Langsung ke konten utama

MENYENDIRI DI SHAF PALING BELAKANG

 *۝ MENYENDIRI DI SHAF PALING BELAKANG ۝*


PERTANYAAN :


Bagaimana hukumnya menyendiri di shaf paling belakang ?


JAWABAN :


بسم الله الرحمن الرحيم

قال المصنف رحمه الله تعالی : 


(ﻭﻛﺮﻩ) ﻟﻤﺄﻣﻮﻡ (اﻧﻔﺮاﺩ) ﻋﻦ ﺻﻒ ﻣﻦ ﺟﻨﺴﻪ ﺇﻥ ﻭﺟﺪ ﺳﻌﺔ ﺑﻞ ﻳﺪﺧﻞ اﻟﺼﻒ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻭﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﺨﺮﻕ اﻟﺼﻒ اﻟﺬﻱ ﻳﻠﻴﻪ ﻓﻤﺎ ﻓﻮﻗﻪ ﻷﺟﻠﻬﺎ ﻷﺟﻞ ﺗﻘﺼﻴﺮﻫﻢ ﺑﺘﺮﻛﻬﺎ

Dan dimakruhkan  bagi ma'mum menyendiri dari shaf jenisnya jika ia menemukan tempat luas, bahkan masuk ke dalam shaf seketika itu, dan ia boleh melintasi shaf yang mengikutinya lalu shaf shaf di atasnya karena alasan demikian, dikarenakan kelalaian mereka dengan meninggalkan tempat luas yg masih kosong.

ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﺳﻌﺔ ﺃﺣﺮﻡ ﺛﻢ ﺑﻌﺪ ﺇﺣﺮاﻣﻪ ﺇﺫا ﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﻣﻦ ﻳﺼﻄﻒ ﻣﻌﻪ ﺟﺮ ﺇﻟﻴﻪ ﺷﺨﺼﺎ ﻣﻦ اﻟﺼﻒ ﻟﻴﺼﻄﻒ ﻣﻌﻪ

jika ia tidak menemukan tempat luas, maka ia takbirotul ikhrom, kemudian sesudah takbirotul ikhromnya, ia menarik kepadanya satu orang dari shaf untuk membuat shaf bersamanya

ﻭﺳﻦ ﻟﻤﺠﺮﻭﺭﻩ ﻣﺴﺎﻋﺪﺗﻪ ﻷﻧﻪ ﻣﻦ ﺑﺎﺏ اﻟﻤﻌﺎﻭﻧﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﺒﺮ ﻭﻻ ﻳﻔﻮﺗﻪ ﺛﻮاﺏ اﻟﺼﻒ اﻟﺬﻱ ﻛﺎﻥ ﻓﻴﻪ ﻷﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺨﺮﺝ ﻣﻨﻪ ﺇﻻ ﻟﻌﺬﺭ ﺷﺮﻋﻲ

dan disunahkan bagi orang yg ditariknya kerelaannya karena yang demikian sebagian dari bab tolong menolong di atas kebaikan, dan tidak meninggalkan nya pahala shaf yang mana adanya dia di dalamnya, karena ia tidak keluar dari shafnya kecuali karena udzur syar'iy.

ﻭﺳﻨﻴﺔ اﻟﺠﺮ ﻟﻬﺎ ﺷﺮﻭﻁ ﺧﻤﺴﺔ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ اﻟﻤﺠﺮﻭﺭ ﺣﺮا ﻭﺃﻥ ﻳﺠﻮﺯ ﻣﻮاﻓﻘﺘﻪ ﻟﻪ ﻭﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ اﻟﺼﻒ اﻟﻤﺠﺮﻭﺭ ﻣﻨﻪ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ اﺛﻨﻴﻦ ﻭﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻲ اﻟﻘﻴﺎﻡ ﻭﺑﻌﺪ اﻹﺣﺮاﻡ ﻭﺇﻻ ﻓﻼ ﻳﺴﻦ اﻟﺠﺮ 

dan kesunahan menarik baginya ada 5 syarat :

1. yang ditarik adalah lelaki merdeka (bukan hamba sahaya)

2. bahwasanya boleh baginya mengikuti

3. shaf yang ditarik darinya lebih dari 2 orang

4. dalam keadaan berdiri

5. sesudah takbirotul ikhrom

jika tidak terpenuhi syarat syarat itu maka tidak disunahkan menarik

ﻭﻟﻮ ﺃﻣﻜﻨﻪ ﺃﻥ ﻳﺼﻄﻒ ﻣﻊ اﻹﻣﺎﻡ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻓﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺨﺮﻕ اﻟﺼﻒ ﻟﺬﻟﻚ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ اﻟﺼﻒ اﻟﺬﻱ ﺃﻣﺎﻣﻪ اﺛﻨﻴﻦ ﻓﻘﻂ ﻭاﻟﻤﻜﺎﻥ اﻟﺬﻱ ﻫﻮ ﻓﻴﻪ ﻭاﺳﻊ ﻓﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺠﺮﻫﻤﺎ ﻟﻴﺼﻄﻔﺎ ﻣﻌﻪ

dan jika memungkinkan nya membuat shaf bersama imam seketika itu, maka ia boleh melintasi shaf dikarenakan yg demikian itu, dan jika shaf yg berada di belakang imam dua orang saja dan tempat yg mana ia ada didalamnya luas, maka boleh baginya menarik keduanya agar keduanya membuat shaf bersamanya

 ﻭاﻻﻧﻔﺮاﺩ ﻋﻦ اﻟﺼﻒ ﻣﻊ ﺇﻣﻜﺎﻥ اﻟﺪﺧﻮﻝ ﻓﻴﻪ ﻣﻔﻮﺕ ﻟﻔﻀﻴﻠﺔ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ لأن ارتكاب المكروه من حيث الجماعة يفوتها 

dan menyendiri dari shaf disertai memungkinkan masuk di dalam shaf adalah yang menyebabkan tidak mendapat pahala keutamaan berjama'ah, karena perbuatan makruh sekiranya shalat ber jama'ah dapat meninggalkan keutaaman pahala shalat berjama'ah

ﻭﺃﻻ ﻳﺨﺎﻟﻔﻮﻩ ﻓﻲ ﺃﻓﻌﺎﻟﻪ 

dan agar jama'ah tidak menyalahinya didalam perbuatan-perbuatannya.


_Kitab Nihayatuz zain. Syaikh Nawawi Al Bantaniy_


Qultu :

Walhasil, makruh hukumnya menyendiri di shaf paling belakang, boleh menarik orang yang berada di depan jika memenuhi syarat-syarat yang sudah dituturkan mushonnif. Apabila memungkinkan masuk ke dalam shaf di depan 7 seseorang memilih menyendiri di belakang maka ia tidak dapat keutamaan pahala shalat berjama'ah sekalipun sahz shalat berjama'ahnya.


*~ Abdurrachman Asy Syafi'iy ~*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

DALIL TAHLILAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Masyarakat muslim Indonesia adalah mayoritas penganut madzhab Imam Syafi’i atau biasa disebut sebagai Syafi’iyah (penganut Madzhab Syafi’i). Namun, sebagain lainnya ada yang tidak bermadzhab Syafi’i. Di Indonesia, Tahlilan banyak dilakukan oleh penganut Syafi’iyah walaupun yang lainnya pun ada juga yang melakukannya. Tentunya tahlilan bukan sekedar kegiatan yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam, bahkan kalau ditelusuri dan dikaji secara lebih mendalam secara satu persatu amalan-amalan yang ada dalam tahlilan maka tidak ada yang bertentangan dengan hukum Islam, sebaliknya semuanya merupakan amalah sunnah yang diamalkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, ulama seperti walisongo dalam menyebarkan Islam sangatlah bijaksana dan lihai sehingga Islam hadir di Indonesia dengan tanpa anarkis dan frontal, salah satu buahnya sekaligus kelihaian dari para ulama walisongo adalah diperkenalkannya kegiatan tahlilan dengan sangat bijaksana.

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا