Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

BACA DOA QUNUT

BACA DOA QUNUT           Doa qunut ada tiga macam. Pertama , doa Qunut Nazilah , yaitu doa yang dibacakan setelah ruku’ ( i’tidal ) pada rakaat terakhir shalat. Hukumnya sunnah hai’ah (kalau lupa tertingal tidak sunnah sujud sahwi). Qunut Nazilah dilaksanakan karena ada peristiwa ( mushibah ) yang menimpa, seperti bencana alam, flu burung dan lainnya. Qunut Nazilah ini mencontoh Rasulullah saw. Yang memanjatkan doa Qunut Nazilah selama satu bulan atas mushibah terbunuhnya qurraa ’ (para sahabat Nabi SAW yang hafal al Qur’an) di sumur Ma’unah. Juga diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. bahwa “ Rasulullah saw kalau hendak mendoakan untuk kebaikan seseorang atau doa atas kejahatan seseorang, maka beliau doa qunut setelah ruku’ (HR. Bukhori dan Ahmad). Kedua , qunut shalat withir. Menurut pengikut Imam Abu Hanifah (hanafiyah) qunut whitir dilakukan dirakaat yang ketiga sebelum ruku’ pada setiap shalat sunnah. Menurut pengikut Imam Ahmad bin Hambal (hanabilah) qunut withir di

DUNIA TASAWWUF

DUNIA TASAWWUF 1.        Wali Badal Pertanyaan: Apakah sosok wali Badal benar-benar ada? Adakah dalil yang mendasarinya? Jamaah Ahad Dluha, Gubeng. Jawaban: Al-Hafidz as-Suyuthi berkata: لَمْ يَرِدْ فِي الْكُتُبِ السِّتَّةِ ذِكْرُ الْأَبْدَالِ إِلَّا فِي هَذَا الْحَدِيْثِ عِنْد أَبِي دَاوُدَ وَقَدْ أَخْرَجَهُ الْحَاكِمُ فِي الْمُسْتَدْرَكِ وَصَحَّحَهُ، وَوَرَدَ فِيْهِمْ أَحَادِيْثُ كَثِيرَةٌ خَارِجَ السِّتَّةِ جَمَعْتُهَا فِي مُؤَلَّفٍ اِنْتَهَى (عون المعبود - ج 9 / ص 322) “Penjelasan tentang wali Badal tidak ada dalam kutubus sittah (6 kitab hadis; Bukhari, Muslim, Musnad Ahmad, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmudzi, Sunan an-Nasai dan Sunan Ibnu Majah), kecuali 1 hadis riwayat Abu Dawud (No 3737) dan diriwayatkan oleh al-Hakim dan ia menilainya sahih (dan riwayat Ahmad No 27446). Namun ada banyak hadis tentang wali Badal yang diriwayatkan oleh selain 6 kitab hadis tersebut” (‘Aun al-Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud 9/322) Hadis yang disampaikan oleh para ahli hadis te

Berkurang satu nishob setelah dikurangi biaya

10. Berkurang satu nishob setelah dikurangi biaya pak amir panen padi dengan hasil lebih satu nishob, tapi setelah digunakan untuk ongkos pekerja (bawon) padi tadi tidak lagi sampai saatu nishob. Pertanyaan Apakah pak amir tetap wajib mengeluarkan zakat ? Jawab Tetap wajib, sebab sudah tamakkunul ada’ Reff إعانة الطالبين - (ج 2 / ص 187 ) ومعنى ما ذكر: أن مؤنة الحصاد والدياسة - ومثلهما مؤنة جذاذ الثمر وتجفيفه - تكون من خالص مال المالك للزرع، سواء كان مالكا للارض أيضا أم لا - بأن كان مستأجرا لها - لا من مال الزكاة . وكثيرا ما يخرجون ذلك من التمر أو الحب، ثم يزكون الباقي، وهو خطأ، ويدل لما ذكرته عبارة الروض وشرحه، ونصها: (فرع) مؤنة الجفاف، والتصفية، والجذاذ، والدياس والحمل، وغير ذلك - مما يحتاج إلى مؤنة - على المالك، لا من مال الزكاة . اه . ومثلها عبارة شرح المنهج، والتحفة، والنهاية، والمغنى Berbeda dengan padi   yg rusak, setelah dipanen tidak ada satu nishob (mungkin sebab kebanjiran dll ), maka tidak wajib zakat, karena belum tamakkunul ada’ Reff المجم