Langsung ke konten utama

SETELAH BERBUKA MELIHAT DARAH HAID, BAGAIMANA PUASANYA

SETELAH BERBUKA MELIHAT DARAH HAID, BAGAIMANA PUASANYA 
Assalamu'alaikum...
izin bertanya
Ada wanita berpuasa sampai berbuka, ketika mau sholat maghrib dilihat ada darah haid.
Bagaimana status puasanya karena tidak tahu darah haid keluarnya sebelum atau sesudah maghrib...
Terima Kasih...

*Jawaban*
Waalaikumsalam wr. wb
Dalam permasalahan ini terdapat qoidah yang sangat masyhur, diantaranya dikemukakan oleh Imam Suyuti dalam Asybah Wa Nadhoir Hal 59. Beliau mengatakan :
Kaidah : Hukum asal untuk sesuatu yang baru datang itu dira-kirakan pada waktu yang paling dekat. Dan termasuk Cabangan masalah ini adalah : "Jika ada seseorang melihat sperma dipakaiannya, dan ia tidak ingat kalau ia mimpi, maka wajib baginya untuk mandi menurut pendapat yang sohih" . Imam Syafii berkata dalam kitab Al Umm : "Dan wajib mengulangi setiap sholat yang dikerjakan mulai bangun dari akhir ia tidur [sebelum akhirnya ia melihat sperma]".
Maksudnya ketika ada sesuatu yang baru datang dan ada dua kemungkinan sesuatu itu terjadi pada waktu yang dekat atau pada waktu yang jauh serta tidak ada sesuatu yang mengunggulkan [murojjih] , maka dikembalikan pada waktu yang paling mendekati karena ini yang diyakini dan yang lain masih diragukan.
Kemudian kita korelasikan pada asilah diatas bahwa ia telah berbuka dan setelah itu melihat darah haid lalu ia bingung/ragu/tidak tau apakah keluarnya sebelum atau sesudah maghrib, maka dikembalikan pada waktu yang paling dekat yakni pada permasalahan ini adalah sesudah maghrib, maka status puasanya adalah sah.

*Kesimpulan*
Jika ia menduga kuat bahwa keluarnya sebelum maghrib, maka jelas puasanya tidak sah dan wajib qodlo'.
Jika ia menduga kuat bahwa keluarnya setelah maghrib, maka jelas puasanya sah.
Jika ia ragu apakah sebelum atau sesudah maghrib maka dikembalikan pada waktu yang paling dekat, yakni setelah maghrib, sehingga puasanya sah.

*Ibarot*

١. الوجيز في أحكام الصيام صـــ ٧٢
مسألة : امرأة صامت وبعد أذان المغرب ذهبت لتتوضأ فرأت الحيض ولم تدر متى نزل، فهل صيامها صحيح؟
(الجواب) : إن صومها لهذا اليوم صحيح، وينسب نزول الدم إلى أقرب وقت محتمل، فكأنه نزل الآن، ولا تبطل صومها بالشك والإحتمال. 

Makna Pesantren
Masalah : Ada seorang perempuan yang telah puasa dan setelah adzan maghrib ia pergi untuk berwudlu, lalu ia melihat darah haid dan ia pun tidak tau kapan keluarnya darah tersebut. Apakah puasanya sah?
Jawab : Puasanya pada hari tersebut hukumnya dah, dan keluarnya darah itu dinisbatkan pada waktu yang paling mendekati waktu kemungkinan, maka seakan-akan darah itu baru keluar sekarang. Dan tidak batal puasanya sebab keraguan dan kemungkinan-kemungkinan.

٢. الأشباه والنظائر | عبد الرحمن بن أبي بكر بن محمد السيوطي ص ٥٩
قَاعِدَة : الْأَصْلُ فِي كُلِّ حَادِثٍ تَقْدِيرُهُ بِأَقْرَبِ زَمَنٍ . وَمِنْ فُرُوعهَا : رَأَى فِي ثَوْبِهِ مَنِيًّا وَلَمْ يَذْكُرْ احْتِلَامًا لَزِمَهُ الْغُسْلُ عَلَى الصَّحِيحِ . قَالَ فِي الْأُمِّ : وَتَجِب إعَادَةُ كُلِّ صَلَاةٍ صَلَّاهَا مِنْ آخِرِ نَوْمَةٍ نَامَهَا فِيهِ .
٣. الموسوعة الفقهية الكويتية ج ٢٦ ص ١٩٤
ومن هذا القبيل ما جاء عن الفقهاء من أن المرأة إذا رأت دم الحيض ولم تدر وقت حصوله، فإن حكمها حكم من رأى منيا في ثوبه ولم يعلم وقت حصوله، أي عليها أن تغتسل وتعيد الصلاة من آخر نومة , وهذا أقل الأقوال تعقيدا وأكثرها وضوحا
٤. شرح زاد المستقنع للشيخ الشنقيطي
سئل الشيخ محمد بن محمد المختار الشنقيطي حفظه الله عن امرأة رأت شيئاً من دم الحيض بعد صلاة المغرب ، ولم تعلم هل كان ذلك قبل الغروب أم بعده ؟ ، فما الحكم بالنسبة لصلاتها وصيامها ؟
فأجاب : " إذا رأت الدم وغلب على ظنها أنه سابق للغروب ، فلا إشكال أن صوم ذلك اليوم لاغٍ ويلزمها قضاؤه .
وأما إذا كانت قد غلب على ظنها أن الدم طري ، وأنه حادث بعد المغرب : فلا إشكال في صحة صومها ، ولزوم صلاة المغرب إذا طهرت ؛ فإنها تقضيها وتصليها .
وأما إذا ترددت وشكت ، فالقاعدة عند العلماء رحمهم الله تقول : ( ينسب لأقرب حادث ) ، فالأصل صحة الصوم حتى يدل الدليل على عدم صحته ، والأصل أنها صامت يوماً كاملاً ، وذمتها بريئة حتى نتحقق من وجود هذا المؤثر ، فحينئذٍ يحكم بصحة صومها ، وأما الدم فلا يؤثر في ذلك اليوم.

https://web.facebook.com/photo.php?fbid=2399435313622809&set=a.1374576199442064&type=3&theater 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERBEDAAN AMIL DAN PANITIA ZAKAT

 PERBEDAAN   AMIL DAN PANITIA ZAKAT 1- Amil adalah wakilnya mustahiq. Dan Panitia zakat adalah wakilnya Muzakki. 2- Zakat yang sudah diserahkan pada amil apabila hilang atau rusak (tidak lagi layak di konsumsi), kewajiban zakat atas muzakki gugur. Sementara zakat yang di serahkan pada panitia zakat apabila hilang atau rusak, maka belum menggugurkan kewajiban zakatnya muzakki. - (ﻭﻟﻮ) (ﺩﻓﻊ) اﻟﺰﻛﺎﺓ (ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﻟﻠﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺒﻬﻢ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﻟﻬﻢ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻮ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ اﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎﻟﻚ ﺷﻲء ﻭاﻟﺴﺎﻋﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛاﻟﺴﻠﻄﺎﻥ.* - {نهاية المحتاج جز ٣ ص ١٣٩} - (ﻭﻟﻮ ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ) ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻛﺎﻟﺴﺎﻋﻲ (ﻛﻔﺖ اﻟﻨﻴﺔ ﻋﻨﺪﻩ) ﺃﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻨﻮ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺼﺮﻑ؛ * ﻷﻧﻪ ﻧﺎﺋﺐ اﻟﻤﺴﺘﺤﻘﻴﻦ ﻓﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻛﺎﻟﺪﻓﻊ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬا ﺃﺟﺰﺃﺕ ﻭﺇﻥ ﺗﻠﻔﺖ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻮﻛﻴﻞ* ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻥ ﻳﻨﻮﻱ ﻋﻨﺪ اﻟﺘﻔﺮﻗﺔ ﺃﻳﻀﺎ.. - {تحفة المحتاج جز ٣ ص ٣٥٠} 3- Menyerahkan zakat pada amil hukumnya Afdhol (lebih utama) daripada di serahkan sendiri oleh muzakki pada m

MEMBERIKAN ZAKAT FITRAH KEPADA USTADZ

PENGERTIAN FII SABILILLAH MENURUT PERSPEKTIF EMPAT MADZHAB. Sabilillah ( jalan menuju Allah ) itu banyak sekali bentuk dan pengamalannya, yg kesemuanya itu kembali kepada semua bentuk kebaikan atau ketaatan. Syaikh Ibnu Hajar alhaitamie menyebutkan dalam kitab Tuhfatulmuhtaj jilid 7 hal. 187 وسبيل الله وضعاً الطريقة الموصلةُ اليه تعالى (تحفة المحتاج جزء ٧ ص ١٨٧) Sabilillah secara etimologi ialah jalan yang dapat menyampaikan kepada (Allah) SWT فمعنى سبيل الله الطريق الموصل إلى الله وهو يشمل كل طاعة لكن غلب إستعماله عرفا وشرعا فى الجهاد. اه‍ ( حاشية البيجوري ج ١ ص ٥٤٤)  Maka (asal) pengertian Sabilillah itu, adalah jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah, dan ia mencakup setiap bentuk keta'atan, tetapi menurut pengertian 'uruf dan syara' lebih sering digunakan untuk makna jihad (berperang). Pengertian fie Sabilillah menurut makna Syar'ie ✒️ Madzhab Syafi'ie Al-imam An-nawawie menyebutkan didalam Kitab Al-majmu' Syarhulmuhaddzab : واحتج أصحابنا بأن المفهوم في ا

Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy

 *Tata Cara Shalat Bagi Pengantin Saat Walimah Ursy* Maklum diketahui bahwa ketika seseorang mengadakan acara walimah, maka penganten, bahkan ibu penganten dan keluarga terdekat, merias wajah dengan make up yang cukup tebal. Acara walimah ini biasanya memakan waktu berjam-jam bahkan tak jarang belum selesai sampai waktu shalat tiba. Maka bagaimanakah tata cara thaharah dan shalat bagi wanita yang memakai riasan ini? Solusi 1: Menghapus riasan wajah dan shalat sesuai waktunya Perlu diketahui bahwa salah satu syarat sah wudhu adalah tidak terdapat hal yang menghalangi tersampainya air wudhu ke anggota badan yang wajib dibasuh, tentu penggunaan make up yang tebal sudah pasti menghalangi air wudhu. Maka bagi wanita yang memakai riasan pengantin tersebut tidak boleh berwudhu kecuali sudah menghapus bersih riasan yang ada di wajah, sehingga yakin jika air wudhu benar-benar mengenai anggota wudhu, tidak cukup hanya dengan mengalirkan air tanpa terlebih dahulu menghapus make up nya seperti yan