Langsung ke konten utama

Bisnis Via telepon




27.    Bisnis Via telepon
Kemajuam tehnologi telah membawa pola kehidupan manusia kepada hal serba praktis dan efektif. Jual beli Via telepon, bahkan Via surat dirasa lebih praktis oleh manusia zaman sekarang, konsumen tinggal telepon produsen apa saja yang dibeli, selanjutnya uang dikirim Via Post & Giro kepada produsen, mereka tidak susah payah mondar-mandir melakukan transaksi di pasar.

² Pertanyaan
a.       Bagaimana pandangan fiqh mengenai transaksi diatas, tanpa melihat keadaan barang dan tatap muka oleh kedua belah pihak?

² Jawaban
a.       Sah, baik transaksinya setelah melihat barang atau belum melihat, dengan syarat menyebukan ciri-cirinya.

Shighat Jual-beli Harus Bisa Didengar
²  Hamisy Aljamal Alal-Manhaj Vol: 3 Hal: 26
( قَوْلُهُ وَأَنْ يَتَلَفَّظَ بِحَيْثُ إلَخْ ) عِبَارَةُ شَرْحِ م ر وَأَنْ يَتَكَلَّمَ كُلٌّ بِحَيْثُ يَسْمَعُهُ مَنْ بِقُرْبِهِ عَادَةً إنْ لَمْ يَكُ ثَمَّ مَانِعٌ وَلَوْ لَمْ يَسْمَعْهُ الْآخَرُ وَإِلَّا لَمْ يَصِحَّ وَإِنْ حَمَلَتْهُ الرِّيحُ انْتَهَتْ (قَوْلُهُ بِحَيْثُ يَسْمَعُهُ مَنْ بِقُرْبِهِ) أَيْ لِأَنَّ اللَّفْظَ إذَا لَمْ يَكُنْ كَذَلِكَ يَكُونُ كَلَا لَفْظٍ كَمَا ذَكَرُوهُ فِي الْأَذَانِ فَإِنْ كَانَ بِحَيْثُ لَا يَسْمَعُهُ مَنْ بِقُرْبِهِ لَمْ يَصِحَّ وَإِنْ سَمِعَهُ صَاحِبُهُ بِوَاسِطَةِ رِيحٍ حَمَلَتْهُ إلَيْهِ أَوْ كَانَ حَدِيدَ السَّمْعِ لِأَنَّهُ كَلَا لَفْظٍ كَمَا عَلِمْت وَقَدْ يُتَوَقَّفُ فِيهِ ا هـ .ح. وَأَمَّا السُّكُوتُ الطَّوِيلُ فَلَا يَضُرُّ كَمَا صَرَّحَ بِهِ ع ش وَقَدْ سَبَقَ لِلْمُحَشِّي مَا يُصَرِّحُ بِأَنَّ اشْتِرَاطَ عَدَمِ تَخَلُّلِ الْكَلَامِ الْأَجْنَبِيِّ مِنْ الْمُوجِبِ أَنْ يَكُونَ الْقَبُولُ مُعْتَبَرًا فِيهِ الْفَوْرِيَّةُ بِخِلَافِ مَا إذَا أَوْجَبَ لِغَائِبٍ وَحِينَئِذٍ فَالْإِيجَابُ لِغَائِبٍ لَفْظًا كَالْإِيجَابِ لَهُ كِتَابَةً . (حاشية الجمل علي المنهج .3/26)

Menurut Imam Romli Shoghir; Ijab Qabul (ucapan serah terima) jual beli haruslah diucapkan sekira  bisa didengar ditempat yang dekat oleh kedua belah pihak (kalau tidak ada penghalang) meskipun orang lain tidak bisa mendengarkannya atau bisa mendengarkan melalui udara atau ia punya pendengaran yang tajam yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Mengenai Ijab Qabul yang disela-selai dengan fase yang cukup lama menurut Imam Sibromulsi tidak mempengaruhi aqad. Masalah ini sudah disinggung oleh shohibu Al Makhsyi (komentator kitab) bahwasanya; kalam ajnabiy (orang lain) itu bisa merusak aqad kalau dalam Qabul diharuskan sambung dengan Ijabnya. Masalah ini jelas beda dengan ijab yang disampaikan kepada Qobil ghaib (pembeli yang tidak berada ditempat aqad), karena Ijab yang seperti ini disamakan dengan ijab melalaui tulisan.

² Klasifikasi Jual-beli
²  Hamisy Bujairimi Al-Khotib VOl: 3 Hal: 5
( البيوع ثلاثة أشياء ) أي أنواع بل أربعة كما سيأتي . الأول . ( بيع عين مشاهدة ) أي مرئية للمتبايعين ( فجائز ) لانتفاء الغرر ( و ) الثاني ( بيع شيء ) يصح السلم فيه ( موصوف في الذمة )  بلفظ السلم ( فجائز إذا وجدت الصفة ) المشروط ذكرها فيه ( على ما وصفت به ) العين المسلم فيها مع بقية شروطه الآتية في بابه .  ( هامش بجيرمي على الخطيب,3/5)

Para ulama' mengklasifikasikan jenis jual beli menjadi tiga bagian (1) jual beli  barang yang bisa dilihat secara langsung sebagaimana  jual beli yang terjadi di pasar, super market dan sebagainya, hukum jual beli seperti ini sah (2) jual beli barang hanya dengan menyebutkan ciri-cirinya tanpa melihat terlebih dahulu, sebagaimana jual beli dengan system pesan seperti yang dilakukan oleh konfeksi atau mebel, hukum jual beli seperti ini sah (3) jual beli barang yang tidak bisa dilihat, sebagaimana banyak kita temukan berbagai macam kasus penipuan dengan kedok distributor atau marketing yang tidak jelas barang yang ditransaksikan, hukum jual beli seperti ini tidak sah karena mengandung tipu daya yang dapat merugikan pihak konsumen.

Barang Yang Dijual Harus  Terlebih Dahulu Dilihat
²  Hamisy Aljamal Alal-Manhaj Vol: 3 Hal: 40
( و ) تكفي ( رؤية قبل عقد فيما لا يغلب تغيره إلى وقته ) أي العقد وذلك بأن يغلب عدم تغيره كأرض وإناء وحديد أو يحتمل التغير وعدمه سواء كحيوان نظرا للغالب في الأولى والأصل بقاء المرئي بحاله في الثانية بخلاف ما يغلب تغيره كأطعمة يسرع فسادها نظرا للغالب ويشترط كونه ذاكرا للأوصاف عند العقد كما قاله الماوردي وغيره .  (هامش الجمل علي المنهج .3/40)

² Uraian
Agar tidak ada pihak yang dirugikan atau pengaduan dikemudian hari, maka Islam memberikan suatu aturan agar barang yang diperjual belikan dijelaskan ciri dan sifat-sifatnya saat transaksi.
Mengenai kejelasan barang, fiqh memberikan kelonggaran dengan menganggap cukup melihatnya sebelum atau sesudah transaksi asalkan barang tadi tahan lama/tidak mudah berubah. Lain halnya bila barangnya tidak tahan lama, seperti makanan (tanpa bahan pengawet), maka disyaratkan melihatnya terlebih dahulu saat akan melakukan transaksi, apakah makanan tadi layak dikonsumsi atau tidak (karena basi atau kadaluwarsa).

28.    Menjual arisan
Kebutuhan manusia dewasa ini begitu menggila, sehingga mereka punya berbagai inisiatif menanggulanginya. Salah satu solusi yang mereka tempuh adalah dengan mengadakan Arisan. Namun tidak sedikit dari mereka yang malah merasa terbebani dengan adanya arisan, sebab mereka tidak langsung memperoleh hasilnya, beruntung bagi mereka yang mendapatkan nomor urut awal, dan berat bagi mereka yang mendapat nomor urut akhir. Karenanya mereka yang nomor urutnya akhir terpaksa menjual arisannya kepada orang lain atau orang yang nomor urutnya awal.

³  Pertanyaan
a.       Bolehkah jual beli arisan sebagaimana diskripsi diatas?
b.       Kalau ternyata tidak boleh apakah jalan terbaik yang harus ditempuh oleh mereka?

³  Jawaban
a.       Tidak boleh dan tidak sah
b.       Cara yang harus ditempuh dengan menggugurkan hak nomor urut awal kepada mereka yang nomor urutnya akhir, dan sebaliknya nomor urut akhir menggugurkan kepada urutan awal dan selanjutnya nomor urut akhir memberikan hadiah kepada nomor urut akhir.
Penjual Harus Punya Otoritas Pada Barang
² Al-jamal Vol: 3 Hal: 22
( وَ ) رَابِعُهَا ( وِلَايَةٌ ) لِلْعَاقِدِ عَلَيْهِ ( فَلَا يَصِحُّ عَقْدُ فُضُولِيٍّ ) وَإِنْ أَجَازَهُ الْمَالِكُ لِعَدَمِ وِلَايَتِهِ عَلَى الْمَعْقُودِ  ( قَوْلُهُ أَيْضًا فَلَا يَصِحُّ عَقْدُ فُضُولِيٍّ ) أَيْ سَوَاءٌ الْبَيْعُ وَالشِّرَاءُ وَغَيْرُهُمَا مِنْ سَائِرِ عُقُودِهِ أَوْ فِي عَيْنٍ لِغَيْرِهِ أَوْ فِي ذِمَّةِ غَيْرِهِ كَقَوْلِهِ اشْتَرَيْت لَهُ كَذَا بِأَلْفٍ فِي ذِمَّتِهِ وَالْفُضُولِيُّ هُوَ مَنْ لَيْسَ بِوَكِيلٍ وَلَا وَلِيٍّ وَلَا مَالِكٍ.  (الجمل علي المنهج .3/22)
² Keterangan
Salah satu syarat penjual adalah  punya kekuasaan atas barang. Orang yang tidak punya kekuasaan disebut fudhuliy, baik kekuasaan yang berupa wewenang sebagaimana wakil, atau ada hubungan darah sebagaimana seorang wali anak yatim, atau kekuasaan karena ia adalah pemilik barang.

² Keterangan
Dalam penjualan Arisan, disana terdapat harta yang belum menjadi hak penjual. Harta tadi akan menjadi haknya kalau sudah tiba gilirannya mendapatkan arisan.

Naqlul-Yadd Dan Izalatul-milki
² Al-bajury Vol: 1 Haal: 343
ويجوز نقل اليد عن النجس بالدراهم –الى ان قال- وطريقه ان يقول المستحق له اسقطت حقي من هذا بكذا فيقول الاخر قبلت . (الباجوري .1/343)

Boleh Naqlu Al yad (memindah kepemilikan) atas barang najis dengan diganti sejumlah dirham (mata uang dari emas). Caranya, mustahiq (pemilik) mengucapkan "aku gugurkan hak milikku ini", kemudian orang lain mengatakan "aku terima"

² Uraian
Lalu bagaimana solusinya? padahal kebutuhan seseorang sangat mendesak, satu-satunya peluang yang dimiliki adalah menjual arisan, apakah ia harus melawan syara' yang berakibat fatal kelak di hari kiamat? Jawabnya tentu tidak, karena fiqh selalu memberikan jalan yang terbaik dan maslahah.
Perlu diketahui bahwa azas jual beli adalah azas Tamlik (memberikan kepemilikan/kekuasaan) dan Mu'awadlo (tukar menukar). Banyak cara untuk meng-adakan Tamlik dan Mu'awadlo, antara lain Hibah Bitsawab (pemberian dengan mendapatkan imbalan), Hadiah (imbal jasa) Izalatil-milki (melepas kepemilikan), Naqlu-Alyadh (memindah hak milik) dan sebagainya.
Karenanya sebagai solusi yang tepat dalam penjualan Arisan, bisa menggunakan Izalatul-milki atau naqlu-Alyadh. Prakteknya sbb:
nomor urut awal digugurkan (Izalatul-milki) kepada mereka yang nomor urutnya akhir, dan sebaliknya nomor urut akhir menggugurkan kepada urutan awal dan selanjutnya nomor urut akhir memberikan hadiah kepada nomor urut akhir.

29.    Hangusnya Uang Muka (DP)
Sebagai sikap dan siasat para pelaku bisnis tak jarang mereka memberikan uang muka pada rekan bisnisnya, agar tidak menjual barangnya kepada orang lain, namun ketika pembeli mengurungkan niatnya karena sesuatu hal (perubahan harga atau ketidak cocokan barang), uang muka tadi hangus, menjadi milik penjual.

³  Pertanyaan
a.       Bolehkah tindakan yang demikian itu?

³  Jawaban
a.       Boleh, bila perjanjian/ kesepakatan mereka dilakukan di luar aqad

Pengertian Uang Muka
² Nihayatul-Muhtaj Vol: 3 Hal: 476-477
 (ولا يصح بيع العربون ) الي ان قال .............بان يشتري سلعة ويعطيه دراهم مثلا وقد وقع الشرط في الصلب العقد علي انه انما اعطاها لتكون من الثمن ان رضي السلعة والا فهي هبة .(نهاية المحتاج .3/476-477)

Jual beli system Arobun itu tidak sah. Gambarannya adalah, seseorang membeli barang dan memberikan sejumlah dirham dan pada waktu akad terdapat persyaratan –dirham ini kuberikan kamu dan menjadi tsaman (harga barang) kalau aku jadi membeli dan akan hangus kalau tidak jadi- .

Hukum Ba’I Arobun
² Almajmu’ Vol: 7 Hal: 335

(فرع ) في مذاهب العلماء في بيع العربون قد ذكرنا ان مذهبنا بطلانه ان كان الشرط في نفس العقد –الى ان قال- قال وروينا عن ابن عمر وابن سرين جوازه قال وقد روينا عن نافع بن عبد الحرثي انه اشتري دارا بمكة من صفوان بن امية باربعة الاف فان رضي عمر فالبيع له وان لم يرض فللصفوان اربع مائة .( المجموع شرح المهذب .7/335)

Cabang: komentar beberapa madzhab ulama' tentang hukum jual beli system Arobun. Dalam madzhabku (syafi'i) telah aku sebutkan bahwa jual-beli system itu tidak boleh (batal) kalau syarat yang diajukan disebutkan bersamaan pada saat transaksi. Aku juga mendapatkan riwayat dari Ibnu Umar dan Ibnu sirrin, bahwa jual beli system Arobun itu boleh. Aku meriwayatkannya dari Nafi' bin abdu al hirsti bahwa Umar pernah membeli rumah milik shahabat shofwan bin umayyah dengan harga empat ribu. Kalau Umar ridlo maka barang tersebut miliknya, kalau ia tidak ridlo maka shofwan mendapatkan uang empat ratus.

² Keterangan
Uang muka atau yang dikenal dikenal dalam kitab-kitab fiqh dengan istilah Bai Al-Arobuun, gambaran umumnya adalah, pembeli memberikan uang  kepada penjual dengan kesepakatan dalam transaksi bahwa uang tadi sebagai uang muka bila pihak pembeli jadi membeli, namun akan menjadi milik penjual jika pembeli mengurungkan pembelian (uang mukanya hangus). Praktek semacam ini tidak dibenarkan oleh agama karena termasuk memakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar (Batil).
Allah berfirman :
وَلا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil (Qs. Al-Baqoroh 188)

Syarat Fasid Dalam Jual-beli
²  Fiqh Al islam; 4/481
الشرط الفاسد او بتعبير اوضح : المفسد وهو ما خرج عن الاقسام الاربعة السابقة اي لا يقتضيه العقد ولا يلائمه ولا ورد به الشرع ولا يتعارفه الناس , وإنما فيه منفعة لاحد المتعاقدين كان شتري حنطة علب ان يطحنها البائع - الي ان قال - او علي ان يهب له هبة ( فقه الاسلام .4/481)

Syarat fasid (tidak prosedural) atau dengan kata lain yang lebih jelas –syarat mufsid- adalah syarat selain yang empat terdahulu, yaitu syarat yang tidak sesuai dengan tujuan akad dan tidak berkesesuaian, juga tidak terdapat dalam aturan syara' dan tidak dikenali oleh masyarakat. Syarat ini hanya menguntungkan salah satu dari dua orang yang bertransaksi. Seperti membeli gandum dengan syarat harus digiling terlebih dahulu oleh penjual atau dengan syarat memberikan sesuatu kepadanya.

² Keterangan
Hukum formal islam (Fiqh) memberikan batasan keabsahan syarat/perjanjian dalam Mu'amalah manakala syarat/perjanjian disebutkan saat transaksi. Lain hal apabila syarat tersebut disebutkan pada saat sebelum atau sesudah akad, maka tidak merusak akad.
Kemudian ketika syarat yang disebutkan adalah termasuk syarat fasid (merusak aqad) maka akan mengakibatkan aqad yang dilakukan tidak sah. Dalam hal ini para ulama' menegaskan, syarat yang tercantum dalam Ba'I Arobun tidak akan merusak/membatalkan transaksi bila syarat tadi disebut diluar aqad (sebelum atau sesudah transaksi)

30.     Karcis Bus
Sudah menjadi kepastian bahwa sebagai bukti pembayaran naik Bus kondektur memberikan karcis, namun tidak sedikit ada para penumpang yang tidak dikasih karcis, atau bahkan karena mereka membayar dibawah harga standart sehingga kondektur tidak memberi karcis.

³  Pertanyaan
a.       Bila penumpang yang membayar sudah sesuai dengan tariff, namun tidak diberi karcis oleh kondektur, apakah ia wajib meminta karcis?
b.       Bolehkah membayar di bawah tarif, dengan resiko tidak diberi karcis?

³  Jawaban
a.       Tidak wajib meminta karcis sebab karcis hanyalah sebagai tanda bukti
b.       Bila penumpang tidak tahu status kondektur (sebagai Penyewa atau wakil pemilik bus) atau tidak tahu tariff semestinya, maka ada qaul yang mengesahkan dan ada yang tidak mengesahkan
Namun bila tahu status kondektur adalah sebagai penyewa atau wakil, maka haram.

Bukti Pembayaran di Era Nabi Muhammad Saw.
²      Ahkamul Quran Vol: 1 Hal: 342

اخْتَلَفَ النَّاسُ فِي لَفْظِ ( أَفْعِلْ ) فِي قَوْله تَعَالَى : { وَأَشْهِدُوا إذَا تَبَايَعْتُمْ } عَلَى قَوْلَيْنِ : أَحَدُهُمَا : أَنَّهُ فَرْضٌ ؛ قَالَهُ الضَّحَّاكُ . الثَّانِي : أَنَّهُ نَدْبٌ ؛ قَالَهُ الْكَافَّةُ ؛ وَهُوَ الصَّحِيحُ ؛ فَقَدْ بَاعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَتَبَ وَنُسْخَةُ كِتَابِهِ : { بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ هَذَا مَا اشْتَرَى الْعَدَّاءُ بْنُ خَالِدِ بْنِ هَوْذَةَ مِنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْتَرَى مِنْهُ عَبْدًا أَوْ أَمَةً لِأَدَاءٍ وَلَا غَائِلَةَ وَلَا خِبْثَةَ ، بَيْعَ الْمُسْلِمِ لِلْمُسْلِمِ } . وَقَدْ بَاعَ وَلَمْ يُشْهِدْ ، وَاشْتَرَى وَرَهَنَ دِرْعَهُ عِنْدَ يَهُودِيٍّ وَلَمْ يُشْهِدْ ، وَلَوْ كَانَ الْإِشْهَادُ أَمْرًا وَاجِبًا لَوَجَبَ مَعَ الرَّهْنِ لِخَوْفِ الْمُنَازَعَةِ .(احكام القران لابن العربي.1/342)

Para ulama' berselisih pendapat tentang perkataan "kerjakan!" dalam firman Allah Swt. "Dan persaksikanlah apabila berjual beli". Ada dua pendapat. Yang pertama wajib hukumnya (pendapatnya Imam Dlohak), yang kedua sunat hukumnya (pendapat Imam Al Kaaffah) dan pendapat inilah yang shahih.
Pernah suatu ketika Nabi menjual dan menulisnya. Tulisannya adalah sebagai berikut "Dengan menyebut asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Inilah apa yang telah dibeli oleh Al Ada' bin kholid bin haudzah dari Muhammad Rasul Allah yang telah membeli darinya seorang budak atau ammat (budak perempuan) yang tidak menyusui anaknya dan tidak jelek (rupanya).
Nabi juga pernah menjual dan tidak mempersaksikannya. Pernah Biliau membeli baju besi dan menggadaikannya kepada orang yahudi, pada waktu itu Nabi tidak mempersaksikannya. Kalau saja mempersaksiakn itu wajib hukumnya tentunya Beliau mempersaksikannya pada waktu menggadaikan baju besi karena pada gadai rawan persengketaan.

² Uraian
Diriwayatkan bahwa suatu ketika Baginda Rasul Saw. Pernah mengirimkan surat sebagai berilkut:  "Dengan menyebut Asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, ini bukti bahwa Adda' bin kholid bin haudzah telah membeli Seorang budak dari Muhammad Rasulullah Saw. " .
Riwayat ini memberi pengertian bahwa Nabi pernah menggunakan bukti pembayaran melalaui surat yang dikirimNya.
Namun dalam kesempatan lain Nabi pernah berjualan dan pada waktu itu Nabi tidak memberikan kesaksian dengan sesuatu. Beliau juga pernah membeli dan menggadaikan Baju besi kepada orang Yahudi dan saat itu Beliau tidak memberikan kesaksian dengan sesuatu apapun (bukti pembayaran/tunggakan).
Dari kedua riwayat ini Ulama' menyimpulan bahwa bukti pembayaran itu hanya sekedar sunnah, hal ini tidak melihat bahwa dengan tidak adanya bukti pembayaran sarat akan komplain, karena kesimpulan ini mengikuti sunnah Rasul.

Perintah Muwakkil Harus Ditaati
² Mahalli; 2/344
وان قال بع بمائة لم يبع باقل منها وله ان يزيد عليها الا ان يصرح بالنهي عن الزيادة فلا يزيد ولو عين المشتري فقال بع لزيد مائة لم يجز ان يبيعه باكثر منها لانه ربما قصد ارفاقه ولو لم ينه عن الزيادة وهناك راغب بها لم يجز البيع بدونها علي الاصح في الروضة.  ( المحلي .2/344 )

Seandainya Muwakkil (Juragan) berkata kepada anak buahnya "jual-lah barang ini dengan harga Rp 100, maka tidak boleh dijual lebih rendah dari Rp. 100, tapi boleh menjual lebih mahal dari Rp 100 kalau juragan jelas-jelas tidak melarang.

31.    TKI Illegal
Tidak bisa dipungkiri, untuk saat ini peluang kerja sangat sulit, belum lagi  upah yang ngga memenuhi kebutuhan sehari- hari, kerja sehari libur seminggu, kerja seminggu libur sebulan. Pada akhirnya banyak yang memilih untuk menjadi tenaga kerja di luar negeri. Karena modal yang pas-pasan mereka pun enggan lewat jalur yang telah di kelola pemerintah, namun tidak jarang mereka yang punya modal juga ikut-ikutan lewat belakang (Illegal).

² Pertanyaan
a.       Bagaimana hukum tenaga kerja yang demikian itu?
b.       Apa status uang hasil kerjanya, halal apa haram?

² Jawaban
a.       Haram, karena kita wajib taat peraturan pemerintah
b.       Uangnya halal selama pekerjaan (Muamalah) yang dilakukan tidak melanggar aturan syara’

Patuh Kepada Pemerintah Hukumnya Wajib
² Bughyatul Mustarsyidin Hal: 91
(مسألة ك) يجب امتثال أمر الإمام فى كل ما له فيه ولاية كدفع زكاة المال الظاهر فإن لم تكن له فيه ولاية وهو من الحقوق الواجبة أو المندوبة جاز الدفع إليه والاستقلال بصرفه فى مصارفه وإن كان المأمور به مباحا أو مكروها أو حراما لم يجب امتثال أمره فيه كما قاله م ر وتردد فيه فى التحفة ثم مال إلى الوجوب فى كل ما أمر به الإمام ولو محرما لكن ظاهرا فقط وما عداه إن كان فيه مصلحة عامة وجب ظاهرا وباطنا وإلا فظاهرا فقط أيضا والعبرة فى المندوب والمباح بعقيدة المأمور ومعنى قولهم ظاهرا أنه لا يأثم بعدم الامتثال ومعنى باطنا أنه يأثم. اهـ قلت وقال ش. ق. والحاصل أنه تجب طاعة الإمام فيما أمر به ظاهرا وباطنا مما ليس بحرام أو مكروه فالواجب يتأكد والمندوب يجب وكذا المباح إن كان فيه مصلحة كترك شرب التنباك إذا قلنا بكراهته لأن فيه خسة بذوى الهيآت وقد وقع أن السلطان أمر نائبه بأن ينادى بعدم شرب الناس له فى الأسواق والقهاوى فخالفوه وشربوا فهم العصاة ويحرم شربه الآن امتثالا لأمره ولو أمر الإمام بشىء ثم رجع ولو قبل التلبس به لم يسقط الوجوب. اهـ (بغية المسترشدين .91)
              
Wajib menaati perintah imam (presiden, raja atau perdana menteri) selama masih dalam lingkup perkara yang menjadi otoritasnya, seperti perintah menyerahkan zakat harta benda dhahir (tidak memerlukan exploitasi) kepada imam. Adapun hal-hal diluar kekuasaan(otoritas) imam,  baik berupa hak yang wajib atau sunnah maka boleh di taati (diberikan pada imam) juga boleh dilaksanakan sendiri (tanpa perantara Imam) sesuai prosedur yang ada.
Bila perintahnya terhadap hal-hal mubah, makruh atau haram, menurut Imam Romli tidak wajib di taati. Imam Ibnu Hajar dalam kitab Tuhfah Al-muhtaj tidak secara tegas memberikan keputusan hukum, namun akhirnya cenderung menghukumi wajib (mematuhi perintah imam meskipun perintah tersebut pada hal yang diharamkan), namun hanya secara lahiriyah.
Adapun untuk selain perkara haram, dan jika terdapat kemaslahatan umum, maka wajib ditaati dzohir-batin. Apabila haram, maka hanya wajib lahiriyah saja. Adapun yang menjadi ukuran sunnah dan mubah adalah keyakinan orang yang di perintah. Maksud wajib  dzohiron saja adalah, tidak berdosa bila tidak mentaati. Maksud wajib  secara batin adalah, berdosa  bila tidak mematuhi.
 Menurutku dan Imam Ain Syibromulsi bahwa kesimpulannya adalah wajib menaati peraturan pemimpin pada hal-hal yang tidak haram. Sehingga perkara yang wajib akan menjadi lebih wajib. Dan perkara sunnat akan menjadi wajib. Begitu pula perkara mubah, apabila terdapat kemaslahatan, seperti larangan merokok (bila kita mengacu pada pendapat yang menghukumi makruh), karena kurang baik untuk orang yang berlagak. Dan sebenarnya pemerintah telah memerintahkan kepada bawahannya untuk menyosialisasikan kepada masyarakat agar tidak menkonsumsinya di tempat umum, seperti pasar dan kedai kopi. Namun mereka tidak menaati dan masih saja mengonsumsi dan melanggarnya. Pada saat ini hukumnya haram menkonsumsi rokok, demi mematuhi perintah imam. Dan kalau saja imam memerintah sesuatu, kemudian meralatnya dan belum sampai dilakukannya, maka kewajiban ini tidak gugur begitu saja.

         Aqad yang Sah Tapi Haram
²      Ianatuttholibin Vol: 2 Hal: 95
وحرم علي من تلزمه الجمعة نحو مبايعة كاشتغال بصنعة بعد شروع في اذان خطبة فان عقد صح العقد (قوله فان عقد) –الى ان قال- فان باع من حرم عليه البيع صح بيعه وكذا سائر عقوده لان النهي لمعني خارج عن العقد اي وهو التشاغل عن صلاتها فلم يمنع الصحة كالصلاة في الدار المغصوبة (اعانة الطالبين .2/95)

Haram bagi orang yang wajib berjum'atan melakukan jual beli, membuat kerajinan tangan yang dilakukan setelah adzan untuk khutbah. Apabila dikerjakan hukumnya sah. Begitu juga semua jenis transaksi, haram hukumnya. Karena larangan adalah hal yang diluar akad, (keharamannya) adalah Karena ia sengaja menyibukkan diri dan berpaling dari ibadah shalat. Sehingga tidak mencegah keabsahannya sebagaimana shalat di tanah tanpa izin pemiliknya (hukumnya sah tapi haram)

² Keterangan
Salah satu kasus yang mirip dengan hukum gaji TKI illegal adalah kasus mu'amalah yang dilakukan saat tiba Jum'atan. Haram hukumnya bagi orang yang wajib mengerjakan jum'atan melakukan segala bentuk transaksi, namun demikian hukum keharaman transaksi tidak bisa mempengaruhi keabsahan transaksi.
Hal ini disebabkan ada dua hukum yang berbeda. Pertama, Haram adalah jenis hukum Taklifi (hukum berdasarkan perintah atau larangan dari Allah atau RasulNya), sedangkan Sah adalah jenis hukum Wadl'I (berdasarkan ijtihad ulama').
Suatu akad akan sah manakala memenuhi syarat dan rukun, dalam kasus TKI illegal, selama pekerjaan mereka dilegalkan oleh islam, tata caranya-pun sesuai aturan (syarat dan rukunnya) maka sah apa yang dikerjakan oleh para TKI dan pada akhirnya penghasilan yang diperoleh halal hukumnya.
Pekerjaan yang legal adalah seperti; buruh, dagang, jasa, syirkah, qirodh dan lain-lain. Contoh mu'amalah yang telah memenuhi syarat dan rukun (dalam dagang), barang dagangan suci, bermanfaat, milik penjual, suka sama suka, ada Ijab Qabul dst.

32.    MENGUSIR ORANG SELESAI MAKAN DI WARUNG
Acap kali terdengar ditelinga kita oleh sesama konsumen ucapan “Minggir ngopi saja satu jam” kemudian orang yang dimaksud pun meninggalkan warung.

² Pertanyaan
a.       Apakah boleh mengusir  orang selesai makan atau minum di warung?

² Jawaban
a.       Tidak diperbolehkan kecuali pemilik warung itu sendiri?

Bentuk Sewa-menyewa
² Hamisy Ianatuttholibin Vol: 4 Hal: 74
(ولو معارا) ومكترى الى ان قال---  لان الاذن العرى عن ذكر العوض ينزل على الاعارة والاباحة  (هامش اعانة الطالبين ،4/74)

Izin yang diberikan seseorang terhadap fasilitas tertentu tanpa menyebut ganti rugi/uang sewa adalah salah satu bentuk sewa menyewa yang diperbolehkan.

    Pemakaian Hak Orang Lain
² Nihayatuzzain Hal: 268
ويحرم استعماله لانه انتفاع بملك غيره بغير اذنه الا في اكل الهدية منه ان اقتضته العادة عملا بها ويوكون عارية حينئذ ويسن رد الوعاء حالا وهذا في مأكول اما غيره فيختلف رد طرفه باختلاف عادة النواحي فيعمل في كل ناحية بعرفهم ويعمل في كل قوم عرفهم باختلاف لبقائهم (نهاية الزين,268)

Secara umum pemakaian barang tanpa seizin pemiliknya itu tidak diperbolehkan, kecuali dalam masalah hadiah, boleh menggunakan wadahnya meski tidak meminta izin pemiliknya (karena sudah menjadi kebiasaan). Namun demikian, disunahkan mengembalikan wadah tadi.

33.     JUAL GAJI PENSIUNAN
Umar bakri adalah seorang PNS (Pegawai negeri sipil), karena kebutuhan mendesak Umar bakri kehabisan akal, sehingga suatu saat ia memberikan tawaran kepada Umar Choong untuk membeli gaji pensiaunannya.

² Pertanyaan
Bagaiman hukum jual beli gaji PNS sebagaimana diskripsi di atas?

² Jawaban
a.       Tidak sah,  karena kurang memenuhi syarat jual beli yaitu barang harus bisa diserah terimakan secara langsung dan harus diketahui secara pasti besar kecilnya.

Syarat Jual-beli
² Fathul-wahhab Vol: 1 Hal: 158
و ثالثها (قدرة تسلمه) في بيع غير ضمني ليوثق بحصول العوض-الى ان قال---- وخامسها علم للعاقدين به عينا وقدرا وصفة  ( فتح الوهاب .1/158)

Syarat ketiga dalam jual beli adalah barang yang dijual bisa diserah-terimakan. Sedangkan syarat yang kelima adalah sifat, wujud dan kadar barang bisa diketahui secara utuh (tidak hanya asumsi belaka).

34.    KERJA DULU BARU ONGKOS
Kardi adalah pemilik gedung yang dihuni burung walet, karena tidak mampu mengurus akhirnya ia menawarkan kepada kurdi untuk mengolah dengan kesepakatan hasil sepuluh tahun pertama sejak mengurus akan diberikan kurdi dan selanjutnya dan seterusnya adalah milik kardi.

³  Pertanyaan
a.         Apa nama transaksi yang dilakukan oleh kardi kepada kurdi?
b.      Bila tidak sah, bagaimana jalan keluarnya?

³  Jawaban
a.      Termasuk ijarah fasidah, karena tidak ada kejelasan ongkos
b.       Jalan kelurnya adalah dengan nadzar ya'ni si kardi nadzar “Akan kuberikan hasil sepuluh tahun dari walet kalau ada yang mau mengurus”, kemudian si kurdi juga nadzar “Kalau ada yang memberiku uang aku mau diperintah apa saja”

Syarat Ijarah
³ Hasyiyah Ianatuttholibin Vol: 3 Hal: 109-110
وانما تصح الاجارة  (باجر) صح كونه ثمنا (معلوم) للعاقدين قدرا او جنسا وصفة ان كان في الذمة. (هامش اعانة الطالبين .3/119-110)

      Ijarah Dzimmah itu sah manakala upah yang diberikan diketahui oleh kedua belah pihak, baik jenis, kadar atau sifatnya

Solusi Aqad Yang Tidak Sah
³ Bughyath-Almustarsyidin
واسهل الطرق الي تصحيحه هذه المعاملة ان بؤجر ارض البستان باجرة معلومة وينزر له باثمر تلك المدة اذا يصح النذر بالمجهول والمعدوم ولا يتوقف علي قبض (بغية المسترشدين.165)

Jalan keluar untuk aqad yang tidak sah adalah dengan bernadzar sbb; juragan tanah mempekerjakan kepada seseorang (sebagai buruh) dengan imbalan ongkos yang sudah pasti, kemudian juragan tanah nadzar bahwa ia akan memberikan hasil panen setelah pekerjaan si buruh tadi selesai. Karena nadzar dengan sesuatu yang pasti atau yang belum pasti hukumnya adalah sah serta tidak disyaratkan serah terima.

Ongkos Kerja System Royalti
² Hasyiyah jamal; 3/535
( فَرْعٌ ) وَقَعَ السُّؤَالُ عَنْ رَجُلٍ دَفَعَ إلَى آخَرَ بَيْضًا يَخْدُمُهُ إلَى أَنْ يُفَرِّخَ وَقَالَ لَهُ : لَك مِنْهُ كَذَا هَلْ ذَلِكَ صَحِيحٌ أَمْ لَا ؟ وَالْجَوَابُ عَنْهُ بِأَنَّهُ إنْ اسْتَأْجَرَهُ بِبَعْضِهِ حَالًّا صَحَّ وَاسْتَحَقَّهُ شَائِعًا وَإِلَّا كَانَ إجَارَةً فَاسِدَةً فَالْفَرْخُ لِلْمَالِكِ وَعَلَيْهِ لِلْمَقُولِ لَهُ أُجْرَةُ مِثْلِ عَمَلِهِ أَخْذًا مِنْ مَسْأَلَةِ الِاسْتِئْجَارِ لِإِرْضَاعِ الرَّقِيقِ ا هـ .(حاشية الجمل .3/535)

Cabang: Ada pertanyaan, "apakah sah ijarah (mempekerjakan) seseorang dengan cara memberikan sebuah telur burung untuk ditetaskan sedangkan ongkosnya adalah prosentase hasil penetasan?" Jawabnya adalah; Sah, bila saat transaksi yang diaqadi adalah sebagian telur dan yang sebagian lagi sebagai ongkos/upah. Bila yang diaqadi saat itu adalah keseluruhan telur maka tidak sah sehingga semua telur yang menetas adalah milik juragan telur, dan ia tidak mendapatkan upah yang telah disepakati tadi. Namun demikian ia masih mendapatkan UMR (Upah Minimum Regional) atas pekerjaanya.

35.    STATUS ATM
Automatic Transfering Machine (ATM) efektif dan praktis untuk saat ini sebagai sarana tasfer antar person dunia bisnis atau rumah tangga.

³ Pertanyaan
a.       Apa sebenarnya kedudukan ATM di mata fiqh?

³ Jawaban
a.       ATM dalam fiqh adalah sarana menyimpan (hirzi), sarana transaksi (kitabah) dan sarana serah terima (qobdhlu)

Batasan Hirzi Adalah Urf
² Albajury Vol: 2 Hal: 354
والمحكم في الحرز العرف لانه لم يضبط في الشرع ولا في اللغة فرجع الي العرف –الى ان قال-  وضبطه الغزالي بما لا يعد صاحبه مضيعا. (البجوري .2/354)

Yang menjadi ukuran hirzi (tersimpan) adalah 'Urf (kebiasaan), karena memang batasan hirzi tidak ditentukan oleh syar'iat (agama) maupun lughot (bahasa), sehingga dikembalikan kepada ‘urf. Imam Ghozali memberikan kriteria bahwa hirzi ialah sesuatu yang tidak dianggap terlantar oleh pemiliknya.

Ijab Qabul Dengan Tulisan atau Isyarah
² Almazahibul-Arba’ah Vol: 2 Hal: 155
الشافعية قالوا لا ينعقد البيع الا بصيغة الكلامية او ما يقوم مقامها من الكتابوالرسول واشارة الاخرس المعلومة (المذاهب الاربعة .2/155)

Menurut Madzhab Syafi'I, jual beli tidak sah kecuali dengan shighat (Ijab Qabul) berupa ungkapan atau yang menggantikannya seperti tulisan atau isyarah orang bisu yang bisa dimengerti.

Korelasi Jual-beli, Ridha dan Ijab Qabul
² Hamisy Ianatuttholibin Vol: 3 Hal: 4
وذلك لتتم الصيغة الدال علي اشتراطها قوله صلي الله عليه وسلم انما البيع عن تراض والرضا خفي فاعتبر ما يدل عليه من اللفظ فلا ينعقد بالمعاطة لكن اختير الانعقاد بكل ما يتعارف البيع بها فيه كالخبز واللحم دون نحو دواب والاراضي فعلي الاول المقبوض بها كالمقبوض بالبيع الفاسد اي في احكام الدنيا اما في الاخرة فلا مطالبة بها ويجري خلافها في سائر العقود. (هامش اعانة الطالبين .3/4)

² Uraian
          Suatu transaksi dapat sah manakala ada Ridho (suka sama suka) dari kedua belah pihak, namun karena sulit mengetahui apakah kedua belah pihak ridho atau tidak dijadikanlah Ijab Qabul sebagai standarisasi ridha. Dengan demikian tidak sah suatu transaksi bila tidak memakai Ijab dan Qabul. Namun demikian masih ada toleransi untuk semua jenis jual beli yang sudah dikenal (keridha'annya) yang tidak memakai Ijab Qabul, sebagaimana jual beli makanan seperti  roti dan daging.
Walau mekanisme ATM disana kita temukan tanpa ada Ijab dan Qabul, namun bila mengacu pada pendapat yang kedua maka sah-sah saja kerja ATM tanpa adanya Ijab dan Qabul.

36.    JUAL BELI CEK
Joni adalah seorang pegawai di perusahaan ban, dalam memberikan bayaran perusahaan selalu dengan cek mundur, ada yang 15 hari ada juga yang 7 hari. Hingga suatu ketika karena si joni sangat membutuhkan uang, maka ia menjual ceknya .

³ Pertanyaan
a.       Sahkah jual beli cek?

³ Jawaban
a.       Tidak sah, baik cek mundur atau cash, sesuai hadits riwayat Abu Hurairoh.

Antara CEK Dan Riba
² Shahih Muslim Vol: 1 Hal: 663
2818- حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحَارِثِ الْمَخْزُومِيُّ حَدَّثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ عَنْ بُكَيْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَشَجِّ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ لِمَرْوَانَ أَحْلَلْتَ بَيْعَ الرِّبَا فَقَالَ مَرْوَانُ مَا فَعَلْتُ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ أَحْلَلْتَ بَيْعَ الصِّكَاكِ
وَقَدْ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الطَّعَامِ حَتَّى يُسْتَوْفَى قَالَ فَخَطَبَ مَرْوَانُ النَّاسَ فَنَهَى عَنْ بَيْعِهَا قَالَ سُلَيْمَانُ فَنَظَرْتُ  ِلَى حَرَسٍ يَأْخُذُونَهَا مِنْ أَيْدِي النَّاسِ
الشرح:  الصِّكَاكَ جَمْع صَكّ وَهُوَ الْوَرَقَة الْمَكْتُوبَة بِدَيْنٍ وَيُجْمَع أَيْضًا عَلَى صُكُوك ، وَالْمُرَاد هُنَا الْوَرَقَة الَّتِي تَخْرُج مِنْ وَلِيّ الْأَمْر بِالرِّزْقِ لِمُسْتَحِقِّهِ بِأَنْ يَكْتُب فِيهَا لِلْإِنْسَانِ كَذَا وَكَذَا مِنْ طَعَام أَوْ غَيْره فَيَبِيع صَاحِبهَا ذَلِكَ لِإِنْسَانٍ قَبْل أَنْ يَقْبِضهُ . وَقَدْ اِخْتَلَفَ الْعُلَمَاء فِي ذَلِكَ ؛ وَالْأَصَحّ عِنْد أَصْحَابنَا وَغَيْرهمْ جَوَاز بَيْعهَا ؛ وَالثَّانِي مَنْعهَا فَمَنْ مَنَعَهَا أَخَذَ بِظَاهِرِ قَوْل أَبِي هُرَيْرَة وَبِحُجَّتِهِ وَمَنْ أَجَازَهَا تَأَوَّلَ قَضِيَّة أَبِي هُرَيْرَة عَلَى أَنَّ الْمُشْتَرِي مِمَّنْ خَرَجَ لَهُ الصَّكّ بَاعَهُ لِثَالِثٍ ، قَبْل أَنْ يَقْبِضهُ الْمُشْتَرِي فَكَانَ النَّهْي عَنْ الْبَيْع الثَّانِي لَا عَنْ الْأَوَّل ، لِأَنَّ الَّذِي خَرَجَتْ لَهُ مَالِك لِذَلِكَ مِلْكًا مُسْتَقِرًّا وَلَيْسَ هُوَ بِمُشْتَرٍ فَلَا يَمْتَنِع بَيْعه قَبْل الْقَبْض ، كَمَا لَا يَمْتَنِع بَيْعه مَا وَرِثَهُ قَبْل قَبْضه ، قَالَ الْقَاضِي عِيَاض بَعْد أَنْ تَأَوَّلَهُ عَلَى نَحْو مَا ذَكَرْته : وَكَانُوا يَتَبَايَعُونَهَا ثُمَّ يَبِيعهَا الْمُشْتَرُونَ قَبْل قَبْضهَا فَنُهُوا عَنْ ذَلِكَ ، قَالَ : فَبَلَغَ ذَلِكَ عُمَر بْن الْخَطَّاب فَرَدَّهُ عَلَيْهِ وَقَالَ : لَا تَبِعْ طَعَامًا اِبْتَعْهُ حَتَّى تَسْتَوْفِيه . اِنْتَهَى هَذَا تَمَام الْحَدِيث فِي الْمُوَطَّأ . وَكَذَا جَاءَ الْحَدِيث مُفَسَّرًا فِي الْمُوَطَّأ أَنَّ صُكُوكًا خَرَجَتْ لِلنَّاسِ فِي زَمَن مَرْوَان بِطَعَامٍ فَتَبَايَعَ النَّاس تِلْكَ الصُّكُوك قَبْل أَنْ يَسْتَوْفُوهَا ، وَفِي الْمُوَطَّأ مَا هُوَ أَبَيْنَ مِنْ هَذَا ، وَهُوَ أَنَّ حَكِيم بْن حِزَام اِبْتَاعَ طَعَامًا أَمَرَ بِهِ عُمَر بْن الْخَطَّاب رَضِيَ اللَّه عَنْهُ فَبَاعَ حَكِيم الطَّعَام الَّذِي اِشْتَرَاهُ قَبْل قَبْضه وَاَللَّه أَعْلَم .  (شرح النووي على مسلم - (ج,5/333)
² Keterangan
Pernah Abu Hurairoh bertanya kepada Marwan “Adakah engkau menghalalkan riba?”. Marwan menjawab “sama sekali aku tidak melakukan riba”. Abu Hurairoh bertanya lagi, “Apakah engkau menghalalkan jual-beli cek?” padahal Rasul telah melarang jual-beli makanan kecuali sudah diserah-terimakan. Marwan bergegas pergi dan mengumumkan kepada orang-orang agar tidak menjual-belikan cek
Diterangkan lebih lanjut oleh Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Muslim bahwa cek adalah sebuah kertas yang memuat keterangan hutang yang belum dibayar. Dalam jual-beli cek disana ada unsur penjualan barang (piutang) yang belum diserah-terimakan, karena masih berupa bukti ada tanggungan yang belum dibayar.

Pengertian CEK Versi Munjid
²  Munjid; 444
الصك مص بالكتاب كتاب الاقرار او غير ذلك (منجيد .444)
Cek adalah tulisan yang memuat ikrar atau yang lainnya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

DALIL TAHLILAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Masyarakat muslim Indonesia adalah mayoritas penganut madzhab Imam Syafi’i atau biasa disebut sebagai Syafi’iyah (penganut Madzhab Syafi’i). Namun, sebagain lainnya ada yang tidak bermadzhab Syafi’i. Di Indonesia, Tahlilan banyak dilakukan oleh penganut Syafi’iyah walaupun yang lainnya pun ada juga yang melakukannya. Tentunya tahlilan bukan sekedar kegiatan yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam, bahkan kalau ditelusuri dan dikaji secara lebih mendalam secara satu persatu amalan-amalan yang ada dalam tahlilan maka tidak ada yang bertentangan dengan hukum Islam, sebaliknya semuanya merupakan amalah sunnah yang diamalkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, ulama seperti walisongo dalam menyebarkan Islam sangatlah bijaksana dan lihai sehingga Islam hadir di Indonesia dengan tanpa anarkis dan frontal, salah satu buahnya sekaligus kelihaian dari para ulama walisongo adalah diperkenalkannya kegiatan tahlilan dengan sangat bijaksana.

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا