Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Pohon Di Tanah Waqaf

Ada   seseorang   memiliki   sebidang tanah, sebagian tanah tersebut ada pepohonannya dan sebagian yang lain masih kosong. Kemudian tanah tersebut di Waqofkan untuk Madrasah. Pertanyaan :                                  a.   Apakah status pepohonan yang ada pada tanah tersebut ? b. Bolehkah menanami sebagian tanah yang masih kosong untuk dijadikan sumber dana, mengingat dana untuk pembangunan                                  Madrasah masih belum ada ?                                                     (PP. Sidogiri Kraton Pasuruan) Jawaban a : Status pepohonan tersebut adalah termasuk barang waqofan                  (Mauquf bih)     *) Referensi : 1.Hamisy I’anatut Tholibin Juz III Hal. 41. 1-وفى هامش إعانة الطالبين للشيخ زين الدين عبد العزيز المليبارى ما نصه : {يدخل فى بيع أرض} وهبتها ووقفها والوصية بها مطلقا لا فى رهنها والإقرار بها {مافيها} من بناء وشجر رطب …. إلخ .اهـ Jawaban b : Tidak boleh ditanami, karena hal tersebut termasuk merubah

Orang Nadzar Selamatan Ikut Makan Jamuan Selamatannya

Orang Nadzar Selamatan Ikut Makan Jamuan Selamatannya Pertanyaan: Bolehkah orang nadzar selamatan (manaqiban misalnya), ikut makan-makanan selamatan tersebut? Jawaban: Hukumnya ditafsil: 1.       Orang terebut Tidak Boleh ikut makan, begitu pula keluarganya yang wajib dinafaqohi, apabila nadzar tersebut nadzar mujazah (nadzar yang digantungkan atas berhasilnya sesuatu (munajjaz), seperti sembuhnya dari penyakit dan sesamanya). 2.       Orang tersebut boleh ikut makan, apabila nadzarnya nadzar tabarrur (nadzr yang tidak dgunakan sesuatu). Pengambilan ibarat: 1.       Asnal Matholib, juz I, hal. 545 2.       As-Syarqowi, juz I, hal. 516 وفى أسنى المطالب، ج 1 ص 545، مانصه: (النوع الرابع الاكل) من الاضحية والهدى اى حكمه (فلا يجوز الاكل من دم وجب بالحج ولا من اضحية وهدى وجبا بنذر مجازة كان علق التزامها بشفاء المريض ونحوه لانه اخرج ذلك عن الواجب عليه فليس له صرف شيء منه الى نفسه كمالو اخرج زكاته (فلو وجبا بمطلق النذر) اى بالنذر المطلق ولو حكما بان لم يعلق التزامهما

Menggunakan Obat/Suntik untuk Mencegah Kehamilan

Menggunakan Obat/Suntik untuk Mencegah Kehamilan Pertanyaan: Bagaimana hukumnya wanita menggunakan obat atau suntik untuk mencegah kehamilan? Jawaban: Hukumnya tafsil: 1.       Haram, bila menyebabkan tidak hamil lagi. 2.       Makruh, apabila masih dapat hamil dan tidak ada udzur 3.       Tidak Makruh, apabila masih dapat hamil dan ada udzur. Pengambilan ibarat: As-Syarqowi, juz II, hal. 332 وفى الشرقاوى، ج 2 ص 332، مانصه: واما استعمال ما يقطع الحبل من اصله فهو حرام بخلاف ما لايقطعه بل يبطئه مدة فلا يحرم بل ان كان لعذر كتربية ولد لم يكره ايضا والا كره. اهـ