oleh : Muhammad Muzakka
ISTRI MEMANGGIL SUAMI DENGAN NAMANYA ???
السؤال:
ما حكم أن تدعو المرأة زوجها باسمه؟
Pertanyaan:
Apa hukumnya istri memanggil suaminya dg namanya?
الإجابة:
جاء في كتاب : "الدر المختار" عند الأحناف قوله:
(وَيُكْرَهُ أَنْ تَدْعُوَ الْمَرْأَةُ زَوْجَهَا بِاسْمِهِ) اهـ.
جاء في كتاب : "الدر المختار" عند الأحناف قوله:
(وَيُكْرَهُ أَنْ تَدْعُوَ الْمَرْأَةُ زَوْجَهَا بِاسْمِهِ) اهـ.
Jawab:
Dalam kitab "Addurrul Mukhtar" dalam madzhab Hanafi disebutkan:
Makruh bagi seorang istri memanggil suaminya dg namanya.
Dalam kitab "Addurrul Mukhtar" dalam madzhab Hanafi disebutkan:
Makruh bagi seorang istri memanggil suaminya dg namanya.
قال ابن عابدين - رحمه الله تعالى - في "الحاشية":
(لَابُدَّ مِنْ لَفْظٍ يُفِيدُ التَّعْظِيمَ كَـ يَا سَيِّدِي وَنَحْوِهِ) اهـ.
(لَابُدَّ مِنْ لَفْظٍ يُفِيدُ التَّعْظِيمَ كَـ يَا سَيِّدِي وَنَحْوِهِ) اهـ.
Ibnu
Abidin dalam kitabnya "Al-Hasyiah" mengatakan:
Harus ada lafadz yg mengagungkan, sprt "wahai tuanku" dll.
Harus ada lafadz yg mengagungkan, sprt "wahai tuanku" dll.
وعَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَتِ امْرَأَةُ سَعِيدِ
بْنِ الْمُسَيَّبِ: "مَا كُنَّا نُكَلِّمُ أَزْوَاجَنَا إِلَّا كَمَا
تُكَلِّمُوا أُمَرَاءَكُمْ: أَصْلَحَكَ اللهُ، عَافَاكَ اللهُ ".
Diriwayatkan
dari Utsman bin 'Atho' dari ayahnya bahwa istri Sa'id bin Musayyib berkata:
Tidaklah kami memanggil suami² kami kecuali sprt kalian memanggil raja² kalian, (yaitu dg ucapan) mudah²an Allah memberi kebaikan kpd Anda, mudah²an Allah memberi keselamatan kpd Anda.
Tidaklah kami memanggil suami² kami kecuali sprt kalian memanggil raja² kalian, (yaitu dg ucapan) mudah²an Allah memberi kebaikan kpd Anda, mudah²an Allah memberi keselamatan kpd Anda.
وكانت أم الدرداء الجهمية الوصابية إذا روت الحديث عن زوجها أبي الدرداء رضي
الله عنه قالت: حدثني *سيدي* ...
Ummu
Darda' istri Sahabat Abu Darda' jika meriwayatkan hadits dari suaminya, beliau
mengatakan:
Aku meriwayatkan hadits dari *tuanku.*
Aku meriwayatkan hadits dari *tuanku.*
كما في صحيح مسلم من طريق طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ كَرِيزٍ، قَالَ:
حَدَّثَتْنِي أُمُّ الدَّرْدَاءِ، قَالَتْ: حَدَّثَنِي *سَيِّدِي* أَنَّهُ سَمِعَ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مَنْ دَعَا
لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ، وَلَكَ
بِمِثْلٍ".
Sebagaimana
dalam Shohih Muslim dari jalur Tholhah bin Ubaidillah beliau berkata: Telah
meriwayatkan kepadaku Ummu Darda', beliau berkata: Telah meriwayatkan kepadaku,
*Tuanku* bahwa beliau mendengar Nabi SAW bersabda: Barangsiapa yg mendoakan
saudaranya tidak di hadapannya, maka malaikat petugas do'a akan berkata: amin
dan kamu juga akan mendapatkan hal yg sama.
قال النووي في شرح صحيح مسلم: قوله: (حدثتني أم الدرداء، قالت: حدثني سيدي):
تعني زوجها أبا الدرداء، ففيه جواز تسمية المرأة زوجها سيدها وتوقيره. اهـ.
Imam
Nawawi menjelaskan dalam kitab Syarah Muslim: kata² Ummu Darda' telah
meriwayatkan kepadaku, *Tuanku* maksudnya adalah suaminya yaitu Abu Darda'.
Dari Hadits ini bisa diambil faedah bahwa istri boleh menyebut suaminya dg sebutan, *Tuanku*
Dari Hadits ini bisa diambil faedah bahwa istri boleh menyebut suaminya dg sebutan, *Tuanku*
فرحم الله النساء الأُوَل، وأخلف على الأمة خيراً.
Mudah²an Allah merahmati wanita zaman dahulu dan mudah²an Allah memberikan penerus yg baik pada umat ini.
#Habib Jamal
bin Toha Baagil
Komentar
Posting Komentar
Harap berkomentar yang baik