عليه أمْرُنَا فَهوَ رَدٌّ "
المعنى الإجمالي
هذا حديث جليل، وأصل عظيم في الشريعة، وقاعدة من قواعد الإسلام العظمى
فقد أبان أن كل أمر ليس من شرع اللَه تعالى، وكل عمل لا يقوم على أمر الله، فهو مردود باطل، لا يعتد به ولا بما يترتب عليه، فهذا من جوامع كلمِهِ صلى الله عليه وسلم، جعله مقياساً لجميع الأمور والأعمال
فما كان منها على مراد اللَه وشرعه، فهي المقبولة. وما كان على غيرِ أمره ولا شرعه، فهي المردودة

----
• Selain itu, merubah susunan kalimatnya adzan bila sampai merubah maknanya maka Di Haramkan.

• Dan Begitu juga Merubah Lafadz “ Qod Qomatis Sholah “ dengan “ Qod Qomatil Qiyamah “ jelas Merubah Makna Asal Iqomah. Berangkat dari sini Hukum Merubahnya dengan lafadz tersebut adalah Haram.

حاشية قليوبي - (ج 1 / ص 147)
 قوله : ( ويشترط ترتيبه وموالاته ) فلا يعتد بغير ما رتب ويعيده في محله , ويكره عدم ترتيبه إن لم يغير المعنى وإلا فيحرم , ولا يصح ولا يعتد بغير المتوالي على ما يأتي والإقامة كالأذان

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا

Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy

 *Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy* Maklum diketahui bahwa ketika seseorang mengadakan acara walimah, maka penganten, bahkan ibu penganten dan keluarga terdekat, merias wajah dengan make up yang cukup tebal. Acara walimah ini biasanya memakan waktu berjam-jam bahkan tak jarang belum selesai sampai waktu shalat tiba. Maka bagaimanakah tata cara thaharah dan shalat bagi wanita yang memakai riasan ini? Solusi 1: Menghapus riasan wajah dan shalat sesuai waktunya Perlu diketahui bahwa salah satu syarat sah wudhu adalah tidak terdapat hal yang menghalangi tersampainya air wudhu ke anggota badan yang wajib dibasuh, tentu penggunaan make up yang tebal sudah pasti menghalangi air wudhu. Maka bagi wanita yang memakai riasan pengantin tersebut tidak boleh berwudhu kecuali sudah menghapus bersih riasan yang ada di wajah, sehingga yakin jika air wudhu benar-benar mengenai anggota wudhu, tidak cukup hanya dengan mengalirkan air tanpa terlebih dahulu menghapus make up nya seperti yan