https://chat.whatsapp.com/LuhX3YKXHUPFRPP4C7r9lv
☪️ *FAKTA*
(Fiqih AKtual & realiTA)
MENJAWAB SHALAWAT SANG KHATIB KETIKA KHUTBAH
*Deskripsi:*
Disaat khutbah Jum’at berlangsung, para jama’ah diSunahkan untuk diam (inshot) mendengarkan pesan khutbah. Namun sering kita mendengar beberapa ungkapan, yang menganjurkan untuk membaca Shalawat Nabi Saw. dan Taradhdi (رَضِيَ اللهُ عَنْه ُ ) dari sebagian khutbah yang dibacakan oleh khâtib.
*Pertanyaan:*
Apa hukumnya menjawab Shalawat Nabi Saw. dan Taradhdhi dari khutbahnya Khâtib bagi para Jama’ah, padahal dianjurkan untuk diam?
*Jawaban:*
Bagi para Jama’ah yang mendengarkan Shalawat Nabi Saw. dan Taraddli, lebih utama menjawab dari pada diam.
*Referensi:*
بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي صحـ : 137 مكتبة دار الفكر
*(فَائِدَةٌ)* يَنْبَغِي لِسَامِعِ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِِِيِّ أَوْ التَّرَضِّيْ عَنِ الصَّحَابَةِ حَالَ الْخُطْبَةِ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى النَّبِيِّ وَيَتَرَضَّى عَنْهُمْ فَهُوَ أَفْضَلُ مِنَ اْلإِنْصَاتِ وَقَدْ أَوْجَبَ جَمْعٌ اَلصَّلاَةَ عَلَيْهِ كُلَّمَا ذُكِرَ اهـ تَجْرِيْدُ الْمُزَجَّدِ اهـ
*(Faidah)*
Ketika Khutbah, bagi orang yang mendengar shalawat Nabi (doa Rahmat bagi Nabi) atau Taradhdhi (doa ridho untuk Sahabat), Seyogjanya (membaca) Shalawat dan Taradhdhi.
Bershalawat dan Taradhdhi (tersebut) lebih afdhol/utama daripada diam.
(Bahkan) Sebagian ulama telah me-Wajib-kan bershalawat pada Nabi setiap kali (nama beliau) disebut. [Sekian]
Tajridul Muzajjad. [Selesai]
▪️▪️▪️▪️▪️
🔰 *FIQIH MADZHAB*
(Mengenal lebih dekat Madzhab Syafi'i)
*Urutan Kitab-kitab imam An-Nawawi dalam Menetapkan hukum*
Bahwasannya, Pendapat atau Tarjih imam An Nawawi merupakan pendapat yang umumnya diunggulkan pada setiap masalah dalam mazhab Asy Syafi’iyyah.
Bahkan ketetapan ini merupakan sebuah konsensus dari para ulama Asy Syafi’iyyah.
Hanya saja, karena imam An Nawawi merupakan seorang ulama yang sangat produktif dalam menulis dari waktu ke waktu, hal yang lumrah terjadi jika pendapat-pendapat atau tarjih-tarjih yang dikodifikasikannya kadangkala berbeda. Oleh sebab itulah, para ulama belakangan meneliti dan menetapkan urutan kitab-kitab imam An Nawawi yang dijadikan standar dalam penetapan sebuah hukum jika terjadi ta’arudh/pertentangan antara beberapa pendapatnya.
Akhirnya para ulama menyimpulkan bahwa jika terjadi ta’arudh/perbedaan pendapat dalam kitab-kitab imam An Nawawi maka urutannya sebagai berikut :
1. At-Tahqiq,
Kemudian..
2. Al-Majmu’ (Al-Majmu’ Syarh Al-Muhazzab),
Kemudian..
3. At-Tanqih
(namun ketiga kitab di atas belum diselesaikan penulisannya oleh imam An Nawawi),
Kemudian..
4. Ar-Raudhah (Raudhah Ath Thalibin fi Al Fiqh),
Kemudian..
5. Al-Minhaj (Minhaj Ath-Thalibin fi Al-Fiqh - Mukhtashar Al-Muharrar fi Al-Fiqh),
Kemudian..
6. Al-Fatawa (Al-Mantsurat - Al Masa’il Al-Mantsurah),
Kemudian..
7. Syarh Muslim (Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj),
Kemudian..
8. Tashih At Tanbih (At-Tanbih ‘ala maa fi at-Tanbih - Tashih at-Tanbih fi-Fiqh Asy-Syafi’i),
Kemudian..
9. Nukat At Tanbih (At-Ta’liqah).
_Wallahua’lambishshawab_
__________
Ref:
Al Fawa’id Al Madaniyyah 33-34,
I’anah AthThalibin 3/234,
Sullam Al Muta’llim Al Muhtaj 27,
Al Fawa’id Al Makkiyyah 37,
Tarsyih Al Mustafidin 5.
Komentar
Posting Komentar
Harap berkomentar yang baik