Operasi Ganti Kelamin
Hasil Bahts
Masail PWNU Jatim 1989 di PP. Nurul Jadid Paiton probolinggo
Pertanyaan:
Seorang
laki-laki atau perempuan yang normal, dalam arti alat kelamin luarnya dan dalam
tidak ada kelainan, lalu karena sesuatu hal dia minta dioperasi agar kelamin
luarnya dirubah menjadi jenis kelamin yang berbeda atau berlawanan dengan jenis
kelaminnya yang dalam. Bagaimana hukumnya?
Jawaban:
Hukumnya
adalah haram sebab termasuk merubah ciptaan dari Allah dan mengecoh orang lain.
Dasar Pengambilan Hukum:
1. Tafsir al-Jami'i li Ahkam al-Quran li al-Qurthubi, Juz
III, Hlm. 1963
قَالَ اَبُوْ جَعْفَرٍ
الطَّبَرِى: حَدِيْثُ ابْنِ مَسْعُوْدٍ دَلِيْلٌ عَلَى اَنَّهُ لاَ يَجُوْزُ
تَغْيِيْرُ شَيْئٍ مِنْ خَلْقِهَا الَّذِىْ خَلَقَهَا اللهُ عَلَيْهِ بِزِيَادَةٍ
اَوْ نُقْصَانٍ الى ان قال قَالَ عِيَاضٌ: وَيَأْتِىْ عَلَى مَاذَكَرَهُ اَنَّ
مَنْ خُلِقَ بِاُصْبُعٍ زَائِدَةٍ اَوْ عُضْوٍ زَائِدٍ لاَ يَجُوْزُ لَهُ قَطْعُهُ
وَلاَ نَزْعُهُ مِنْ تَغْيِيْرِ خَلْقِ اللهِ اِلاَّ اَنْ تَكُوْنَ هَذِهِ
الزَّوَائِدُ تُؤْلِمُهُ فَلاَ بَأْسَ بِنَزْعِهَا عِنْدَ اَبِىْ جَعْفَرٍ
وَغَيْرِهِ.
"Berkata Abu Ja’far, Hadis Ibnu Mas’ud itu
menunjukkan bahwa tidak boleh merubah sesuatu yang sudah diciptaka Allah baim
dengan cara menambahi atau mengurangi. Sampai pada ungkapan mushannif, berkata
Iyadl. Bahwa sesungguhnya seseorang yang telah diciptakan dengan jari yang
lebih atau angota yang lebih, ia tidak boleh memotongnya atau merubah sesuatu
yang telah diciptakan Allah, kecuali apabila hal itu menyakitkan. Maka memtong
atau merubahnya hukumnya tidak apa apa".
2. Tafsir al-Munir, Juz I, Hlm. 174
(وَقَالَ) اَىْ الشَّيْطَانُ
عِنْدَ ذَلِكَ (لأَتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيْبًا مَفْرُوْضًا) اَىْ
َلأَجْعَلَنَّ لِىْ مِنْ عِبَادِكَ حَظًّا مُقَدَّرًا مُعَيَّنًا وَهُمُ
الَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ خُطُوَاتِ اِبْلِيْسَ وَيَقْبَلُوْنَ وَسَاوِسَهُ الى ان
قال (وَلآَمُرَنَّهُمْ) بِالتَّغْيِيْرِ (فَلَيُغَيِّرَنَّ خَلْقَ اللهِ) صُوْرَةً
اَوْصِفَةً كَإِخْصَاءِ الْعَبِيْدِ وَفِقْءِ الْعُيُوْنِ وَقَطْعِ اْلأَذَانِ
وَالْوَشْمِ وَالْوَشْرِ وَوَصْلِ الشَّعْرِ فَاِنَّ الْمَرْأَةَ تَتَوَصَّلُ
بِهَذِهِ اْلأَفْعَالِ اِلَى الزِّنَا، وَكَانَتِ الْعَرَبُ اِذَا بَلَغَتْ اِبِلُ
اَحَدِهِمْ اَلْفًا عَوَّرُوْا عَيْنَ فَحْلِهَا. وَيَدْخُلُ فِى هَذِهِ
اْلآَيَاتِ التَّخَنُّثَ وَالسَّحَاقَاتِ ِلأَنَّ التَّنَخَنُّثَ عِبَارَةٌ عَنْ
ذَكَرٍ يُشْبِهُ اْلاُنْثَى وَالسَّحَقُ عِبَارَةٌ عَنْ اُنْثَى تُشْبِهُ
الذَّكَرَ. وَعُمُوْمُ اللَّفْظِ يَمْنَعُ الْخَصَاءَ مُطْلَقًا لَكِنِ الْفُقَهَاءُ
رَخَّصُوْا فِى الْبَهَائِمِ لِلْحَاجَةِ فَيَجُوْزُ لِلْمَأْكُوْلِ الصَّغِيْرِ
وَيَحْرُمُ فِى غَيْرِهِ. اهـ
"(Dan syaitan itu mengatakan: "Saya
benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah
ditentukan untuk saya) yakni syetan berkata: Saya akan menjadikan bagian
tertentu untuk saya dari hamba-hambaMu yang telah mengikuti langkah-langkah
iblis dan menerima bisikannya (dan akan aku suruh mereka merobah ciptaan Allah)
baik bentuk ataupun sifat, seperti mengebiri budak, menusuk mata, memotong
telinga, bertato, meratakan gigi dan menyambung rambut. Sebab wanita melakukan
hal tersebut untuk berbuat zina. Tadisi orang Arab bila untanya telah mencapai
seribu ekor, mereka menusuk mata pejantannya. Dan termasuk dalam kategori ayat
ini adalah menyerupai laki-laki dan menyerupai perempuan, sebab keduanya ada
upaya penyerupaan dengan lawan jenis. Dari segi keumuman ayat ini melarang
semua jenis mengebiri, tetapi ulama fikih memberi keringanan dalam hewan
ternak, yaitu boleh bagi hewan kecil yang halal dimakan, dan untuk hewan yang
lainnya haram".
3. Tafsir al-Khazin, Juz I, Hlm. 405
قَوْلُهُ تَعَالَى
(وَلآَمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرَنَّ خَلْقَ اللهِ) قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ يَعْنِى
دِيْنَ اللهِ وَتَغْيِيْرَ دِيْنِ اللهِ، وَتَحْلِيْلَ الْحَرَامِ وَتَحْرِيْمَ
الْحَلاَلِ وَقِيْلَ تَغْيِيْرُ خَلْقِ اللهِ تَغْيِيْرَ الْفِطْرَةِ الَّتِى
فَطَرَ الْخَلْقَ عَلَيْهَا الى ان قال وَقِيْلَ: يَحْتَمِلُ اَنْ يُحْمَلَ هَذَا
التَّغْيِيْرُ عَلَى تَغْيِيْرِ اَحْوَالٍ تَتَعَلَّقُ بِظَاهِرِ الْخَلْقِ مِثْلَ
الْوَشْمِ وَوَصْلِ الشَّعْرِ وَيَدُلُّ عَلَيْهِ قَوْلُهُ e لَعَنَ اللهُ الْوَاشِمَاتِ
وَالْمُسَتَوَشِّمَاتِ وَالْمُتَنَصِّمَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ
الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللهِ، اَخْرَجَهُ مِنْ رِوَايَةِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ
وَلَهُمَا عَنْ اَسْمَاءَ قَالَتْ: لَعَنَ النَّبِىُّ e الْوَاصِلَةَ وَالْمُتَوَصِّلَةَ،
وَقِيْلَ: تَغْيِيْرُ خَلْقِ اللهِ هُوَ اْلاِخْتِمَاءُ وَقَطْعُ بَعْضِ
اْلآَذَانِ حَتَّى اَنَّ بَعْضَ الْعُلَمَاءِ حَرَّمَهُ، وَكَرَّهَ اَنَسٌ
اِخْصَاءَ الْغَنَمِ وَجَوَّزَهُ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ ِلأَنَّ فِيْهِ غَرَضًا
ظَاهِرًا
"(Dan akan aku suruh mereka merobah ciptaan
Allah) Ibnu Abbas berkata: Yakni merubah agama Allah, menghalalkan sesuatu yang
haram dan mengharamkan sesuatu yang halal. Ada yang mengatakan merubah ciptaan
Allah secara fitrahnya yang telah ditentukan.... ada yang mengatakan maksud
ayat ini adalah merubah perilaku yang tampak secara dzahir, seperti tato dan
menyambung rambut. Hal ini sesuai dengan hadis: Allah melaknat wanita yang
berkerja sebagai pembuat tato dan yang bersedia diberi gambar tato, orang yang
menghilangkan rambut di wajahnya, oran yang meratakan giginya untuk terlihat
lebih cantik yang merubah ciptaan Allah. Hadis ini diriwayatkan dari Ibnu
Mas’ud. Dalam riwayat Bukhari-Muslim dari Asma’ (binti Abi Bakar): Rasulullah
Saw melaknat wanita yang menyambung rambut dan penyambungnya. Ada yang
mengatakan yang dimaksud dengan merubah ciptaan Allah adalah mengebiri dan
memotong sebagian telinga, sehingga menurut sebagian ulama hal tersebut
hukumnya adalah haram. Anas tidak senang dengan mengebiri kambing. Dan sebagian
ulama memperbolehkannya karena memiliki tujuan yang nyata".
Komentar
Posting Komentar
Harap berkomentar yang baik