Langsung ke konten utama

SERUAN JIHAD DALAM AZAN, BOLEHKAH?

SERUAN JIHAD DALAM AZAN, BOLEHKAH?


Beredar video azan yang tak biasa di berbagai platform media sosial. Azan tersebut menyerukan jihad dengan mengganti kalimat hayya ‘alash-shalâh dengan hayya ‘alal-jihâd. Video tersebut membuat geger masyarakat. Dalam tayangan sebuah video yang viral, ada yang terlihat azan sambil mengangkat senjata tajam. Hal tersebut memantik pihak kepolisian untuk menyelidikinya. Ada beberapa ulama yang mengomentari video tersebut, di antaranya KH. Cholil Navis, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Habib Novel bin Muhammad Alaydrus. Sebelum kita menjawab permasalahan tersebut, kita harus tahu apa definisi azan, apa saja yang harus diucapkan ketika azan, kemudian kita paparkan hukum mengganti redaksi azan yang ada pada video tersebut.


Azan Menurut Para Ulama


Azan adalah seruan khusus yang digunakan untuk memberitahu masuknya waktu shalat. Sedangkan redaksinya itu ada 15 kalimat. Adapun perinciannya sebagai berikut:


اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ


“Allah Maha Besar.”


أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ


“Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah.”


أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ


“Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”


حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ


“Marilah shalat.”


حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ


“Marilah menuju kemenangan.”


اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ


“Allah Maha Besar.”


 لَا إلهَ إِلَّا اللهُ


“Tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah.”


Definisi dan redaksi azan ini disebutkan oleh Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi (1230-1314 H./1813-1897 M.) dalam kitabnya Nihâyatuz-Zain Syarh Qurratil-‘Ain, hlm. 111.


Hukum Mengganti Redaksi Azan


Lalu bagaimana hukum mengganti redaksi azan sebagaimana yang ada di video viral yang telah disinggung di depan? Di kitab yang sama (hlm. 115) Syekh Muhammad Nawawi ketika membahas kemakruhan yang ada pada azan dan ikamah, beliau mengatakan:


وَأَنْ يُقَاَل فِيْهِمَا: حَيَّ عَلَى خَيْرِ الْعَمَلِ كَمَا قَدْ يَقَعُ ذَلِكَ بَعْدَ الْحَيْعَلَتَيْنِ لِأَنَّهُ شِعَارُ الزَّيْدِيَّةِ


“(Juga berhukum makruh) mengucapkanحَيَّ عَلَى خَيْرِ الْعَمَلِ  dalam azan dan ikamah, jika kata tersebut diucapkan setelah الْحَيْعَلَتَيْنِ (حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ dan حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ), karena hal itu merupakan syiar dari Syiah Zaidiyah.”


Kemudian beliau melanjutkan bagaimana hukumnya seandainya حَيَّ عَلَى خَيْرِ الْعَمَلِ itu mengganti posisi dari الْحَيْعَلَتَيْنِ (حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ dan حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ). Beliau berkata:


وَأَمَّا إِذَا أَتَى بِذَلِكَ عِوَضاً عَنِ الْحَيْعَلَتَيْنِ فَلَا يَصِحُّ الْأَذَانُ وَلَا الْإِقَامَةُ لِأَنَّ تَرْكَ كَلِمَةٍ مِنْهُمَا مُبْطِلٌ لَهُمَا


“Adapun apabila kata itu (حَيَّ عَلَى خَيْرِ الْعَمَلِ) menggantikan posisi الْحَيْعَلَتَيْنِ (حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ dan حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ), maka azan dan ikamahnya tidak sah, karena meninggalkan satu kalimat saja yang telah ditentukan dalam azan dan ikamah (sebagaimana yang telah disebutkan di atas) itu membatalkan terhadap azan dan ikamah itu sendiri.”


Kesimpulan


Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas, mengutip pendapat dari Syekh Muhammad Nawawi, mengganti satu kalimat yang ada pada azan —dalam kasus ini mengganti حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ dengan حَيَّ عَلَى الْجِهَادِ, dengan tujuan menyerukan jihad— itu tidak boleh dan hukum azannya tidak sah (batal).


Achmad Arief | Annajahsidogiri.id


Baca Juga: Jihad Tidak Melulu Perang

Link: https://annajahsidogiri.id/jihad-tidak-melulu-perang/


#Sidogiri #AnnajahCenterSidogiri #Aktual #Aswaja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا

Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy

 *Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy* Maklum diketahui bahwa ketika seseorang mengadakan acara walimah, maka penganten, bahkan ibu penganten dan keluarga terdekat, merias wajah dengan make up yang cukup tebal. Acara walimah ini biasanya memakan waktu berjam-jam bahkan tak jarang belum selesai sampai waktu shalat tiba. Maka bagaimanakah tata cara thaharah dan shalat bagi wanita yang memakai riasan ini? Solusi 1: Menghapus riasan wajah dan shalat sesuai waktunya Perlu diketahui bahwa salah satu syarat sah wudhu adalah tidak terdapat hal yang menghalangi tersampainya air wudhu ke anggota badan yang wajib dibasuh, tentu penggunaan make up yang tebal sudah pasti menghalangi air wudhu. Maka bagi wanita yang memakai riasan pengantin tersebut tidak boleh berwudhu kecuali sudah menghapus bersih riasan yang ada di wajah, sehingga yakin jika air wudhu benar-benar mengenai anggota wudhu, tidak cukup hanya dengan mengalirkan air tanpa terlebih dahulu menghapus make up nya seperti yan