Langsung ke konten utama

ZAKAT FITRAH DENGAN UANG

 


LEMBAGA BAHTSUL MASAIL PBNU TENTANG PEMBAYARAN ZAKAT FITRAH DENGAN UANG

Zakat Fitrah adalah zakat yang harus dikeluarkan oleh setiap orang Islam pada saat menjelang hari raya ledul Fitri. Menurut pendapat arus utama (mainstream) mazhab Syafi'i-yang dianut mayoritas muslimin Indonesia- mengharuskan pembayaran zakat fitrah dengan qutul balad (makanan pokok) yang berupa biji-bijian dan tahan lama.

Di Indonesia serealia pangan utama adalah beras. Bila kita mengikuti pendapat mainstream tersebut, maka kewajiban zakat fitrah dibayar dengan beras yang merupakan bagian dari bahan makanan (min thơ'amin). Hal ini sesuai dengan hadits berikut:

عن أبي سعيد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كُنَّا نُخْرِجُ فِي عَهْدِ رَسُولِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ . وقال أبو سعيد : وكَانَ طعامنا الشعير والزبيب والأقط والتمر . (روى البخاري)

Artinya: "Dari Abu Said al-Khudri RA berkata: Dulu pada zaman Rasulullah SAW kami menunaikan zakat fitri dengan satu sha' bahan makanan. Dan Abu Said menyampaikan balrwa bahan makanan kami (pada saat itu) adalah gandum, anggur, keju, dan kurma." (HR. al-Bukhari)

sumber Maktabah syamilah

Dalam hadits lain disebutkan:

عن ابن عمر رضي الله عنهما قَالَ : فَرَضَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفطر مِنْ رَمَضَانَ صَاعًا مِنْ تَمْرِ ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرِ عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ، وَالذَّكَرِ وَالْأُنثَى، وَالصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ
من المسلمين .

Artinya: "Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah (bagi manusia) yang dikeluarkan pada bulan Ramadhan berupa satu sha' kurma atau satu sha' gandum bagi setiap orang merdeka, budak, laki-laki, perempuan, kecil dan dewasa dari segenap muslimin." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

sumber Maktabah syamilah

Dinamika di masyarakat sering kali terjadi kesulitan teknis pembayaran zakat fitrah dengan beras, baik karena masyarakat tidak lagi selalu menempatkan beras sebagai satu-satunya kebutuhan utama penopang hidup layak ataupun karena masyarakat merasa lebih mudah membayarnya dengan uang. Masalah ini sering menjadi pertanyanan masyarakat, terutama soal keabsahan zakat fitrahnya tersebut. Oleh karena itu diperlukan rumusan pembayaran zakat fitrah dengan uang untuk menjawab perubahan kebutuhan umat.

Argumentasi atas kebolehan pelaksanaan kewajiban zakat fitrah dengan uang sebesar nominal harga beras 2,7 kg/2,5 kg dibangun atas pertimbangan sebagai berikut:

Sebagian ulama menilai tujuan di balik kewajiban zakat sebagai hikmah saja yang tidak mengandung muatan hukum. Meski demikian, sebagian ulama lain yang membolehkan konversi zakat fitrah dari serealia ke bentuk uang menilai hadits Rasulullah SAW berikut ini menjelaskan tentang tujuan di balik diberlakukannya kewajiban zakat fitrah, yakni agar pada hari itu para penerima zakat dapat menikmati hidup selayaknya orang yang mampu. Tentu saja uang akan lebih efektif untuk mewujudkan tujuan zakat tersebut daripada serealia:

عَن ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ : أَغْنُوهُمْ فِي هذا اليوم، رواه الدارقطني في "السنن"، وفي رواية البيهقي أَغْنُوهُمْ عَنْ طَوَافَ هَذَا اليوم

Artinya: "Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda, "Cukupilah mereka di hari ini,' (HR Ad-Daruquthni). Di dalam redaksi riwayat imam Al-Baihaqi disebutkan, 'Cukupilah mereka sehingga mereka tidak perlu berkeliling (meminta- minta) pada hari ini,"

cek di Mausu'af fiqhiyah

Atas dasar tujuan zakat yang tertuang pada hadits di atas, Imam Abu Hanifah RA mengatakan:

( قَالَ ) : فَإِنْ أعْطَى قيمة الحنطة جاز عندنا ؛ لأنَّ المُعتبر حُصُولُ الْعَنَى وَذَلِكَ يَحْصُلُ بالقيمة كَمَا يَحْصُلُ بالحنطة

Artinya: "Andaikan seseorang (dalam menunaikan zakat fitrahnya) dengan menyerahkan uang senilai harga gandum, maka hukumnya boleh menurut kami karena sungguh yang menjadi pertimbangan adalah terciptanya kehidupan yang layak. (Tujuan) tersebut dapat terwujud dengan penyaluran uang sebagaimana juga dapat terwujud dengan menyerahkan gandum." (As-Sarakhshi, Al-Mabsuth, Bairut-Dar al-Fikr, cet ke-1, 1421 H/2004 M, juz III, hal. 99). 

sumber Maktabah syamilah

Pada kitab yang sama, Syekh Abu Ja'far RA menyatakan:

وَكَانَ الْفَقِيهُ أَبُو جَعْفَر رَحمَهُ اللهُ تَعَالَى يَقُولُ : أداء القيمة أَفْضَلُ ؛ لأَنَّهُ أَقْرَبُ إِلَى مَنْفَعَةالفقير فَإِنَّهُ يشتري به للْحَالَ مَا يَحتاج إِلَيْه

Artinya: "Pembayaran zakat fitrah dengan uang adalah pembayaran yang paling baik karena uang paling efektif untuk memberi manfaat kepada faqir. Pasalnya, uang dapat dipakai untuk membeli berbagai barang yang dibutuhkannya." (As-Sarakhshi, Al-Mabsuth, Bairut-Dar al-Fikr, cet ke-1, 1421 H/2004 M, juz III, hal. 99-100).

sumber Kitab online

Menurut mazhab Hanafi, kadar uang yang dibayarkan harus sesuai dengan harga bahan-bahan makanan yang manshush (disebut dalam teks hadits) sebagai zakat fitrah, yaitu 1 sha' kurma kering, 1 sha' sya'ir (jelai-hordeumvulgare), 0,5 sha' anggur kering, dan 0,5 sha' hinthah (gandum-triticum spelta). 

Masyarakat Indonesia-mayoritas pengikut mazhab Syafi'i-diperkenankan untuk melakukan intiqalul mazhab (merangkai pelaksanaaan ibadah dengan cara melompat dari pendapat satu ke lain mazhab). Cara ini dibenarkan oleh sebagian ulama.

Dengan demikian, rumusan hukum yang dihasilkan dari konsep intiqalul mazhab berujung pada kebolehan pembayaran zakat fitrah dengan uang karena mengikuti pendapat mazhab Hanafi. Sedangkan nominalnya disesuaikan dengan harga beras 2,5 kg atau 2,7 kg (takaran zakat fitrah dalam mazhab Syafi'i).

والاتنقال من مذهب إلى مذهب آخر ولو فى بعض المسائل فيه ثلاثة أقوال قيل يمتنع مطلقا وقيل يجوز مطلقا وقيل إن لم يجمع بين المذهبين على صفة تخالف الإجماع جاز وإلا فلا كمن تزوج بلا صداق ولا ولى ولا شهود فإن هذه الصورة لا يقول بها أحد

Artinya: "Soal perpindahan dari satu ke lain mazhab-meski tidak secara keseluruhan satu rangkaian ibadah, ulama memiliki tiga pendapat mengenai hukumnya. Sebagian ulama melarang secara mutlak. Sebagian ulama lagi membolehkan secara mutlak. Sebagian ulama lain lagi membolehkannya selama tidak menghasilkan formulasi hukum yang bertentangan dengan ijmak. Apabila bertentangan dengan ijmak, maka perpaduan mazhab dilarang seperti perkawinan tanpa mas kawin, tanpa wali, dan tanpa saksi. Sungguh perpaduan semacam itu tidak diperbolehkan oleh seorang pun dari kalangan ulama. (Syaikh Nawawi Banten, ats-Tsimar al-Yani'ah, Mesir-Dar Ihya' al-Kutub al-'Arabiyyah, tt, h. 13).

cek ibarot senada di kitab online

Seorang ulama dari mazhab Maliki bernama Syekh Ibnu Qasim memperbolehkan pembayaran zakat fitrah dengan uang. Di dalam mazhab Maliki, timbangan sha'nya memiliki bobot yang sama dengan mazhab Syafi'i. Dengan demikian, masyarakat boleh membayar zakat fitrah dengan uang seharga beras 2,5 kg atau 2,7 kg.

وَمِنَ الْمُدَوَّنَةِ قَالَ مَالك : لا يُجْزِئُهُ أَنْ يَدْفَعَ فِي الْفِطْرَةِ ثَمَنًا ، وَرَوَى عِيسَى عَنْ ابْنِ الْقَاسِمِ : فَإِنْ فَعَلَ أَجْزَاهُ

Artinya: "Di dalam kitab al-Mudawwanah, Imam Malik berkata: Tidaklah cukup bagi seseorang yang membayar zakat fitrahnya dalam bentuk uang. Syekh Isa meriwayatkan dari imam Ibnu Qasim yang berkata: 'Jika seseorang membayar zakat fitrah dengan uang, maka hal itu sudah dianggap cukup (sah)." (Muhammad bin Yusuf al-'Abdari, al-Taj wa al-Iklil li Mukhtashar Khalil, Bairut-Dar al-Fikr, 1398 H, juz II, hal. 366).

cek di Turots online

Dalam hal ini pengikut mazhab Syafi'i diperkenankan untuk mengikuti pendapat ulama dari mazhab Maliki yang membolehkan pembayaran zakat fitrah dengan uang senilai beras 2,5 kg atau 2,7 kg.

Hal ini sesuai dengan. keterangan berikut:

فَائِدَةٌ : لا يَجُوزُ في مَذْهَب الأمام الشافعي رحمهُ اللهُ تَعَالَى إِخْرَاجُ الْعَرْضِ عَنِ الْقِيمَة  فَمَنْ أَرَادَ إِخْرَجَهُ عَنْهَا قَلَّدَ غَيْرَهُ مِمَّنْ يَرَى الجَوَازَ كَمَا أَفْتَى ابْنُ حَجَرٍ وَغَيْرُهُ بِجَوازَ التَّقْلِيدَ : في ذلك

Artinya: "Di dalam mazhab Imam As-Syafi'i RA tidak diperbolehkan membayar zakat dengan barang lain atas nama harga barter (dari benda yang ditentukan dalam teknik pembayaran zakat). Siapa saja yang ingin menunaikan zakat dengan cara yang tidak dibenarkan dalam pandangan mazhab Syafi'i RA ini dipersilakan untuk bertaqlid kepada ulama dari mazhab lain yang membolehkannya sebagaimana yang difatwakan oleh Syekh Ibnu Hajar dan imam lainnya tentang kebolehan bertaqlid dalam persoalan tersebut." (as-Sayyid Alawi Ibn as-Sayyid Ahmad as-Saqqaf, Tarsyih al-Mustafidin, Mesir-Dar Ihya' al-Kutub al-'Arabiyyah, hal. 154),

baca juga artikel NU ONLINE

Berdasarkan dua argumentasi tersebut, Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) mengeluarkan rekomendasi sebagai berikut:

1. Yang terbaik dalam menunaikan zakat fitrah adalah pembayaran dengan beras. Adapun satu sha' versi Imam Nawawi adalah bobot seberat 2,7 kg atau 3,5 liter. Sedangkan ulama lain mengatakan, satu sha' seberat 2,5 kg.

2. Masyarakat diperbolehkan pula membayar zakat fitrah dengan menggunakan uang sesuai harga beras 2,7 kg atau 3,5 liter atau 2,5 kg sesuai kualitas beras layak konsumsi oleh masyarakat setempat.

3. Segenap panitia zakat yang ada di masyarakat baik di mushalla maupun di masjid dianjurkan untuk berkoordinasi dengan LAZISNU terdekat.

Demikian hasil bahtsul masail tentang Pembayaran Zakat Fitrah dengan Uang ini disampaikan untuk menjadi pegangan warga NU khususnya dan umat Islam Indonesia umumnya.

____

PENTING SEBAGAI CATATAN KAKI 

BY M.Luthfi Arekal

Dikarenakan kebanyakan penduduk Indonesia adalah orang-orang yang mengikuti Imam Syafi'i maka dalam perihal zakat tetap diutamakan untuk memakai makanan pokoknya baik itu beras atau lainnya.


Kendatipun demikian, sebagian dari mereka ada beberapa yang berpikiran bahwa zakat dengan uang adalah hal yang simpel dan lebih berguna, sehingga tidak sedikit dari orang-orang indo yang melakukan praktek zakat dengan uang ini.


Namun sangat disayangkan, ternyata ada diantara mereka yang keliru. Memang yang mashsyur adalah pendapat madzhab hanafi yang membolehkan berzakat dengan uang. Tapi itu dengan beberapa syarat dan ketentuan.

Dalam pandangan madzhab terhadap zakat uang yang dipraktikkan oleh orang indo ternyata lebih mengarah ke madzhab malikiyah yakni pendapat nya Imam Ibnu Qosim.

Dalam madzhab Maliki mengeluarkan zakat fitrah dgn uang SAH namun MAKRUH.

Beliau berpendapat akan kebolehan zakat dengan uang yang dipraktikkan orang-orang indo. Hanya saja ada beberapa keterangan yang harus diperhatikan kembali. 

Sehingga sudah seyogyanya bagi mereka yang berzakat dengan uang agar memahami bagaimana praktek zakat yang ada di madzhab maliki, diantaranya:

1. Makanan pokok dengan ukuran 2,5/2,7/3,5 kilo gram silahkan dipilih. 

2. Dihargakan dengan harga ditempat tersebut. 

3. Hanya diberikan kepada fakir miskin saja dan tidak pada lainnya. 

4. Berzakat nya didaerah dia yang diwajibkan zakat. 

5. Waktu mulai pengeluaran dari 2 hari sebelum lebaran.

Referensi

📖
الكتاب: قرة العين بفتاوى علماء الحرمين
المؤلف: حسين بن إبراهيم المغربي أصلًا المصري ولادة ومنشأ، الأزهري طالبًا، المكي جوارًا ومهاجرًا المالكي مذهبا (ت ١٢٩٢هـ)

[مسألة]
إن أخرج قيمة الصاع دراهم أو ذهبًا فإنه يجزئ مع الكراهة، كما قال الدردير في فصل مصرف الزكاة من أقرب المسالك إلا العين عن حرث وماشية بالقيمة فتجزئ بكره، وهذا شامل لزكاة الفطر. اهـ وفي حاشية الصاوي في فصل زكاة الفطر نقلا عن تقرير الدردير أنه إن أخرج قيمة الصاع عينا فالأظهر الإجزاء؛ لأنه يسهل بالعين سد خلته في ذلك اليوم. اهـ.

📖
الكتاب: الخلاصة الفقهية على مذهب السادة المالكية
المؤلف: محمد العربي القروي

ﻭﻳﺸﺘﺮﻁ ﻓﻲ ﻋﺎﻣﻞ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﺷﺮﻃﺎﻥ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﺪﻻ ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻭﻭاﺟﺒﺎﺕ اﻟﺰﻛﺎﺓ اﺛﻨﺎﻥ ﻧﻴﺔ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻭﺗﻔﺮﻗﺘﻬﺎ ﺑﻤﻮﺿﻊ اﻟﻮﺟﻮﺏ ﺃﻭ ﻗﺮﺑﻪ
*ﻭﻻ ﻳﺠﺰﺉ ﺇﺧﺮاﺟﻬﺎ ﻓﻲ ﺳﺒﻊ ﻣﺴﺎﺋﻞ ﻣﻦ ﻧﻘﻞ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻋﻦ ﻣﻮﺿﻊ اﻟﻮﺟﻮﺏ ﻟﻤﻦ ﻫﻮ ﺩﻭﻥ ﺃﻫﻞ اﻟﻤﻮﺿﻊ ﻓﻲ اﻹﺣﺘﻴﺎﺝ*

📖
الكتاب: الفواكه الدواني على رسالة ابن أبي زيد القيرواني
المؤلف: أحمد بن غانم (أو غنيم) بن سالم ابن مهنا، شهاب الدين النفراوي الأزهري المالكي (ت ١١٢٦هـ)

ﻭﻓﻲ ﺣﻜﻢ ﻣﻮﺿﻊ اﻟﻮﺟﻮﺏ ﻣﺎ ﻗﺮﺏ ﻣﻨﻪ ﻭﻫﻮ ﻣﺎ ﺩﺧﻞ ﻣﺴﺎﻓﺔ اﻟﻘﺼﺮ، ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺨﺎﺭﺝ ﻋﻦ ﻣﺴﺎﻓﺔ اﻟﻘﺼﺮ ﻓﻼ ﻳﺠﺰﺉ ﻧﻘﻞ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﺇﻟﻴﻪ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﻌﺪﻡ اﻟﻤﺴﺘﺤﻖ ﺑﻤﻮﺿﻊ اﻟﻮﺟﻮﺏ ﺃﻭ ﻗﺮﺑﻪ، ﺃﻭ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺴﺎﻭﻳﺎ ﻟﻔﻘﺮاء ﻣﻮﺿﻊ اﻟﻮﺟﻮﺏ، ﻭﺃﻭﻟﻰ ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺃﻋﺪﻡ ﻓﺘﺠﺰﺉ ﻓﻲ اﻟﺠﻤﻴﻊ

📖
الكتاب: الفواكه الدواني على
رسالة ابن أبي زيد القيرواني
المؤلف: أحمد بن غانم (أو غنيم) بن سالم ابن مهنا، شهاب الدين النفراوي الأزهري المالكي (ت ١١٢٦هـ)

[ ﺯﻣﻦ ﺇﺧﺮاﺟﻬﺎ ﺯﻛﺎﻩ اﻟﻔﻄﺮ]
. ﺛﻢ ﺷﺮﻉ ﻓﻲ ﺑﻴﺎﻥ ﺯﻣﻦ ﺇﺧﺮاﺟﻬﺎ: ﺑﻘﻮﻟﻪ: *(ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ) : ﻟﻤﻦ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﺧﺮاﺝ ﺯﻛﺎﺓ اﻟﻔﻄﺮ ﻋﻦ ﻧﻔﺴﻪ ﺃﻭ ﻋﻦ ﻏﻴﺮﻩ (ﺇﺧﺮاﺟﻬﺎ) : ﺃﻱ ﺩﻓﻌﻬﺎ ﻟﻠﻤﺴﺎﻛﻴﻦ اﻟﺬﻳﻦ ﻻ ﻳﻤﻠﻜﻮﻥ ﻗﻮﺕ ﻳﻮﻡ اﻟﻔﻄﺮ (ﺇﺫا ﻃﻠﻊ اﻟﻔﺠﺮ ﻣﻦ ﻳﻮﻡ اﻟﻔﻄﺮ)* : ﻭﻗﺒﻞ ﺻﻼﺓ اﻟﻌﻴﺪ.
ﻭﻓﻲ اﻟﻤﺪﻭﻧﺔ: ﻭﻗﺒﻞ اﻟﻐﺪﻭ، ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺼﻠﻰ ﻟﻴﺄﻛﻞ ﻣﻨﻬﺎ اﻟﻔﻘﻴﺮ ﻗﺒﻞ ﺫﻫﺎﺑﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺼﻠﻰ ﻟﻤﺎ ﻓﻲ ﻣﺴﻠﻢ: «ﻣﻦ ﺃﻧﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻛﺎﻥ ﻳﺄﻣﺮ ﺑﺰﻛﺎﺓ اﻟﻔﻄﺮ ﺃﻥ ﺗﺆﺩﻯ ﻗﺒﻞ ﺧﺮﻭﺝ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺼﻠﻰ» . ﻭﻓﻲ ﺭﻭاﻳﺔ ﻋﻨﻪ - ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼﺓ ﻭاﻟﺴﻼﻡ - ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ: «ﻣﻦ ﺃﺩاﻫﺎ ﻗﺒﻞ اﻟﺼﻼﺓ ﻓﻬﻲ ﻣﻘﺒﻮﻟﺔ ﻭﻣﻦ ﺃﺩاﻫﺎ ﺑﻌﺪ اﻟﺼﻼﺓ ﻓﻬﻲ ﺻﺪﻗﺔ ﻣﻦ اﻟﺼﺪﻗﺎﺕ» *ﻭﻳﺠﻮﺯ ﺇﺧﺮاﺟﻬﺎ ﻗﺒﻞ ﻳﻮﻡ اﻟﻔﻄﺮ ﺑﻴﻮﻡ ﺃﻭ ﻳﻮﻣﻴﻦ*.

Jakarta, 18 Mei 2020

LEMBAGA BAHTSUL MASAIL PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA

Tim Perumus:

1. KH. Afifuddin Muhajir

2. KH. Ahmad Ishomuddin

3. KH. Miftah Faqih

4. KH. Abdul Ghafur Maimun

5. KH. M. Najib Hassan

6. KH. Azizi Hasbullah

7. KH. Abdul Moqsith Ghazali

8. KH. Mahbub Ma'afi

9. KH. Asnawi Ridwan

10. KH. Najib Bukhari

 11. KH. Darul Azka

12. DLL


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

DALIL TAHLILAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Masyarakat muslim Indonesia adalah mayoritas penganut madzhab Imam Syafi’i atau biasa disebut sebagai Syafi’iyah (penganut Madzhab Syafi’i). Namun, sebagain lainnya ada yang tidak bermadzhab Syafi’i. Di Indonesia, Tahlilan banyak dilakukan oleh penganut Syafi’iyah walaupun yang lainnya pun ada juga yang melakukannya. Tentunya tahlilan bukan sekedar kegiatan yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam, bahkan kalau ditelusuri dan dikaji secara lebih mendalam secara satu persatu amalan-amalan yang ada dalam tahlilan maka tidak ada yang bertentangan dengan hukum Islam, sebaliknya semuanya merupakan amalah sunnah yang diamalkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, ulama seperti walisongo dalam menyebarkan Islam sangatlah bijaksana dan lihai sehingga Islam hadir di Indonesia dengan tanpa anarkis dan frontal, salah satu buahnya sekaligus kelihaian dari para ulama walisongo adalah diperkenalkannya kegiatan tahlilan dengan sangat bijaksana.

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا