Langsung ke konten utama

AKIDAH NABI MUHAMMAD SAW TIDAK DIJAMIN MASUK SURGA

Deskripsi Masalah :

Hidayatullah.com-Tayangan acara Tafsir Al-Misbah yang dibawakan Dr. Quraish Shihab di metro TV pada sabtu (12/07/2014) menuai kantroversi.


Sebelumnya, pakar tafsir lulusan Al azhar, Kairo Mesir itu sempat menyinggung bahwa Nabi Muhammad Shallahu’alaihi Wassalam tidak mendapat jaminan tempat di surga.

Pernyataan itu ia jawab ketika pembaca acara tersebut menyatakan bahwa Rasulullah adalah manusia mulia yang di jamin masuk surga.

Di bawah ini bagian dari kutipannya:


    “Tidak benar saya ulangi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan surga.


Surga itu hak prerogratif Allah memang kita yakin bahwa Beliau mulia. Mengapa saya katakana begitu? Karena ada seorang sahabat Nabi dikenal orang, terus teman-teman di sekitarnya berkata, ‘bahagilah Engkau akan mendapat surga’ . Kemudian Nabi dengar, siapa yang bilang begitu, Nabi berkata, tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan, “ujar Quraish Shihab.


         Dia melanjutkan, “Kalau ditanya, kamu pun tidak wahai Muhammad? Kecuali kalau Allah menganugarahikan rahmad kepada saya. Jadi kita berkata, kita berkata dalam konteks surga dan neraka tidak ada yang di jamin Tuhan, kecuali kita katakana bahwa Tuhan menulis di dalam kitab sucinya bahwa yang taat itu akan dapat surga. Ada ayatnya,” tambahannya.

Penjelasan mantan mentri agama tersebut dalam beberapa hari menjadi pembicaraan di media social.

Pernyataan Dr Quraish Shihab tersebut dilandaskan pada hadist berikut:

“Tidak seorang pun masuk surge karena amalnya. Sahabat bertanya “Engkau pun tidak ?” beliau menjawab “Saya pun tidak, kecuali berkata rahmat Allah kepadaku.”


Pertanyaan :

1. Bagaiaman statemant diatas menurut kacamata syari`at?


2. Bagaiamnakh hukum tokoh agama atau tokoh masyarakat mengeluarkan pernyataa kontroversial atau menimbulkan salh faham?


Jawaban :


1 Statemant diatas tidak dibenarkan.

2 Tidak diperbolehkan                                                 


Referensi :

الزواجر عن اقتراف الكبائر (3/ 334)


وقد قال أبو أيوب السختياني من أكابر السلف : من أحب أبا بكر فقد أقام منار الدين ، ومن أحب عمر فقد أوضح السبيل ، ومن أحب عثمان فقد استنار بنور الله ، ومن أحب عليا فقد استمسك بالعروة الوثقى ، ومن قال الخير في جميع أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فقد برئ من النفاق ؛ ومناقبهم وفضائلهم أكثر من أن تذكر .وأجمع أهل السنة والجماعة على أن أفضلهم العشرة المشهود لهم بالجنة على لسانه نبيه صلى الله عليه وسلم في سياق واحد ، وأفضل هؤلاء أبو بكر فعمر ، قال أكثر أهل السنة : فعثمان فعلي ولا يطعن في واحد منهم إلا مبتدع منافق خبيث .وقد أرشد صلى الله عليه وسلم إلى التمسك بهدي هؤلاء الأربعة بقوله : { عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي عضوا عليها بالنواجذ } .والخلفاء الراشدون هم هؤلاء الأربعة بإجماع من يعتد به .


الزواجر عن اقتراف الكبائر ج2 ص14 


(و تشهد بالجنة للعشرة المبشرة ) بشرهم النبي صلى الله عليه وسلم بالجنة وهم الخلفاء الأربعة وطلحة والزبير و سعد وسعيد وأبو عبيدة بن الجراح وعبد الرحمن بم عوف إلى أن قال (وفاطمة) بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم رضي الله عنها


الزواجر عن اقتراف الكبائر (2/ 165) 


وأبو يعلى بسند حسن : { أنا أول من يفتح باب الجنة إلا أني أرى امرأة تباد

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا

Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy

 *Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy* Maklum diketahui bahwa ketika seseorang mengadakan acara walimah, maka penganten, bahkan ibu penganten dan keluarga terdekat, merias wajah dengan make up yang cukup tebal. Acara walimah ini biasanya memakan waktu berjam-jam bahkan tak jarang belum selesai sampai waktu shalat tiba. Maka bagaimanakah tata cara thaharah dan shalat bagi wanita yang memakai riasan ini? Solusi 1: Menghapus riasan wajah dan shalat sesuai waktunya Perlu diketahui bahwa salah satu syarat sah wudhu adalah tidak terdapat hal yang menghalangi tersampainya air wudhu ke anggota badan yang wajib dibasuh, tentu penggunaan make up yang tebal sudah pasti menghalangi air wudhu. Maka bagi wanita yang memakai riasan pengantin tersebut tidak boleh berwudhu kecuali sudah menghapus bersih riasan yang ada di wajah, sehingga yakin jika air wudhu benar-benar mengenai anggota wudhu, tidak cukup hanya dengan mengalirkan air tanpa terlebih dahulu menghapus make up nya seperti yan