Langsung ke konten utama

Hubungan Tuhan dan Jiwa

Hubungan Tuhan dan Jiwa
Jika tuhan itu Esa dan ia ada didalam diri kita semua dan jika kita harus mencarinya di dalam tubuh kita, maka jalan yang menuju ketempat tujuan itu, nyaitu Rumah kita, haruslah Satu.
Kita bahkan tidak dapat membayangkan bahwa bagi umat Kristen ada satu jalan yang menuju ke Rumah Tuhan dan bagi umat Hindu atau sikh atau Islam ada jalan lain yang menuju kepada-Nya.
Mungkin saja ada perbedaan di dalam cara penafsiran kita, pengertian kita, tetapi jalan yang menuju kepada-Nya tidak mungkin ada dua jika kita mencari Dia di dalam, kita akan menumukan jalan yang sam, nyaitu jalan Suara dan Cahaya.
Tetapi, jika kita mencari-Nya di luar, maka kita akan melihat bahwa semua orang mempunyai jalannya masing masing yang barangkali tidak akan sampai kemana mana.
Tetapi, pikiran sendiri takluk di bawah kekuasaan indra. Apapun yang diinginkan oleh indra, pikiran patuh kepadanya dan mengikuti iramanya. Dan perbuatan apapun yang dilakukan pikiran di bawah pengaruh indra, jiwa yang sesungguhnya murni dan tak ternoda itu harus memetik buahnya dan menderita akibatnya.
Suami berkata kepada jiwa :
Wahai jiwa, engkau merana, itu aku tau.
Engkau telah menderita sejak engkau berpisah dari
Sabda dan berteman dengan pikiran
Karena bergaul dengan pikiran yang liar,
Engkau tetap terikat kepada tubuh
Dan terperangkap oleh kenikmatan indrawi.
Para suci mengetahui benar keadaan kita yang menyedikan. Meraka tau bahwa kita hidup di alam impian. Karena itu mereka datang untuk mengungkapkan penderitaan dunia yang sebenarnya, mereka mengatakan bahwa ini semua adalah permainnan tuhan, bahwa Ia telah menciptakan segala sesuatu.
Permainan ini dipentaskan diatas panggung impian yang sama sekali tidak nyata, namun demikian, kita terjun ke dalam sandiwara ini dan karena kita melupakan asal usul kita yang sebenarnya, maka kita mengira bahwa dunia ini adalah rumah kita, dan kita saling menjerit, menangis dan tertawa.
Tetapi bila, suatu utang karma kita untuk hidup ini telah lunas, kita berpisah seperti para penyewa rumah penginapan. Kita berpisah satu dengan yang lain setelah menginap untuk waktu yang singkat dan tidak mempunyai hubungan yang kekal dengan siapapun.
Al-Hadiid (57 AYAT 20):
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan di dunia hanyalah permainan, kelalaian, perhiasan dan kebangga-bangga antara kamu, dan berlomba banyak harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan petani-petani, kemudian (tanamannya) menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancu. Dan di aherat ada azab yang keras dan ada (pula) ampunan dari Alloh dan keridhoan-Nya. Dan tiadalah kehidupan dunia melainkan kesenangan yang menipu.
HUBUNGAN PIKIRAN DAN INDRA
Para suci mengatakan bahwa pikiran adalah perintah terbesar pada jalan pengenalan akan Tuhan. Ia bersifat mementingkan diri sendiri menyukai kesenangan dan ia licik. Ia lupa bahwa kehadirannya di dunia ini hanyalah seperti buih yang dapat pecah setiap saat, dan bahwa tubuh yang membungkusnya akirnya akan musnah.
Kecendrungannya untuk keluar dan turun telah mengikatnya kapada benda benda duniawi yang fana. Semua perbuatannya yang baik maupun yang buruk hanya mengakibatkan jiwa terus menerus mengalami kelahiran dan kematian (inkar nasi). Pikiran adalah musuh yang paling mematikan, namun ia adalah pelayan yang paling berguna. Bila ia sedang liar dan tak terkendalikan dan dibina secara benar, maka kemampuannya tak mengenal batas. Untuk melangkah menuju pembebasan, disarankan agar kita berani “mengubah pikiran, dari musuh menjadi teman”.
Agar dapat menguasa, kita harus mempelajari sifatnya. Secara gegabah dan nekad, pikiran ingin mengalami dan menikmati segala sesuatu. Tetapi, tidak ada satupun yang dapat memuaskan ketamakannya. Perolehan berupa harta dan kekuasaan akan menimbulkan keinginan yang tak ada habisnya.
Semua milik kita menjadi tuan kita dan bukannya budak kita. Semua nafsu itu lambat laun membelengu kita dengan rantai yang kuat dan mengikat kita kepada hal-hal duniawi yang rendah dan mengeraskan hati kita. Meskipun pikiran menyukai kesenangan, tidak ada satu kesenanganpun yang dapat memuaskannya untuk selama lamanya. Ia akan melepaskan yang satu setelah ia lihat atau memperoleh kesenangan lain yang lebih baik.
Karena itu, selama ia tidak menemukan sesuatu yang jauh melebihi kesenangan yang telah ia punyai, maka ia tidak dapat melepaskannya. Jika tidak, ia harus melepaskannya dahulu sebelum ia melekat kepada sesuatu yang lain, maka ia akan memberontak dan melawan, kemudian akan kembali lagi kepada kesenangan dan kenikmatan dengan kekuatan ganda. Keinginan dan idaman kita tak ada habisnya, dan kita harus datang kembali ke dunia ini untuk memenuhinya, bahkan sebelum kita meninggalkan tubuh yang satu, tubuh yang lain sudah siap menanti kita. Pada saat kita hampir bebas dari belengu yang satu, belengu yang lain yang lebih erat sudah mengikat kita.
Kita terus menerus digiring oleh malaikat’ulmaut yang tak terlihat itu. Penderitaan apa saja yang tidak kita alami, arus dan pusaran apa saja yang kita tidak hadapi, gelumbang dasyat apa saja yang tidak menerjang kita, amukan topan dan badai apa saja yang harus kita hadapi, dan setiap rantai kehidupan kita yang berikutnya adalah lebih kuat dari pada rantai yang sebelumnya. Kasadaran akan kapalsuan sandiwara ini hanya akan datang pada saat kita bangkit – pada saat kematian kita. Pada saat maut menjemput kita, segala sesuatu di dunia ini – teman dan keluarga, harta dan benda, nama dan kemasyuran, kekayaan dan kepercayaan – akan ditinggalkan.
Setelah itu barulah kita sadar bahwa waktu kita telah kita sia-siakan di dalam maya, nyaitu berusaha untuk memiliki sesuatu yang tidak dapat menganggap maya ini sebagai realitas utama. Kita terus menerus merasa sedih da tidak bahagia, karena jiwa kita yang terpisah dari ( Tuhan ) selalu rindu akan sumbernya.
Para suci selalu mengatakan bahwa didunia tidak ada kesenangan dan ke bahagiaan yang kekal. Dari pada berusaha untuk mencarinya di luar, mereka mengatakan bahwa kita harus berusaha untuk mencari ketenangan dan kebahagiaan itu di dalam diri kita sendiri. Yang akan menjadi penolong sejati kita, pemelihara sejati kita, bukanlah kecintaan akan yang pana, melainkan kecintaan akan yang kekal, karena hanya itu sajalah yang akan memberikan ketenangan yang abadi, di sini maupun di sana.
AL-An’aam ( 6 AYAT 32 )
Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain permainan dan sendagurau belaka, dan sungguh negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa, maka apakah kamu tidak memahamminya ?.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

DALIL TAHLILAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Masyarakat muslim Indonesia adalah mayoritas penganut madzhab Imam Syafi’i atau biasa disebut sebagai Syafi’iyah (penganut Madzhab Syafi’i). Namun, sebagain lainnya ada yang tidak bermadzhab Syafi’i. Di Indonesia, Tahlilan banyak dilakukan oleh penganut Syafi’iyah walaupun yang lainnya pun ada juga yang melakukannya. Tentunya tahlilan bukan sekedar kegiatan yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam, bahkan kalau ditelusuri dan dikaji secara lebih mendalam secara satu persatu amalan-amalan yang ada dalam tahlilan maka tidak ada yang bertentangan dengan hukum Islam, sebaliknya semuanya merupakan amalah sunnah yang diamalkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, ulama seperti walisongo dalam menyebarkan Islam sangatlah bijaksana dan lihai sehingga Islam hadir di Indonesia dengan tanpa anarkis dan frontal, salah satu buahnya sekaligus kelihaian dari para ulama walisongo adalah diperkenalkannya kegiatan tahlilan dengan sangat bijaksana.

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا